"Kapokkah aku, menyusuri gang2 kecil di perkampungan perkotaan ibukota Tashkent ini?"
Ada bberapa pertanyaan dari beberapa teman2ku di media sosial, ketika aku banyak bercerita dan memposting pengalaman2 ku tenmtang ini.
Jawabaku jelas, "Ya, TIDAK lah!"
Justru aku ingin sekeli mengulanginya lagi. Dan, sudah aku minta kepada Zoyir untuk menemaniku lagi, di bulan Mei tahun 2025 besok di Uzbekistan, dan aku ingin ke kota tertua disana, Xiva, ayn pastinya aku akan mendapatkan lebih banyak lagi informasi dan pengetahuan2 yang aku ingin dapatkan, di sebuah kota tertua, yang pasti berbeda dari Tashkent .....
Mengapa?
Itu juga salah satu pertanyaan2 yang menurutku sangat lebay, ketika akum au blusukan ke perkampuan2 perkotaan di Tashkent, sementara hampir semua wisatawan pasti lebih memilih ke obyek2 wisata yang sudah menjadi tujuan disana.
Pertama,
Karena, ini benar2 passion ku untuk terus bisa mengeksplore kemana saja kakiku yang lump8uh ini membawaku untuk hati dan pikiranku tentang sebuah inspirasi besar dari Tuhan.
Kedua,
Karena, cinta tidak mengenal rasa2 sakit yang ku"derita: tenang rasa panas, dingin atau kapok dan sebagainya. Cinta adalah "sesuatu banget" yang membawaku berada di langit keseribu, untuk selalu dekat, tanpa berpikir banyak tentang sesuatu yang dicintai .....
Ketiga,