By Christie Damayanti
                                        Â
Â
Area itu sepi, tidak terlihat papan Namanya dan bangunan2nya pun sedikit tidak terawatt dengan desain arsitektur lawas khas Uzbekistan. Hujan rintik pun membasahi bumi Bukhara, bukaj hujan sakju tetapi hujan air biasa, tetapi dingin karena suhu udara pun disana saat itu tetap dingin dibawah 10 derajat.
Bus tour kami berputar, sebelum kami turun di depan sebuah rumah tua yang tidak ada papan namanya sama sekali. Kupikir, kita akan makan siang saja, walaupun Zoyir sudah berkata bahwa kita akan makan siang setelah kita ke sebuah pabrik tradisional keramik.
Oklah, kami pun berbondong masuk ke sebuah rumah tua, dengan pintu kayu yag nyata bahwa rumah ini memng sudah tua. Bau tanah basah hujan, benar2 segar dan menyeruak di paru2ku. Kami bersajan beriringan, dan bertemu dengan salah satu manajemen Gijduvan Ceramic.
Kami dibawa berkeliling pabrik tradisional keramik itu, setelah kami berkenalan, dan sebelum kami diajak masuk ruang demi ruang untuk memperlihatkan, bagaimana membuat keramik khas Gijduvan yang sangat cantik.
Pabrik tradisional keramin Gijduvan ini, sudah ada sejak bergenerasi dan sampai sekarang tetap bertahan dengan desain araitekturalnya dan dengan desain keramik klasik cantiknya. Suasana pabrik tersebut, benar2 masih sangat tradisional.
Untuk pembuatan keramik mereka pun, tanpa ada peralatan2 modern, semuanya masih benar2 tradisional, sejak generasi ke generasi. Dan, Keramik Gijduvan ini mempunyai sekolah pottery, Dimana ketrampilan tersebut ada sejak lama.
Distrik Gijduvan sendiri, dianggap sebagai pusat bordir (Suzani) dan keramik. Sulaman pada dasarnya ditemukan di seluruh Uzbekistan, namun sekolah bordir Gijduvan memiliki ornamen khas dan warna alami yang digunakan di wilayah tersebut.
Berkat upaya Ibodullo Narzullaev salah satu pemrakarsa, seni keramik Gijduvan tidak hilang pada masa industrialisme Uni Soviet. Warna tradisional sekolah ini adalah coklat, kuning dan hijau. Pola penghias produk memiliki tradisi berusia berabad2 dan diturunkan dari generasi ke generasi. Tugas perajin keramik bukan hanya memproduksi dagangannya saja, namun mewariskan pengalaman yang diperoleh selama bertahun2 kepada generasi berikutnya.
Saat ini, putra Ibodullo Narzullaev, Abdullo dan Alisher menjalankan dua bengkel keramik besar di kota tersebut. Kedua bengkel tersebut memiliki museum keramik gratis, di mana dapat melihat produk dengan dekorasi berbeda seperti ornamen dan bunga dari daerah lain di Uzbekistan. Selanjutnya proses produksi keramik dijelaskan dan diilustrasikan secara detail. Tentu saja, ada juga galeri tempat kita wisatawan bisa membeli oleh2 untuk keluarga.
Penjelasan satu demi satu dari mereka, membuat aku terlongong2 karena benar2 berbeda yang pernah aku lihat di beberapa pabrik keramik di Indonesia.
Dengan berbagai cara mereka membuat dan mendesain, tanpa ada peralatan modern sama sekali. Bahkan, meng-glazur keramik pun, dibuat mursi dari tumbuhan, sehingga dipastikan piring dan mug nya pun bisa dipakai untuk mengkonsumsi makanan tanpa keraguan.
***
Seni keramik adalah salah satu bentuk seni terapan tertua di Uzbekistan, tempat ditemukannya endapan tanah liat putih, termasuk tanah liat tembikar.
Praktek ini digunakan untuk membuat barang2 rumah tangga berukuran besar yang digunakan dalam kehidupan sehari2 masyarakat pedesaan, seperti wadah besar untuk menyimpan makanan dan air, oven tandoor (untuk memasak), kendi dan mainan.
Secara tradisional, pengetahuan mengenai penciptaan seni keramik diwariskan secara informal dalam keluarga, dari ayah ke anak laki-laki dan dari kakek ke cucu. Termasuk Gijduvan Ceramic ini.
Para pembuat tembikar atau keramik baru dilatih terlebih dahulu melalui observasi, kemudian terlibat dalam berbagai tahap proses, dan akhirnya dengan bekerja sendiri. Praktek ini juga ditularkan melalui komunitas seni, universitas, perguruan tinggi dan sekolah seni, serta di festival, pameran kerajinan dan pameran, di Uzbekistan.
                                              Â
Pengrajin keramik ini, membentuk keramiknya dengan tangan dan kakinya menggenjot alat yang berpitar untuk membentuk keramik ini! Di dunia modern ini, untuk berputarnya piringan untuk membentuk keramik, dengan Listrik dan alat2 modern .....
Â
Selain makna historis dan fungsional serta nilai seninya, seni keramik Uzbekistan berkontribusi terhadap pengayaan keanekaragaman budaya dan kreativitas manusia. Produksi dan penjualan keramik juga merupakan sumber penghidupan dan bagian penting dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Gijduvan, sebuah kota kecil yang berjarak 50 km dari Bukhara, telah lama terkenal dengan pembuat tembikar serta teknik melukis dan kacanya yang unik. Dan saat ini tradisi, ahli2 keramik lama dilanjutkan oleh ahli keramik dinasti Narzullaev dalam 8 generasi.
Saat ini, dirumah rumah keluarga dan pabrik tradisional dua bersaudara Abdullo dan Alisher sangat populer. Produk mereka disimpan di banyak museum dunia dan koleksi pribadi. Kedua bersaudara tersebut adalah akademisi Akademi Seni Uzbekistan dan pemenang pameran internasional.
Di pabrik tradisional keramik wisatawan, dipamerkan dan diperlihatkan seluruh proses pembuatan produk mulai dari persiapan tanah liat hingga pengecatan dan pembakaran. Sampai cat mineral alami pun, buatan sendiri yang digunakan dalam semua proses pembuatan.
                                         Â
                                 Setelah piring keramik jadi, mulai dilukis manual oleh seniman2 keramik
                                                Â
Contoh seorang seniman melukis mangkok mungil, dengan kerapihan dan ketelanenan yang luar biasa menghasilkan keramik2 yang memang luar biasa!
                                                           Dokumentasi pribadi
Seseorang sedang menerangkan bahwa, mengaduk tanah liat dan jerami kering untuk menghasilkan sejemput tanah liat yang getas yang siap dibentuk, sampai sekarang masih menggunakan seekor keledai!Â
Tetapi, sayang sekali saat itu si keledai sedang merumput di jam makan siang, sementara kami melihat keledai itu hanya dari sebuah foto lama disana .....
                                              Dokumentasi www.centralasia-adventure.com
Saat itu, memang tidak ada pembuatan keramik, sehingga pembakarannya pun sedang tidak ada. Tetapi, pembakarannya seperti ini memang benar2 masih sangat tradisional, tanpa alat2 modern!
Â
Pengrajin terampil menceritakan rahasia pekerjaan mereka dan menunjukkan proses semua produksi. Dimulai dengan pemilihan tanah liat dan diakhiri dengan pengecatan dan pembakaran.
Para ahli keramik profesional membuat kelas2. Kami dapat mencoba sendiri membuat cangkir dengan tangan mereka di atas roda untuk membentuk keramik atau menggambar ornamen unik di atas piring. Kita bisa mengambil karya agung mereka sendiri, bergantian siapa yang bersedia mencobanya.
Keramik Gijduvan sangat berbeda dengan yang lain di Uzbekistan (Keramik Rishtan atau Khorezm). Keramiknya tebal, dan di dominasi dengan warna2 khas Gijduvan dengan ornament geometris buram klasik hijau tua dan biru. Menggunakan pewarna alami (rumput, kulit buah delima, bawang merah, dll).
Ada banyak hidangan keramik Rishtan (Lembah Ferghana, tipis, dengan pola biru-hijau yang indah dengan latar belakang putih) di toko souvenir di pusat wisata Uzbekistan. Tetapi, keramik Gijduvan kebanyakan bisa ditemukan dan dibeli di pabrik radisional Gijduvan sendiri dan di Bukhara, jarang ditemukan di kota2 lainnya.
Sekitar 1 jam, kami mendengarkan, melihat dan banyak bertanya tentang pembuatan keramik2 Gijduva, sebelum akhirnya kami dipersilahkan makan Bersama di ruang makan mereka .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H