By Christie Damayanti
Uzbekistan adalah sebuah negeri cantik yang sudah tua, mungkin setua Uni Soviet ketika Uzbekistan masih didalam negeri sosialis tersebut. Walau setelah kemerdekaannya, Uzbekistan menjadi sebuah negeri cantik yang masih "muda", sejak 31 Agustus 1991.
Namun, keberadaan negeri yang masih muda tentu saja tidak meninggalkan sejarahnya, yang sebenarnya sudah tua. Termasuk perkotaan dan permukimannya.
Pembangunan rumah2 di Uzbekistan terbentuk berdasarkan cuaca dan topografi wilayah tersebut, hamper sama dengan banyak negara2 di dunia. Itu sebabnya setiap kota di Uzbekistan memiliki tradisi dan bahkan sekolah arsitekturnya sendiri.
Karena seringnya hujan, salju, dan juga gempa bumi, masyarakat membangun rumah dengan rangka kayu ganda di pegunungan. Negeri cantik dengan cuaca ekstrim, tentu saja harus diperhitungkan jika mereka ingin membangun bangunan2, termasuk rumah2 mereka.
Pada akhir abad ke-19, rumah2 di Uzbekistan dibangun tanpa pondasi. Ada memang untuk menahan beban, tetapi Namanya bukan pondasi, melainkan "Saman" (jerami cincang) yang adalah satu2nya fondasi rumah. Bahan utama dinding adalah tanah liat yang dicampur dengan jerami dan bahan lainnya.
Hmmmmmm ......
Untukku yang seorang arsitek di dunia modern, membangun rumah yang harus tahan cuaca ekstrim untuk keluarga mereka, tentu saja harus kuat dan tahan dari serangan alam, bukan?
Tetapi, jika pondasi rumah mereka dengan menggunakan material alam "Jerami cintang", dan bahkan dindingnya merupakan material tanah liat yang dicampur dengan jerami, tentu saja membuat pikiranku terpaku untuk sebuah keingin-tahuan!
Suatu saat aku blusukan di kota tua Bukhara, aku memang melihat benar2 dengan mata kepalaku sendiri, bahwa dinding rumah2 tua tersebut terlihat sobekannya dan aku juga melihat jerami2 (atau mungkin fiber? Seperti untuk membuat keramik?) bergerumbul. Dan, sepanjang dinding mungkin sekitardiatas 5 meter, tidak terlihat kolom2 nya!
                                                           Â
Dokumentasi pribadi/Â Ini sudah rumah baru, dengan batu bata. Tetapi konsep nya masih sangat sederhana, dengan sloof diatas pondari dari kayu (lihat foto kanan, terlihat balok2 kayu dengan besar tidak beraturan yang dipasang melintang) untuk menumpu papan adatu belah2 kayu pendek untuk lantainya.Â
Aku belum bisa masuk ke dalam rumah, tetapi semoga Juni 2024 ini, aku bisa masuk (mungkin) ke rumah2 teman2 Zoyir .....
***
Dan di bawah dinding tanah liat yang dicampur dengan Jerami tersebut itu, ada balok2 kayu kaso, yang sepertinya untuk menahan lantai (pastinya) juga dari kayu. Karena, aku mengamatinya dari luar,karena tidak kenal seseorang disana untuk melihat dari dalam.
Denah rumah
"Pekarangan di rumah2 tua Uzbekistan itu, ada dua yaitu, internal dan eksternal. Perempuan dan anak2 tinggal di halaman. Halaman luar digunakan untuk tamu. Ada kamar paling mewah. Denah rumah tergantung pada anggota keluarga, tetapi ruangan utamanya adalah dapur, ruang tamu, lorong, beberapa ruangan, beranda dan ruang utilitas".
Aku membaca sebuah dokumen lama tentang rumah di Uzbekistan dan yang tertulis adalah diatas ini. Jujur, aku sama sekali tidak mengerti, mengapa denah rumah mereka justru mereka tinggal di halaman rumah sedangkan ruang utamanya justru adalah fasilitas2 nya, untuk sebuah rumah modern???
Atau mungkin, yang disebut "halaman" itu bukan sebuah halaman di luar bangunan, tetapi ruang2 di luar kamar2 dalam rumah tersebut? Bisa jadi begitu, bukan?
Di kota2 berpenduduk padat, pintu masuknya seringkali rendah, sehingga membuat orang harus membungkuk jika ingin masuk atau keluar rumah. Konsepnya adalah untuk menunjukkan, bahwa jika seseorang mau masuk ke sebuah rumah, karena pintunya rendah sehingga menunjukkan rasa hormat mereka terhadap si pemilik rumah, dan itulah tradisi mereka.
Â
Teras atau beranda, sama dengan bangunan2 rumah modern, yaitu untuk menghindari panas, dan disinilah keluarga yang menempati rumah tersebut berkumpul Bersama jika musim panas. Di musim dingin, mereka tinggal di kamar masing2, tergantung lokasi di masing2 rumah, seperti yang aku tuliskan diatas.
Di musim dingin, rumah mreka dipanaskan dengan sdbuah "sandal", yaitu sebuah cekungan kecil dengan bara api yang terus membara dibawah meja. Dan, untuk menjaga agar orang2 yang tinggal di rumah tersebut tetap hangat, ada selimut2 besar yang diletakkan di sekeliling meja.
Orang2 Uzbek selalu berusaha menjaga halaman dan rumahnya tetap bersih dan indah sejak zaman kuno. Dan, setiap keluarga mencoba mendekorasi rumah, dengan mereka membuat gerbang atau pintu2 yang diukir indah serta memasang karpet Iran atau Turkmenistan di kamar.
***
Sekarang ini, Uzbekistan membangun banyak apartemen terutama di kota2 moden atau rumah dengan 1 atau 2 lanti, seperti rumah2 di abad modern ini.
Selama pembangunan perumahan mereka, masyarakat Uzbekistan memperhitungkan kondisi bantuan dan cuaca. Oleh karena itu, setiap kota memiliki tradisinya masing2. Jadi, misalnya, di lokasi2 tertentu disana, yang dianggap sebagai zona seismik, di dirikanlah rumah2 dengan rangka ganda.
Atau, di lokasi yang brebeda, yang tidak ada kegempaannya, rumah2 dibangun dengan satu rangka. Atau lagi, karena derasnya hujan, dipasang bilah tanah liat tebal di atap rumah supaya rumah tidak bocor. Dan, masing2 aerea tersebut memang menjadi tradisi2 nya sendiri2.
Meskipun di berbagai daerah pembangunan perumahan orang Uzbek berbeda dalam beberapa orisinalitasnya, ada juga prinsip2 umum arsitektur. Permukiman lama biasanya terdiri dari jalan2 yang berkelok2 dan sempit, di mana dibangun rumah2 tanpa jendela, dikelilingi tembok lumpur. Semua jendela, baik tempat tinggal maupun bangunan luar, hanya menghadap ke halaman.
Iklim yang panas di musim panas atau perubahan suhu yang tiba2 pada siang hari dan musim menjadi faktor utama yang harus diperhatikan saat merancang perumahan nasional di Uzbekistan.
Sebuah bangunan yang tahan terhadap panas berlebih di musim panas dan pendingin di musim dingin, dan selama periode suhu nyaman, memungkinkan udara segar masuk sebanyak mungkin ke dalam, mungkin ideal untuk tinggal di Uzbekistan. Dengan keberadaan masyarakat Uzbekistan, mereka lebih memilih untuk menggunakan alam bagi rumah2 mereka.
Memang agak kontradiksi tentang ini. Misal, jendela2 yang kecil dan sedikit, sebenarnya mereka bisa membuat jendela besar dan banyak untuk banyakmemasukan angin dan sinar matahari, bukan?
Tetapi, pada kenyataannya Uzbekistan mempunyai kondisi yang cukup ekstrim tentang suhu dan cuacanya, sehingga sepertinya mereka memilih membuat jendela2 kecil dan sedikit untuk cuaca ekstrim mereka di musim panas dan musim dingin ....
Tentu saja, rumah2 tradisional Uzbekistan, berkat akumulasi keragaman teknik arsitektur dan perencanaan, memungkinkan untuk menata ruang dan menciptakan iklim mikro yang nyaman bahkan pada hari2 terpanas secara rasional.
Sistem ventilasi cross, perlindungan sinar matahari dan orientasi bangunan yang sesuai, kinerja termal, penyiraman dan landscape area setempat, semua ini berkontribusi untuk menciptakan kenyamanan maksimal bagi seluruh anggota keluarga.
***
Pertama kali aku melihat rumah2 disepanjang jalan di Uzbekistan dari atau bus tour yang membawa kali traveling disana, sebagai seorang arsitek tentu saja aku banyak melihat dan berpikir, ketika rumah2 tersebut terlihat seperti sebuah rumah yang "belum selesai".
TDokumentasi pribadi/erlihat konsep atap mereka dengan kaso dan reng dari kayu dan penutup atap mereka dari asbes. Coba lihat, dengan lubang yang cukup besar antara dinding dan asbes, apakah tidak menjadi dingin jia winter?Â
Jika di musim panas, memang ok dengan angin masuk banyak sebagai ventilasi. Dan, bagaimana dengan asbes sebagai penutup atap yang sedikit ringkih disbanding dengan genteng? Asbes dengan lebar sekitar 1 x 2 meter, akan mudah terbawa angin jika cuaca ekstrim, dan memang demikian di Uzbekistan .....
***
Atapnya hanya terbuat seperti seng atau asbes yang tentu saja tidak akan membawa kehangatan jika musim dingin tiba. Jendelanya, memang tidak banyak, menandakan bahwa negeri ini memang terlalu banyak matahari ketika musim panas tiba, sehingga rumah2 sedikit jendela bisa sedikit menyerap panas sinar matahari.
Rumah2 yang aku lihat dan amati, terlihat selalu besar2, tidak ada rumah yang seukuran standard di Indoneia, semisal ukuran 4 x 15 meter2. Yang aku lihat, rumah2 itu mungkin diatas 500 meter2. Apakah Masyarakat Uzbekistan "kaya?" Atau, dalam 1 rumah ada beberapa keluarga? Atau, bagaimana?
Aku belum tahu, dan akan kucari, segera .....
Rumah2 yang besar di perkotaan Bukhara, dengan dinding tanah liat dan Jerami, jendela kecil dan cukup luas untuk banyak orang!
Yang jelas,Â
Ketika dokumen lama yang aku bac aini, jelas menuls tentang material2 yang belum pernah aku tahu untuk membangun rumah, aku semakin excited untuk "menemukan" konsep2 kuno dalam pembuatan sebuah rumah, sebagai arsitektur "kuno" Uzbekistan ......