Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menuju Kehidupan Jaman Faham Sosialis Uni Soviet di Tashkent Dunia Modren saat Ini

16 Juli 2024   11:33 Diperbarui: 16 Juli 2024   11:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

                                                          Rumah2 tua yang belum/tidak di renovasi, peninggalan Uni Soviet di Tashkent

 

Aku melaju menuju sekelompok rumah2 tua peninggalan Soviet, ketika negeri cantik Uzbekistan masih berada dalam kekuasaan Uni Soviet. Di sebuah gang kecil di ibukota Tashkent, aku memang ingin sekali blusukan ke permukiman2 rumah2 tua, peninggalan Soviet, karena aka nada hal2 yang menarik, yang akan aku temukan, selain aku survey di permukiman2 baru dan moden, untuk mencari konsep2 baru yang mungkin bisa aku terapkan di Jakarta.

Suasana komplek permukiman tua itu, seperti yang pernah aku lihat di film2 tua Russia, dengan warga2 yang sedemikian yang benar2 membuat aku merasa "dj vu" dalam film2 itu.

Ibu2 nya yang agak gemuk dengan pasmina, bapak2 nya dengan kaos dan celana sibuk bekerja di sekitarnya (saat ini sedang musim panas, Juni 2024 lalu), dan anak2nya berlari2 bermain denagn tetangga atau saudara2nya. Dengan ayunan yang dibuat sendiri dan ban mobil bekas untuk mereka bermain.....

Suasanya sungguh dj vu, dan aku kian tertarik untuk terus menelusuri apa yang ingin aku lihat dan termukan, yang pastinya akan sangat menarik!

Kursi rodaku terus kupacu menuju sebuah rumah tua, berbentuk apartemen 2 dan 4 lantai. Zoyir yang memanduku, sudah dahulu berjalan di deepanku untuk "membuka" jalanku. Maksudku, dia memang berniat sekali membantuku untuk mendapatkan sesuatu yang aku ingin tahu. Dia berjalan duluan memasuki rumah tua yang aku ikuti mau kesana.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Zoyir masuk ke sebuah rumah tua berlantai 2, untuk melihat apakah aku bisa masuk dengan kursi roda atau harus berjalan saja, dan untuk melobi salah satu penghuni disana, untuk mendapatkan ijin masuk .....

Zoyir memang tidak mengenal warga yang tinggal disana, tetap9i setidaknya dia bisa berbahasa Uzbek, karena dia memang seorang Uzbek. Sehingga, ketika Zpyir minta ijin untuk kami masuk kesana, mereka sepertinya dengan senang hari untuk memperbolehkan kami masuk dan merekam semuanya, asal kami toda mengganggu mereka .....

***

Mereka, warga local di sebuah kompleks permukiman tua peninggalan Soviet itu, menyambut kami dengan ragu dan mungkin heran. Bisa2 nya aku dengan berada di atas kursi roda elektrik, warga Uzbek memang masih heran dengan alat bantu ini.

Sewaktu aku ke Uzbek di awal musim semi Maret 2024 lalu, di area wisata pun mereka banyak yang masih terheran2 mwlihat aku meluncur lancer diatas kursi roda akaibku. Bahkan, anak2 dan remaja itu sering mengikuti aku dan sepertinya mereka ingin mencoba.

Beberapa kali juga, aku memperbolehkan mereka memegang kursi rodaku dan kuperbolrhkan juga untuk mereka mencoba mengendalikannya, dengan aku siap untuk menyetopnya jika terlalu cepat mereka bergerak.

Seperti yang sedang terjadi saat itu, semua warga yang ada disana, melihatku dengan terheran2 dan aku hanya tersenyum sambil melambaikan tanganku sekali2 sambil berhenti dahulu, karena jika aku melambaikan tanganku, ya harus berhenti dulu, karena tanganku kan cuma 1 sebelah kiri, hihihi ......

Anak2 yang ada di sekelilingku dalam kompleks perumahan tua peninggalan Uni Soviet itu pun memandangku dengan kaingin-tahuannya yang besar. Mereka berbisik2 sambil menunjuk2 ke arahku, sementara Zoyir sudah masuk ke sebuah tua 2 lantai dan belum keluar dari sana. Aku memang harus menunggunya sebelum aku menikutinya masuk ke dalam ruah tua itu, sesuai dengan perjanjajian antar kita sebelumnya.

Bahwa, Zoyir akan masuk pertama kali, untuk melihat apakah aku bisa mssuk dengan kursi rodaku atau aku harus berjalan dan digandeng olehnya. Lalu, dia pun harus meminta ijin salah satu penghuninya, apakah kami boleh ijin masuk untuk sedikit berbincang atau merekam lewat foto dan video. Itu adalah perjanjian antara aku dan Zoyir .....

Selama Zoyir masih di dalam aku belumberani masuk ke dalam, karena bisa saja kami tidak diterima disana, aku hanya membayangkan kehidupan mereka agak susah, dan bisa saja mereka menjadi semakin tertekan dengan kedatangan kami, kan?

Aku melalap pandangan yang ada di depan mataku. Sebuah pemandangan yang cukup langka, dan itu bisa aku atau pernah aku lihat pada beberapa film tua tentang kehidupan Masyarakat tentang Russia. Pemandangan langka yang mungkir tidak akan bisa aku lihat lagi, jika Zoyir tidak mengajakku kesana.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pemandangan di sebuah kompleks perumahan lama jaman peningalan Uvi Soviet. Biasanya, kompleks perumahan lama seperti ini, terdapat beberapa rumah dalam apartmen berlantai 2 atau 4, yang dihuni belasan atau puluhan warga local dengan area sosial dan berintaraksi antar warga disana yang cukup luas seperti foto2 diatas ini .....

Memang, demikianlah yan aku harapkan, melihat, berinteraksi serta melakukan pemotretan serta merekam semuanya, untuk kujadikan tulisan2 yang sangat menyentuh tentang kehidupan masyarakat di dunia modern di sebuah negeri cantik yang pernah menjadi bagian dari faham sosialis, yang akhirnya Merdeka dan mampu membangun negaranya dengan cepat .....

Aku tetap menunggu Zoyir menjemputku setelah dia mungkin sedang melobi beberapa penghuni untuk kami diperbolahkan masuk. Dan, aku tetap melahap scene demi scene di layer pandanganku dan menikmati bagaimana aku bisa menuliskannya setelah aku kenvali ke Jakarta. Karena, di otakku sudah sangat penuh untuk dikeluarkan!

Hari itu, siang itu di Tashkent, matahari terus bersinar memancarkan panas yang membuat kami sangat kepanasan. Dengan suhu selalu diatas 40 derajat, panas selalu membakar kulitku tetapi tidak membakar hatiku. Aku justru mendapatkan rasa yang adem dan ayem.

Sepoi2 angin bertiup, membaut dedaunan bergerak seiring dengan angin yang merebak. Sianr matahari tersembul dari antara dedaunan karena memang di Tashkent, pepohonan tua banyak sekali dan subur serta cukup terawat.

Zoyir berkata, bahwa pemerintah Uzbek memang sangat merawat pepohonan2 apalagi yang tua, untuk mendapatkan kota yang asri, sejuk dan nyaman. Sehigga, walau suhu panas menyengat, tetapi jika kami berlindung di sela2 dedaunan, selalu ada kesejukkan apalagi dengan adanya angin yang bertiup, tanpa ada polusi berat, seperti yang ada di Jakarta.

Ibukota Tashkent memang sebuah kota modern, tetapi dengan kepudulian pemerintahnya dalam memelihara penghijaun, Tashkent selalu punya Cadangan oksigen O2 dari dedaunan hijau yang memang mengeluarkan oksigen di siang hari .....

Aku terus menunggu Zoyir keluar dari ruamh tua tersebut dan mengajakku masuk, walau dia belum melakukan itu. Aku tetap menunggu dan aku tetap asik dengan pandangan sekelilingku serta terus merekam yang ada di depan mataku.

Dan, akhirnya Zoyir keluar dan memanggilku untuk mendekatinya dan masuk kesana .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Aku siap masuk ke rumah lama peninggalan Uni Soviet, dengan berdebar karen sangat excited dan aku ternganga denagn keadaan di dalam rumah .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun