Perjalananku blusukan ke area2 permukiman tua peninggalan Uni Soviet ini, memberikanolitan seperti Tashkent, memang membutuhkan banyak permukiman wahana baru dalam pikiranku tentang sebuah identitas perkotaan. Semua kota apalagi metropolitan, seiring dengan kebutuhan warga dan pertambahan penduduknya.
Tetapi, ketika aku melihat "warna" Tashkent sebagai ibukota negeri cantik Uzbekistan ini, kupikir penglihatanku tidak salah. Bahwa, Tashkent memang mempunyai identitas khusus, sebagai kota yang mempunyai "gerakan" tentang permukiman peninggalan Uni Soviet yang akan menajdi heritage mereka .....
Walaupun bangunan2 apsrtementua ini mempunyai ketinggian yang beragam dari lantai 2,3,4, 9 dan 16 lantai, mereka pada dasarnya menempati posisi bukan yang utama disbanding dengan fasilitas2 perkotaan yang lainnya. Seperti jalan raya yang besar, pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki, serta bangunan2 umum yang cukup mudah untuk di akses termasuk untuk kursi rodaku.
Ditambah lagi, menurut Zoyir kehidupan di Tashkent khususnya, mereka sejak dahulu sangat memperhatikan penghijauan sehingga sekarang pun, rumah2 mereka baik house-landed dan apartemen sangat banyak "menampung" pohon2 besar, yang walaupun mereka belum memeliharanya, sesuai kaidah estetika perkotaan.
Tentu saja, setelah sekian lama, beberapa proyek perumahan era Soviet tidak berjalan dengan baik. Pemerintah Uzbekistan sebagai negara muda, masih membangun fasilitas2 perkotaan dan lambat untuk merenovasi dan membangun fasilitas2 permukiman mereka.
Sangat dimengerti, karena fasilitas perkotaan dianggap lebih besar fungsinya bagi warga kota, dibandingkan dengan fasilitas perumahannya. Karena, bias bagaimana pun permukiman2 yang ada sekarang ini, dianggap "masih layak" untuk ditinggali .....
Entah benar atau salah, tetapi 1 minggu aku di Tashkent, aku belajar banyak sekali tentang bagaimana Tashkent membangun sebagai ibukota negara muda yang cepat dan memberikan kemanan dan cukup kenyamanan bagiku sebagai wisatawan asing berkursi roda.
Bisa dibayangkan, ketika mreka memilih membangun permukiman mereka dahulu dan fasilitas perkotaannya tertinggal. Yang ada adalah, wisatawan2 asing yang datang kesana akan berkelu kesah dengan fasilitas2 yang ada.
Padahal di era presiden kedua mereka yang sangat terbuka, ingin sekali membawa dunia datang ke Uzbekistan. Dan, jika fasilitas2 perkotaannya lambat membangun, akan juga lambat menerima dunia dan investor datang kesana .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H