Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama untuk Sebuah Negeri Anti-Mainstream, Uzbekistan

18 April 2024   08:55 Diperbarui: 18 April 2024   08:59 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi - I love Uzbekistan, sebuah negeri anti-mainstream, negeri yang aku tidak mengeerti dan mungkin kurang aman dan kurang nyaman untukku sebagai disabilitas pengguna kursi roda. Tetapi, itulah cinta .....

By Christie Damayanti

I love Uzbekistan

Jatuh cinta pada pangan pertama, sepertinya itu sangat klise. Benar2 sangat klise. Tetapi, itulah aku! Bukan karena aku jatuh cinta pada seseorang, teatpi aku jatuh cinta pada sebuah negara anti-mainstream serta sebenarnya, aku tidak tahu banyak tentang negara ini .....

Sebenarnya, awalnya adalah aku diajak teman baruku untuk menjelajah negeri ini, karena mereka punya Perusahaan travel dimana aku masih ragu. Aku benar2 berpikir tentang negeri ini, tentang ban yak hal.

Aman ga, ya?

Karena negeri ini adalah sebuah negeri baru pecah dari UniSoviet 31 Agustus 1991, dengan famah sosialis komunis, sehingga aku membayangkan ke sebuah negeri sosialis komunis yang aku baca dimana2 tentang kesetaraan yang sedikit "tidak masuk akal" bagiku.

Nyaman ga, ya?

Karena negeri ini, setelah lrpas dari Uni Soviet dan presiden mereka yang pertama masih menganut faham yang sama, masih merupakan negara yang "tertutup" dengan berbagai masalah jika ingin kesana.

Lalu juga, setelah presiden mereka yang kedua, negeri ini berubah menjadi sebuah negeri yang mayoritasnya adalah Moslem, sehingga menambah lagi kekawatiranku karena aku adalah seorang minoritas, beragama Kristen, memakai kalung salib, penampilan oriental serta dkatas kursi roda. Wajar, kan jika aku sedikit kawatir?

Kursi rodaku, bisa ga, ya?

Secara umum setelah aku keliling dunia dengan kursi rodaku, aku bisa menarik sedikit kesimpulan tentang negara2 mana yang "ramah disabilitas", yaitu Jepang dan Singapore. Bahkan, negara2 barat maju seperti di Eropa dan Amerika saja, mungkin hanya sebagian kecil saja yang busa aku lakukan dengan kursi roda!

Sehingga, sepertinya sangat wajar ketika aku kawatir dengan keadaanku jika aku nekat untuk datang ke negeri ini, saat itu .....

Semu aitu cukup menyita pikiranku, karena aku harus "keluar" dari zona nyamanku, yaitu terbang ke sebuah negara yang anti-mainstream, Uzbekistan. Dimana, biasanya aku terbang dengan destinasi ke neara2 yang "biasa saja" dan yang semua orang bisa datang kesana karena terlalu biasa .....

Di hari1 pertama akhirnya aku terbang kesana dengan teman2 baruku yang ternyata benar2 berkomitmen untuk membantuku jika aku butuh bantuan dengan berbagai hal yang aku pikirkan diatas, saat itu kami landing hari sudah gelap dan dingin.

Masuk bus tour yang besar dan tinggi, aku selalu dinatu oleh seorang tour guide untuk menggandengku selalu karena anak2 tangganya terlalu tinggi dan kursi rodaku langsung masuk ke bagasi bus.

Dan, malam itu langsung ke hotel chek in di Tashkend ibukota Uzbekistan, setelah kami makam malam Bersama denagn makanan2 lokal yang, wuiiihhhhhh ...... sungguh enak! Benar2 enak, sehingga hatiku mulai mencair .....

Besoknya di hari ke-2, kami merasakan hujan salju rintik, dan merasakan salju di awal musim semi 2024, yang seharusnya awal Maret ini suhu udara belasan derajat. Tetapi saat itu, Uzbekistan masih bersuhu dibahaw 10 derajat Celsius, bahkan pernah di hari2 kemudian adalah di titik minus derajat, bahkan sampai minus -8 derajat!

Di hari ke-3 di Uzbekistan dan kami berada di kota pertama yang kami kunjungi sekitar 5 jam adalah kota Smarkand kami pun bermain salju dengan latar belakang Registan Square. Sambil menjelajah kompleks Pendidikan Registan itu, kami pun (terutama aku), benar2 bermain salju. Duduk, tiduran, berguling2 di atas permukaan salju yang bersuhu minus!

Dengan latar belakang komp;eks Registan Square ini, sebuah "istana" dengan arsitektur Islamic Dimana aku belum pernah memasuki dunia ini, sungguh membuat aku langsung jatuh cinta ......

Detik demi detik aku mengmbara di Uzbekistan dengan berbagai kota yang kami lalui dan dengang keramah-tamahan penduduk local serta kepedulian mereka dan teman2 baruku tentang keberadaan dan keterbatasanku disana, lagi2 aku benar2 tersentuh dan hatiku sungguh meleleh dengan cinta .....

Aku semakin jatuh cinta, dengan pemandangannya, dengan perkotaannya yang ternyata memang cantik, perpaduan negeri Islamic, negeri Asia Tengah Russia serta negeri barat Eropa. Kultur dan budaya nya pun merupakan Paduan dengan banyak unsur yang benar2 aku belum pernah masuk ke dunia ini.

Terutama dengan "malaikan2 pelindungku", yang benar2 sudah Tuhan kirimkan kepadku untuk terus mendampinginku serta menolongku ketika aku membutuhkan bantuan mereka.

Semakin lama aku disana, selama 7 hari aku mengembara di Uxbekistan, semakin jatuh cintalah aku. Romantisme "White Christmas" nya dengan pohon2 cemara yang tertutup salju, merupakan "White Christmas" yang tertinggal.

Keindahan arsitekturlanya yang merupakan perpaduan banyak kultur dan budaya, arsitektur yang benar2 "Arsitektur Islamic". Juga kebersamaan semua teman2 dalam grup tour ini, serta kepedulian mereka semua, itu pun membuat aku luluh lantak untuk sebuah cinta ......

Semakin jauh kami mengembara dan semakin mendekati untuk kembali ke Indonesia, aku semakin banyak berdiskusi dan lobby2ing, untuk kemungkinan2 aku akan sering ke Uzbekistan, hanya sendirian atau bersama2 lagi dengan teman2ku.

Dan seelah itu, aku memutuskan untuk terbang lagi kesana, tahun ini juga, pada bulan Juni 2024, ketika aku merayakan ulang tahunku di umur 55 tahun ......

I love Uzbekistan,

Itu sudah tidak kuragukan lagi. Aku ingin, Uzbekistan menjadi salah satu "rumahku" selain Indonesia, Jepang dan Singapore, Dimana Jepang dan Singapore merupakan "rumahku" dengan seringnya aku kesana berkali2 dan membawa konsep2 baru darisana untuk disabilitas Indonesia.

Sekarang, aku ingin sekali sering ke Uzbekistan dan mengeksplore tentang apa yang ingin aku lakukan, berjuang untuk disabilitas Indonesia. Aku juha ingin menghasilkan banyak inspirasi dan motivasi2 baru.

Semuanya untuk Indonesia,

Semuanya juga untuk Uzbekistan ......

Sekali lagi, 

I love Uzbekistan .....

Dan, tunggu saja! Apa yang aku lakukan untuk negeri ini, dan apa yang aku lakukan untuk Indonesia, untuk disabilitas Uzbekistan dan terutama untuk disabilitas Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun