By Christie Damayanti
Â
Apartemen 4 lantai dengan 1 basement, adalah pemandangan umum di Tashkent, peninggalan Uni Soviet yang dahulu membangunnya dengan cepat dan semurah mungkin, mempertimbangkan konsep "sama rata sama rasa" .....
Â
Dari beberapa referensi yang aku baca tentang rumah2 atau blok2 apartemen di Uni Soviet pasca perang, pemerintah Uni Soviet  membangunnya secara massal dengan desain2 utlitarian yang diarahkan untuk menyediakan rumah2 atau bangunan2 apartemen secepat dan semurah mungkin.
Sangat bisa dipahami ketika sebuah negeri pasca perang, mereka tetap harus membangun rumah2 baru untuk warga negaranya. Tetapi pastinya akan di bangun secepat dan semurah mungkin karena dana negara semakin menipis.
Beberapa bangunan pasca perang, memang belum tentu hancur 100%, dan ada bagian2 bangunan yang masih bisa dimanfaatkan, dan dibangun kembali. Pemerinta komunis memang membangunnya kembali dan bertahan sampai sekarang, termasuk di Uzbekistan, terutama di Tashknet, sebagai ibukota nya.
Tashkent menjadi ibukota setelah Uzbekistan menjadi negara muda yang cantik, Dimana perumahan2 yang ada sekarang, sebagian besar adalah rumah2 atau blok2 apartemen peninggalan Uni Soviet, yang sampai sekarang sebagian belum pernah di renovasi sama sekali.
Warga Tashkent benar2 memanfaatkan tempat tinggal tersebut walau keadaannya cukup memprihatinkan, sesuai dengan yang aku lihat denagn mata kepalaku sendiri, ketika seslama 1 minggu aku blusukan ke permukiman2 perkotaan Tashkent. Akhir Juni 2024 lalu.
                           Apartemen 2 lantai yang paling terasa kehidupan mereka yang sangat susah disana .....
Apartemen 3 lantai yang sangat memprihatinkan, tetapi warga local memang masih menempatinya sejak lama sampai sekarang ......
Apartemen 4 lantai, adalah yang terbanyak terlihat di Tashkent, yang tetap sangat tidak masuk akal jika ada yang masih menempati, karena memang begitulah disana, mereka siap dengan situasi yang terburuk sekalipun, peninggalan kehidupan negeri sosialis komunis .....
Seperti yang aku katakan, bahwa kehidupan modern warga Tashkent ini walau warganya sudah lebih baik dari segi ekonomi nya, mereka masih menempati apartemen2 seperti ini, karena memang sebagian besar adalah apartemen2 peninggalan Uni Soviet. Terbukti, banyak mobil2 modern yang parker di banyak apartemen2 seperti ini .....
Â
Dan, seperti yang aku duga dengan melihat betapa memprihatinkan nya rumah dan apartemen2 tersebut, warga mengeluhkan berbagai masalah sosial ketika rumah2 tersebut harus digunakan sebagai rumah tinggal.
Seperti misalnya, masalah2 utilitas yang buruk termasuk drainage nya, dan kurangnya pemeliharaan lingkungan. Belum lagi masalah2 fisik bangunannya sendiri yang seperti "rumah hantu".
Walaupun demikian, ternyata yang aku baca dari referensi2 tersebut, banyak warga yang  justru memuji untuk bisa bernostalgia dengan rumah2 mereka. Begitu juga aku ....
Sebagai seorang arsitek dengan faham desain klasik, aku benar2 menyayangkan ketika pemerintah justru merobohkan bangunan2 lama yang sdah dalam kategori heritage. Jika rumah2 atau apartemen2 tua itu harus dibongkar karena dimakan usia, teteapi bukan berarti dibongkar dan dibangun dengan desain2 modern.
Minimal, mereka merovasi atau merestorasinya dengagn baik, sehingga "kekayaan" negara tersebut akan menjadi negeri heritage yang bisa memberikan dampak Sejarah bahkan bagi dunia.
***
Setelah pasca perang Dimana Uni Soviet membangun rumah atau apartemen2 sangat cepat sehingga warga mempunyai tempat tinggal lagi. Rumah2 dan apartemen2 tersebut, salah satunya di Tashkent dan ketika aku datang kesana, aku melihat sendiri betapa cerita diatas ini benar2 terjadi dengan desain khas negeri faham sosialis komunis yang "sama sara sama rata".
Semuanya memang hampir sama, dengan desain, kedaan serta kehidupan yang sama ....
Keadaan rumah atau apartemen2 tersebut pun, karena di desain dan di bangun secara cepat dan murah, tentu saja akan ada banyak kesalahan dan seringkali tidak sesuai denga napa yang dibutuhkan warga. Seperti rumah2 "sangat sederhana" di Indonesia, denagn dimensi yang tidak manusiawi, bagaimana mereka bisa menyimpan barang2 mereka yang juga dengan fasilitas yang sangat minim?
Saat itu, hampir warga2 muda yang mau tinggal disana, karena fasilitas yang minim. WAlau kelebihannya sendiri adalah jauh dari pusat kota (sehingga jauh lebih murah), serta bisa dikatakanj waktu itu, lokasinya di sisi "hutan" yang penuh kepohonan (juga menjadi sangat murah) .....
Kerugiannya jelas tampak sampai sekarang adalah desain yang sangat minim, fasilitas yang juga sangat minim, termasuk konstruksinya dengan lantai yang bergelombang dan tidak rata, plafond tanpa penutup serta jendela dari kayu serta tidak dibangun dobel yang seharusnya, untuk bertahan di musim dingin.
Itulah yang aku lihat dan rasakan pada saat aku blusukan di Tashkrnt, yang benar2 membuat aku geleng2 kepala sambil kubergumam,
"Bisa ya, masih ada yang mau dan bertahan tinggal disana ....."
Beberapa apartemen dahulu mempunyai balkon, tetapi seiring kebutuhan akan tempat tinggal, mereka menutup balkon itu untuk menjadi sebuah ruang tambahan, yang akhirnya merusak desain keadaan yang sebenarnya. Dan, pemerintah masih harus menyelesaikan banyak masalah keimbang dengan masalah rumah penduduk .....
Beberapa referensi yang aku baca, ternyata bangunan2 tua peninggalan Uni Soviet ini, ternyata kekuatan struktur dan konstruknya cukup kuat, dari serangan gempa, walau tetap disaat2 gempa 1966, banyak apartemen2 yang runtuh walau tidak semuanya, dan dibangun kembali.
Sewa yang murah ternyata memang merupakan tujuan warga local, sehingga mereka masih menempatinya, walau menurutku itu benar2 sudah tidak layak utuk dihuni. Semuanya, memang tergantung dengang situasi dan kondirinya.
Dengan kedaan yang tidak layak dan penghuninya mungkin hampir 100%, terlihat bbetapa Tashkent masih membutuhkan rumah atau apartemen untuk tempat tinggal mereka.
Seperti Indonesia, kebutuhan mereka akan rumah menjadi hal pokok. Tetapi, lebih mengarah kepada warga yang Tingkat ekonominya rendah.
Ketika faham sosialis komunis dahulu membangun semuanya dengan konsep "sama rata sama rasa", sekarang mereka harus mengubah konsep ini untuk warga nya, dengan fasilitas2 sesuai dengan fungsi serta kebutuhan2 nya .....Â
Catatan :
Jika kita bandingkan dengan rumah susun yang dibangun pemerintah Indonesia, adalah memang rumah susun yang murah karena fungsi dan kebutuhannya memang berbeda derngan apartemen2 yang dibangun oleh swata. Ada harga ada rupa, sehingga rumah susun tidak bisa diperbandingkan dengan apapun, termasuk dengan yang ada di Tashkent.
Di Tashkent, mereka dahulu berada di sebuah negara adi kuasa berfaham sosialis komunis dengan perbedaan konsep hidup dengan Indonesia. Sehingga, warga di Tashkent sudah sangat terbiasa untuk hidup seperti itu, "sama rata sama rasa".
Pemerintah baru sekarang ini, sepertinya ingin membangu Uzbekistan lebih baik dan terbuka dari dunia, supaya mereka bisa mengambil manfaat sebesar2nya dari wisatawan2 yang sekarang ini semakin banyak. Dan, aku yakin dalam waktu singkat, mereka akan mendapatkan tempat tinggal yang ber-fasilitas modern serta nyaman .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H