Aku hanya bisa berbaring saja, disisa hidupku, entah sampai kapan ......
Wajarlah, Dokter Gandhi dan dokter2ku di Jakarta beranggapan demikian. Sehingga saat aku sudah merasa tepat waktunya untuk bekerja lagi, saat itu, sekitar 6 bulan kemudian sejak saat aku di hari kelimat terserang stroke. Aku harus di test "Fungsi Luhur" di RSCM, untuk mengetahui, apakah aku mamu untuk bekerja lagi dengan keadaanku yang otaknya memang sudah cacat .....
Sedangkan otak kananku, 100% berfungsi dengan baik, karena tidak ada darah yang merembes ke otak kananku .....
Puji Tuhan. Tetap bersyukur dengan segala keadannku .....
Dokter Gandhi mempersilahkan aku untuk menyendok sendiri, bubur untuk makan pagiku. Dia mau melihat, seberapa jauhkah tangan kiri ku yang sebernarnya tidak bermasalah, tetapi bisa saja bermasalah karena renbesan darah ke bagian otak kananku.
Aku mencoba mengambil sendok dan berusaha untuk menyendok bubur ....
Sendok jatuh. Dia ambil yang lain, oleh suster yang meamng berjaga. Aku coba lagi, bisa, tetapi ketika mencoba menyendok bubur, uh .... Susah!
Posisi sendok tidak bisa untuk menyendok, dan aku mulai sadar, bahwa aku harus benar2 bekerja keras untuk terapi, jika aku mau "hidup" lagi. Kucoba lagi, ku coba lagi dan kucoba lagi.
Pertama, meleset. Sendok yang kupakai untuk menyendok, membuat bubur malah berantakan. Bubur tercungkil dan terlempar, hahaha .....
Kedua, meleset lagi. Begtu seterusnya sampa yang kesekian kali, bubur bisa tersendok di dalam sendok, tapi sedikit sekali. Aku tersenyum menang, dan Dokter Gandhi bertepuk tangan. Aku tertawa.
Dengan kode, Dokter Gandhi meminta aku untuk memasukkan bubur itu ke mulutku dan menelan. Aku mencoba memasukkan bubur itu di dalam sendok. Meleset! Bubur dan sendok menyerempet ke pipi kanaku. Bubur tumpah!