Sakah satu gerombolan anak2 muda itu, ada 2 orang Bernama Hassan dan Agus. Mereka mempunyai Perusahaan tour and travel "Wesgo". Dan, kami pun terlibat perbincangan yang asik sebagai sesame traveller. Dan, mereka mengajakku ke Uzbekistan, diama aku sempat berpikir banyak hal karena negeri ini termasuk "negara antah berantah", yang belum jelas keamanannya, kenyamanannya serta apakah aku bisa traveling diatas kursi roda, walaupun kursi roda elektrik?
Aku memang seorang traveller. Ceritaku tentanng travwling, sudah ada puluhan buku2 ku, dan aku sudah mengunjungi 46 negara di dunia. Walau sekarang aku diatas kursi roda, aku tetap traveling bahkan sendirian, tanpa ada yang menemani.
Berikut motivasiku tentang traveling, yang sudah viral di media sosial, sebagai traveller diatas kursi roda ajaibku :
---------------------------------------------------------------------------------------------------------Â
Travelling VS PrestiseÂ
Untukku, Travelling adalah hobiku. Sebagian tabunganku hanya untuk travelling. Aku sudah pernah berada di 4 benua, dengan 46 negara, dan beberapa negara dan kota lebih dari 2x, 3x sp belasan kali. Bahkan Amerika sudah puluhan kali.Â
Sombong? Bukan!Â
Travelling itu bukan untuk gaya dan prestise. Tetapi justru untuk membuka wawasan tentang suatu kota atau negara. Dan dari travelling itulah, aku menimba banyak sekali ilmu ......Â
Ketika bapak masih ada dan aku masih kecil, jika travelling bapak mengajak aku untuk melakukan riset. Misalnya, apa saja yang aku lihat, dimana dan bagaimana perasaanku. Itu ketila aku SD kecil. Dan kita diskusi.Â
Lebih detail lagi ketika aku SD besar dan SMP, bapak memintaku untuk membuat tabel2. Misalnya, berapa jauh antar kota atau berapa jauh antar pompa bensin.Â
Untuk apa?Â