Bumi memang  sudah berubah. Bukan hanya alamnya yang sudah rusak yang justru disebabkan oleh manusia, bumi pun mengubah semuanya, termasuk manusia warga nya. Kenyamanan2 warga bumi dari awal sesuai yang dicintakan oleh Tuhanku, dirusakkan oleh segelintir warga bumi den gan egoism dan keserakahan.
Bumi pun "terlena" dengan keserakahan manusia. Bumi terksplore luar biasa, dalam pengambilan harta karunnya, yang membuat warga bumi semakin serakah, dan akhirnya bumi pun terhempas lelah .....
Warga bumi yang masih waras terus mengupayakan apa yang terbaik bagi bumi, tetapi apa yang bisa dilakukan tanpa ada kekuatan besar untuk menghentikan eksplorasi harta karun bumi?
Apa yang terjadi pun, memberikan dampak bagi bumi (lagi), termasuk warga bumi. Warga bumi seperti aku yang sama sekali tidak bisa berbuat apa2, aku hanya bisa menuliskan tentang keluh kesahku serta berupaya menyadarkan mereka dengan berbagai cara lewat tulisan2ku.
Bumi pun merana, ketika siklus alam pun bergeser, dan aku adalah salah satu warga bumi yang sempat merasakan ini, lewat hamparan salju putih di awal musim semi dengan suhu minus sampai -8 derajat.
Aku memang "beruntung" menyaksikan dan mersakan salju terbal di awal musim semi 2024 lalu, tetapi aku pun merasakan sebuah "kesedihan" bumi dengan alamnya yang bergeser. Kesedihan bumi akhirnya menjadi sebuah pengalaman wisata baru yang aku rasakan.
Apakah aku patut berbahagia?
Apakah aku patut bersenang2 merasakan salju tebal dengan suhu minus, yang seharusnya suhu sudah menghangat?
Apakah aku patutu tersenyum merasakan butiran2 salju putih dingin nan membeku?
Aku tidak tahu ......
Yang aku tahu adalah, sebuah kenyataan besar, salah satu yang terbesar untukku, traveling ke sebuah negeri antah berantah, pecahan negara berfaham sosialis komunis dan menjadi negeri Muslim, yang aku sama sekali tidak tahu tentang kemanannya apalagi kenyemanannya, tetapi Tuhan ku berkenan aku datang kesana .....