Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Masakan Uzbekistan yang Dipersembahkan oleh "Gijduvan Ceramic", Siang itu .....

1 Juli 2024   11:43 Diperbarui: 1 Juli 2024   12:17 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Sebuah ruang makan yang khusus diperuntukkan kepada wisatawan2 yang datang ke Gijduvan Ceramik di Bukhara, makan siang bersama dengan berbagai masakan khas Uzbekistan, di suatu hari yang dingin di awal musim semi tahun 2024 lalu ......

 

Aku mulai "membaca" dan terbiasa denagn makanan2 khas Uzbekistan.

Ketika kami dipersilahkan masuk ke ruang makan yang memang disediakan oleh tuan rumah untuk wisatawan2 yang datang melihat awal dari keramik2 khas Gijduvan. Dengan berbagai makanan dan masakan khas Uzbekistan.

Ruang makan itu cukup nyaman di dalam rumah tua mereka peninggalan 6 generasi Gijduvan salah satu pembuat keramik terkenal di Uzbekistan. Sebuah rumah yang dihiasi piring2 keramik klasik Uzbekistan yang membuat mataku tidak berhenti melotot.

Sebuah rumah tua yang sudah aku jabarkan di artikelku sebelumnya, yang membuat rasa excited ku terus membubung. Menyalakan adrenalinku menjadi rasa excitedku yang luar biasa!

Ruang makan yang disediakan untuk kami atau wisatawan2 itu, sangat nyaman walau udara dingin dari luar tetap menyeruak masuk. Kami duduk di sebuah meja panjang yang di tamkah2kan sesuai dengan jumlah dari kami.

Furniture nya pun terlihat klasik dan masik terawat. Kami duduk di kursi masing, dan aku selalu duduk di ujung meja supaya tidak terlalu ribet dengan kursi roda. Jika tidak dijunung meja, ya di sebelahnya. Mereka sudah tahu itu.

Pelayan2 mereka mulai mengeluarkan makanan2 untuk kami. Makanan dri masakan2 ibu2 penghuni rumah tua tersebut, khas masakah Uzbekistan yang aku sudah mulai mengenalinya .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Makan Bersama dengan  semua yang ikit tour kami dari Indonesia, dengan berbagai makanan yang dipersiaokan oleh Gijduvan Ceramik di Bukhara .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Makanan utamanya memang roti dan pendampingnya adalah daging, yang di Uzbekistan sangat murah. Harga setusuk sate kebab ini, dari daging sapi cincang, sekitar 30.000 Som dikali 0,77 Rp saja (sekitar 22ribu Rp) dan lebih murah jika di resto2 kecil disana. Ini besar sekali. Lho! Seperti makan steak saja .....

Bukan hanya daging sapi saja, tetapi selalu ada kebab daging kambing dan daging ayam. Jika daging kuda, presentasinya dengan di potong2 tipis seperti lidah sapi, setelah daging kuda itu dibuat sosis terlebih dahulu ......

Bisa dikatakan, makanan utama mereka adalah daging! Karena daging sangat murah dan penduduk disana membutuhkan daging untuk kalori dan protein mereka, secara disana, Uxbekistan adalah negara yang "keras" dengan suhu dan cuaca, sehingga untuk mereka srvive.

Tentu saja, untuk karbohidat nya adalah roti prancis yang dicetak besar2 seperti foto diatas, atau juga nasi yang dimasak khusus, seperti nasi2 yang aku tahu dari Timur Tengah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sering kali dengan pasta dengan bumbu acar sehingga membuat segar, serta sup. Klo tidak salah, materialnya adalah labu dan tomat .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Untuk pencuci mulutnya, biasanya adalah buah2an, yang manis2 atau kacang2an seperti ini. Kata teman2ku disana dih, kacang2 ini di Jakarta ada tapi mahal, sehingga ketika kami ke pasar tradisional, mereka banyak membeli kacang2an untuk dibawa pulang ke Indonesia .....

***

Setelah selesai makan, kami digiring ke  gallery tempat mereka memamerkan karya2 keramik mereka dan untuk penjualan, yang memakai dollar US. Memang mahal, teapi memang sangat berkualitas secara sudah bergerasi yang tentu saja tidak diragukan lagi.

Kami diberi kesempatan untuk berkeliling sebelum masing2 memutuskan membeli yang mana sebagai tanda mata cantik dari Bukhara ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun