Â
Sebuah permukiman di kota Samarkand, hyang sepi di jam-jam sehaurnya sibuk dengan berbagai kegiatan permukiman. Bangunan-bangunan tua yang kurang terawatt, tetapi justru menimbulkan perasaan hatiku sebagai dunia antah berantah, seakan aku kembali ke jaman Indonesia dahulu .....
                                                       Â
Aku teringat ketika eyang-eyangku masih adaq di kota Purwokerto Jawa Tengah, dan beliau-beliau tinggal di sebuah desa Bobosan, rumah2nya seperti ini dengan dinding-dinding seperti ini serta lingkungan yang juga seperti ini, walau lebih hijau karena Indonesia meamng negara tropis yang penuh dengan hijau .....
                                                         Â
Ya, benar bahwa memang permukiman tua di kota-kota Uzbekistan ini sudah berbaur dengan dunia modern, salah satunya adalah mobil2 mereka yagn diparkor di depan rumah-rumah mereka. Tetapi, jika mereka memang hidup di dunia modern dengan berbagai alat bantu modern, mengapa lingkungagn rumah-rumah mereka tidak diperbaharui dengan mengaspal jalannyan atau memasang paving, sehingga lebih rapi dan bersih?
Benar jiuga, bahwa pemerintah ingin permukiman warga kota tetap ramah lingkungan dan rendah karbon, dengan tetap berlantai tanah (permukaan jalannya tanah). Tetapi, setidaknya ada penambahan-penambahan fasilitas untuk mempercantik permukiman warga local tersebut, bukan?
                                                         Â
Sepertinya, denah permukiman disana meman g sama secara internasional. Rumah-rumah mengelilingi ruang terbuka untuk lapangan atau taman. Untuk bisa sosialisasi dengan warega lainnya. Seperti juga ini.
Sebuah ruang terbuka yang dikelilingi oleh rumah-rumah itu. Area ini terlihat ada aspal, tetapi tidak di desain dengan semestinya, sehingga tetap area permukiman ini seperti permukiman pedesaan di Indonesia .....
                                                         Â