Sekarang ini, Singapura menghadapi populasi menua yang disebabkan oleh meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kelahiran. Pada tahun 2021, negara ini memiliki salah satu angka harapan hidup tertinggi di dunia.
Namun pada tahun yang sama, Singapura merupakan salah satu negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia. Pada beberapa tahun kedepan, diperkirakan sepertiga penduduk Singapura akan berusia 65 tahun ke atas.Â
Pergeseran demografis ini memberi tekanan pada masyarakat Singapura seiring dengan menyusutnya angkatan kerja yang berjuang. untuk mendukung populasi lanjut usia.
Sama dengan Jepang, piramida penduduk Singapura pun bukan seperti yang biasa, dengan menggembung bagian tengah dan atas, menandakan bahwa warga Singapura memang akan menjadi berkurang angkatan kerjanya, sekitar 20 atau 30 tahun lagi, dan anak-anaknya pun tidak semakin banyak untuk masa depan negara tersebut.
Berbeda dengan piramida penduduk Indomnesia yang masih menyisakan anak-anak sebagai penerus bangsa yang besar.
Di atas adalah perbedaan piramida penduduk Singapura dan Indonesia di tahun yang sama 2020. Di mana, piramida penduduk Singapura, anak-anaknya lebih sedikit daripada angkant bekerjanya, sehingga pemerintah Singapura memang sudah agak kawatir tentang masa depan Singapura, termasuk Jepang.
Ketika antara 20 atau 30 tahun kemudian, penduduk angkatan kerja Singapura sekarang ini akan menjadi warga lansia, Singapura sudah jauh-jauh hari mempersiapkannya dengan berbagai cara.Â
Salah satunya mereka mempersiapkan rumah-rumah kelola untuk lansia dengan berbagai fasilitasnya, seperti yang aku datangi ini di Bedok, "Lions Home for The Elders".
Aku mencari para petugas di sana, tetapi tidak ada, sehingga aku masuk saja.....