Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arsitektur Bukan Sekedar Mendesain Bangunan Saja, Tetapi Juga "Mendesain" Hati, Passion dan Kepedulian

29 April 2024   11:07 Diperbarui: 29 April 2024   11:09 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Sebenarnya, apakah arsti sebuah ARSITEKTUR?

Arsitektur yang baik adalah,

Seperti sesi terapi yang baik,

Pernikahan yang baik,

Puisi yang bagus.....

Didesain dengan lembut dan hampir tidak terlihat,

Izinkan aku menjadi aku,

Betapapun cacat dan cantiknya aku,

Sebagai seorang wanita arsitek,

Siapa yang peduli dengan segala hal yang dirancang,

Khususnya tentang Arsitektur Disabilitas,

Bagi banyak orang yang membutuhkan bantuan untuk kecacatannya ......

***

Aku sadar,

Sebagai seorang arsitek, yang belajar dan setelah bekerja, bertugas untuk berusaha mendesain dengan sangat baik, untuk bangunan2 dan lingkungan yang bisa dimasuki oleh semua orang tanpa terkecuali.

Bukan hanya sekedar mendesain bangunan2 dan lingkungn yang bombastis, modern dengan teknologi canggih dan bukan sekedar mendesain dan membangun yang mungkin satu2nya di dunia yang membuat melongo dunian .....

Sebagai seorang arsitek, aku juga sangat sadar bahwa tidak semua orang mempunyai tubuh yagn sama besar atau kecil, tidak sama dengan pikiran dan sikap, bahkan tidak sama dengan berbagai keadaan fisik mereka.

Aku benar2 sadar bahwa bangunan2 atau lingkungan2 yang aku desain itu juga habrus mamou untuk "bagaimana bangunan2 dan lingkungan2 iu mampu memberikan ruang public yang aman dan nyaman bagi setiap orang yang datang, tanpa kecuali dan tanpa perbedaan serta tanpa diskriminasi.

Mereka yang datang, yang harus diselaraskan dengan berbagai fungsi dan aksesibilitas nya yang mumpuni, supaya mereka benar2 merasa bahwa bangunan2 dan lingkungan yang ku desain bisa menjadi "rumah" mereka .....

Ketika kami berwisata di jantung kota Samarkand di Uzbekistan ini, keindahan Registan Square itu, memang tidak akan tersapi dari pandangan mataku, dari ujung ke ujung. Berabad2, Registan Square itu mampu menjadikan Uzbekistan sebagai salah satu negeri Islamic yang membuat semua mata warga dunia melotot tidak henti.

Berabad2 itu adalah bukan waktu yang sedikit bahkan berabad2 adalah waktu yang sangat lama. Dan, ketika saat itu aku disana, mereka sangat berusaha tentang aksesibitas untuk wisatawan2 asing ataupun local, yang berkebutuhan khusus.

Aku sudah mengalaminya, ketika aku berada disana.

Aku melihat dengan jelas, bagaimana mereka berusaha memberikan dan menambhakan fasilitas dan aksesibilitas yang lebih baik, walaupun penambahanan fasilitas dan aksesibilitas itu hanya sementara.

Karena, aku sangat sadar bahwa sem ua kota2 heritage yang sudah ada di abad2 sebelumnya adalah kota dan tempat yang tidak bisa sembarangn untuk diubah dan ditambah. Sehingga, jika mereka memberikan tambahan fasilitas dan aksesibilitas dengan material2 sementara, itu sangat luar biasa, seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel sebelumnya .....

Aku benar2 melihat, mereka memberikan ramp2 khusus non-permanen untuk kursi rodaku bisanaik dan masuk ke istana Registan, tanpa harus seseorang mengangkat kursi rodaku dengan trap2 atau belasan anak2 tangga, yang pasti membuat yang membantuku terlalu lelah dan capai dengan mengangkat kursi rodaku berbobot sekitar 30 kg!

Mereka menambahkan ramp2 dengan material besi ringan yang bisa dipindahkan ketika tidak dibutuhkan lagi atau bisa disimpan di Gudang dan dipasang lagi pada saat dibutuhkan.

Ada juga ramp sementara dengan material kayu, untuk menuruni tangga masuk ke istana Registan dan bentuknya agak unik, karena disesuaikan dengan bentuk anak tangga dengan permukaan bebatuan cadas.

Bahkan untuk menuruni istana Registan untuk masuk pun, aku merasa tidak nyaman karena bentuknya yang tidak seperti biasanya.tetapi itu merupakan cara mereka yang benar2 memikirkansemuanya, walau memang tidak nyaman. Karena, Regustan itu sudah berabad2 yang lalu yang pada saat itu pasti belum berpkir tentaqng orang2 berkebutuhan khusus ,,,,,

Tetapi, setidaknya mereka benar2 berusaha berbagai cara untuk yang terbaik bagi orang2 yang datang kesana .....

Karena, jika ramp2 itu tidak ada, pada saat aku kesana aku tidak akan bisa mengeksplore banyak di istana Registan Swuare ini, walau mungkin aka nada yang terus menolongku, tetapi aku tidak akan bisa merasa bebas bahkan aku akan merasa mengganggu orang lain, Dimana aku benar2 membutuhkan pertolongan.

Dengan penduduknya yang super duper ramah, dan helpful serta tanpa diminta mereka membantuku sebagai wisatwan disabilitas, aku sangat tersanjung dengan passion dan kepedulian mereka!

Terlalu banyak bantuan luar biasa dari mereka sebagai penduduk local di Uzbekistan, termasuk di Registan Square, untuk aku dan kursi rodaku selama perjalananku keliling Uzbekistan ......

ARSITEKTUR bagi Uzbekistan,

Ternyata bukan hanya sekedar DESAIN dan KEPEDULIAN saja'

Tetapi, arsitektur juga "mendesain" dan merancang pemikiran warga local Uzbekistan untuk bisa terus peduli bagi disabilitas, prioritas (lansia) serta siapapun yang berkebutuhan khusus .....

Bagaimana dengan arsitektur di negara2 yang lain?

Bagaimana dengan arsitektur di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun