Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Awal Mula Petualanganku Lewat Dinginnya Suhu, Saat Turun dari "Uzbekistan Airways"

20 Maret 2024   09:57 Diperbarui: 20 Maret 2024   10:48 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

                                                                                                                     Dokumentasi pribadi

                                                                                         Grup tour Wesgo.Travel di Samarkand, Uzbekistan

 

Seperti yang aku katakana pada beberapa artikelku tentang Uzbekistan sebelumnya, bahwa memang bumi kita sudah "rusak".

Di akhir Februari dan bahkan masuk awal Maret 2024 lalu aku disana, Dimana searusnyaq musim semi yang agak hangat denagn suhu diatas 10 derajat Celcius, saat itu cuma dibawah 5 derajat bahkan sampai 8 derajat Celcius serta masih turun hujan salju .....

Jadi, awalnya ketika kami diberitahu tentang suhu disana, aku siap dengan baju2 menjelang musim panas, sweater tipis, jaket tipis dan syal. Serta kaos tangan panjang.

Tetapi, beberapa hari sebelum keberangkatan, ada kabar bahwa di Uzbekistan masih turun salju dan suhu disana masih dibawah 5 derajat Celcius. Karuan saja, aku bongkar lagi kopor ku dan mengubahnya dengan baju2 winter! Dan, benar saja ......

Turun dari pesawan Uzbekistan Airways, udara dan angin dingin menyambut kami. Di Tashkent International Airport, belum ada garbarata, sehingga kami turun denagn tangga dan angin dingin membuat kami harus terus meeapatkan coat dan syal yang kami pakai.

Di Tashkent, memang tidak turun salju, tetapi suhu nya sama denganm suhu jika turun salju. Tetapi, ketika kami beranjak dari Tashkent ke Samarkand, selama perjalanan kami dihujani salju dari hanya rintik2 saja sampai agak berat, serta pemandangan kanan kiri kami adalah padang salju serta salju2 menutupi pepohonan yang meranggas .....

Sampai Samarkand, setelah kami check in hotel kami, Hotel Maxwell, mulailah kami mengeksplore Samarkand dari perkotaan sampai jantung Samarkand, Registan Square, yang semuanya tertutup salju, yang memang cantik .....

Aku sendiri sering bermain salju jika aku melanglang buana di musim dingin. Aku pernah bermain salju di Eropa, aku pun sering bermain salju di Amerika dan di Jepang. Tetapi, ini adalah kali pertama aku bermain salju di Uzbekistan.

Tim kami terdiri dari 17 orang dari Indonesia dengan beberapa orang yang memandu kami. Dari Wesgo.Travel. adalah 3 anak muda yang sangat piawai tentang Uzbekistan karena salah satu dari mereka, mas Agustinus pernah tinggal di Uzbekistan bertahun2 serta pernah tinggal di negara2 sekitarnya, sehingga kami merasa aman dan nyaman dengan tim ini.

Ditambah dengan seorang mitra Wesgo.Travel, seorang Uzbekistan yang lancer berbahasa Indonesia karena beliau pernah kuliah dengan bea siswa di UNJ Universitas Negeri Jakarta selama 4 tahun, tentangn  Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dengan 17 orang dan aku yang memakai ursi roeda, tentu saja aku adalah "tamu Istimewa" yang benar2 mereka jaga untuk kemanan dan kenyamanku. Mba Lia, salah satu pemilik Wesgo.Travel adalah teman sekamarku selama disana.

Mas Agustinus juga pemilik serta beliau adalah prnulis beberapa buku keren, serta mas Hassan seorang content creator, yang promosi2nya pasti bikin ingin kenalan, yang mempromosikan semua yang berhubungan dengan travel mereka.

Kami berkenalan tidak senagaja ketika aku menggelar Pameran Filateli Kreatif yang ke-25 dengan tema Singapore di Centarl Park Mall, di bulan Oktober 2023 lalu.Mereka datang karena kantor mereka ada di Neo Soho, berseberangan dengan Centarl Park Mall, dalam 1 kawasan Podomoro City, tempat aku juga berkantor di APL Tower, juga tempat aku bekerja sebagai arsitek, hamper 20 tahun lalu.

Perkenalan yang tidak sengaja, antara exhibitor dan penguntung pamrean, berlanjut kepada pertemanan dan persahabatan. Dan, sudah terbukuti bagaimana mereka bertiga menyambutku sebagai teman baru, lalu aku ikut dalam tour mereka yang pertama ini ke Uzbekistan.

Ada yang bertanya,

"Tumben, Christie keliling dunia dengan tour. Mengapa tour? Katanya, tour itu tidak sesuai denagn keinginan, diburu2 dan mahal?"

Aku jawab,

"Aku ternang ke negara2 yang sudah aku daatangai bahkan berkali2, itu karena negara2 tersebut adalah 'biada', mainstream lah. Sudah jelas kemananan dan kenyamanannya, apalagi aku kesana, ke negara2 mainstream itu sudah berkali2. Amerika, Eropa, Audtralia, New Zealand apalagi Asia dalam 46 negara sekarang ini, dengan negara2 yang 'biasa saja' dan sering didatangi oleh banyak turis"

"Tetapi, aku tidak pernah bermimpi untuk mendatangi negara2 yang menurutku adalah 'antah berantah', karena tidak tahu itu negara bagaimana. Bagaimana keamanannya apalagi bagaimana tentang kenyamanannya, apalagi aku dengan kursi rodaku".

"Sehingga, aku memutuskan untuk mencoba ikut tour ke Uzbekistan ketka Wesgo.Travel mengajakku. Tentang alasan ikut tour itu memang sangat relative. Memang, aku lebih memilih traveling sendiri karena aku bebas untuk kemanapun. Apalagi, aku traveling tujuanku bukan sekedar jalan2 saja, tetapi untuk research dan survey tentang perkotaan, aksesibilitas serta fasilitas2 untuk disabilitas dan prioritas. Dan, aku membuat buku2 tentang ini, dan konsep2 ini bisa aku bawa dan mungkin bisa diterapkan dengagn berbagai modifikasi di Indonesia".

"Nah, Uzbekistan ini adalah salah satu negara pecahan Uni Soviet dengan faham sosialis komunis, yang Merdeka tanggal 31 Agustusw 1991, dan menjadi negara Islam, tentu saja aku berpikir ulang untuk kunjunganku pertama kesana".

"Aku dibayang2i dengan diskriminatif di Indonesia antar agama, dan aku sebagai seorang Kristiani tentu saja aku membayangkan bagaimana mereka memperlakukan aku, bukan? Apakah aku harus melepaskan kalung salibku supaya aku tidak dibedakan atau apapun yang terjadi?"

"Setelah aku memutuskan 'berangakat', pasti sudah kupikirkan sebaik2nya serta berdoa pada Tuhan yang terbaik untukku, Tuhan mengirim pesan untukku untuk berangkat. Dan, terjadilah yang luar biasa aku disana, dengan keterbatasanku tetapi banyak malaikat2 penolongku dan benar2 membantuku" ......

“Diburu2? Mahal? Ga, tuh ternyata! Eh, klo dengan Wesgo.Travel. Ga tahu dengan yang lain, karena memang aku tidak pernah ikut tour, sepanjang ke negara2 yang ‘biasa saja’, bukan’tidak biasa dan antah berantah’ seperti Uzbekistan. Dan, sama sekali tidak mahal dengan 1 minggu full. Tinggal di hotel berbintang serta makan sepuasnya penuh dengan daging, hihihi …..”

“Juga tidak pernah diburu2, malah kita sering kehabisan ‘mau ngapain lagi ya’, karena sudah lama dan sudah kedinginan. Karena, dingin sekali disana” …..

Mitra Wesgo.Travel di Uzbekistan, Zoyirjon Narmetov, pun sangat care dan membantuku denga napa ayng aku lakukan, dan dia menjadi seorang malaikat pelindungku yang terbaik yang Tuhan berikan untukku. Dia sama sekali tidak mau aku melakukan seuatu yang biasanya aku lakukan sendiri karena aku memang hidupo sendiri sekotar 3 tahun lalu.

Katanya,

"Ya, jika ditempat lain, tetapi disini biarkan saya membantu" .....

Ternyata, Tuhan memang ingin aku kesana karena ada maksud terntu dari Tuhan untukku. Ada tugas2 baru yang harus aku lakukan untuk Indonesia pastinya, dengan bisa kesana dan nantinya akan sering kesana untuk survey dan research tentang perkotaan, aksesibilitas serta fasilitas2 untuk disabilitas dan prioritas .....

***

Ini adala awal dari petualanganku di Uzbekistan. Perjalanan dimulai dari suhu dingin dibawah 5 derajat Celcius, ketika pertama kali keluar dari Uzbekistan Airways.

Di Tashkent International Airport, belum mempunyai garbarata, kami menuruni tangga pesawat (klo aku sih dengan lift diatas kursi roda), dan semilir angin dingin benar2 menyergap tubuh tropis kami ……

432430926-2685123004988683-3696885506467649496-n-65fa4f53de948f0d4b3d5602.jpg
432430926-2685123004988683-3696885506467649496-n-65fa4f53de948f0d4b3d5602.jpg

                                                                                                                   Dokumentasi pribadi

                                                   Grup tour kami di Samarkand, dengan suhu membeku dan salju terhampar dimana2 .....

 

Angin dingin menyakbut kami, tetapi dinginnya suhu itu, tidak membat hatiku menjadi dingin. Bahkan, kehangatan justru menyusup semakin dalam di hatiku untuk mulai mengeksplore Uzbekistan, dan aku mulai jatuh cinta pada negeri cantik ini ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun