By Christie Damayanti
Dokumentasi pribadi - Community Center Punggol di lokasi Water Way View, Singapore
Karena sudah sekitar jam 3 sore, pasti kami lapar! Tetapi terselimur denga napa yang aku dapatkan sepanjang perjalananku denagn Hartono Wu dari Sengkang sampai Punggol. Sebuah inspirasi besar muncul di kepalaku tentang bagaimana Singapore mampu memberikan fully kesejahteraan bagi warganya .....
Kami lapar, dan Hartono Wu mengajak aku ke sebuah community centre di Punggol, dekat dengan Water Way View, dan kami makan siang disana. Tetapi, tetap saja sebelum mencari lapak yang ingin kami datangi untuk makan siang, aku pun tetetap mengamati apa yang ada di community center disana.
Sebuah bagunan megah dan modern dengan arsitektur local serta benar2 mencerminkan sebuah temoat untuk berkumpulnya warga untuk berkomunitas, tetapi tidak terlihat seperti pertokoan, walaupun ada berbagai jenis lapak untuk kebutuhan penghuni di Punggol.
Bangunan itu hanya terdiri sekitar 3 lantai dengan aksesibilitas dan fasilitas yang nyaman untukku sebagai pengguna kursi roda elektrik. Permukaan lantainya rata, kalaupun ada perbedaan level permukaan, mereka membangun ramp dengan railingnya, sesuai denagn aturan Singapore, yang sudah aku tuliskan di artikel2ku sebelumnya.
Dokumenasi pribadi - Bangunan Community Center di Punggol dengan arsitektur local. Ketika aku berada di lantai 3 dengan naik lift, aku melihat dari jendela kaca, ternyata ada ramp landau dengan derajat ketinggian sangat rendah yang nyaman untuk pengguna kursi roda!
Dan, ternyata ramp itu bisa naik sampai ke lantai 3. Sayang, aku tidak naik -- turun dengan ramp, karena waktunya sangat terbatas. Ex mahasiswa terbaikku di Jakarta belasan tahun lalu, harus segera ke kampunya di SIT Singapore Institutte of Technology untuk mengajar disana, sebagai asisten profesornya ......
Jadi, kami hanya naik turun dengan lift dan kami makan siang disana Bersama, sebelum Hartono Wu pergi ke SIT dan aku pulang ke downtown Singapore .....
***
Community Center di Punggol itu, sepertinya ingin memberikan suasana sebagai "bangunan keluarga" karena memang berada di lingkungan cluster2 apartemen dengan banyak keluarga. Dan, sebagai bagian dari keluarga itu ada ayah ibu anak2 dari balita sampai dewasa, orangtua atau lansia bahkan disabilitas.
Dengan berbagai jenis kebutuhan manusia dalam keluarga, mereka membutuhkan fasilitas2 yang berbeda, sehingga ketika "bangunan keluarga" ini di Punggol dengang 3 lantai yang menyediakan lapak2 untuk memenuhi kebutuhan keluarga, akhirnya mereka berpikir bahwa jika bangunan ini padat dan ramai dengan banyaknya penghuni yang naik turun, dan lift hanya ada 1 buah, mereka membangun ramp berderajat ketinggian rendah untuk naik turun sampai ke lantai 3 .....
Sebuah inovasi yang sangat inovatif!
Daripada menambah jumlah lift yang pastinya akan mahal, mengapa tidak membangun ramp berderajat ketinggian rendah untuk keamanan dan kenyamanan bagi pengguni berkebutuhan khusus? Kursi roda, walker atau stroller, aman dan nyaman sambil menikmati pemandangan Water Way View di ujung sana .....
Anak2 pun aman dan nyaman bermain naik turun sambil berlari2 mengikuti keluarganya yang berkebutuhan khusus. Teriakan2 mereka menggema sambil orangtua mreka menunjukkan betapa indahnya pemandangan Water Way View di ujung sana ......
Aku tersenyum membayangkan jika aku tinggal disana dan anak2 masih kecil. Dan, aku terus memasukan inspirasi2 baru dikepalaku sambil berpikir, apa yang aku bisa lakukan supaya konsep ini bisa aku bawa ke negaraku tercinta ......
Hartono Wu mengajakku untuk mencari lapak kuliner yang ada di lantai 3 untuk memesan makanan kami. Pipihan kami adalah lapak Chinese Food dengan potongan2 besar babi yang kami suka.
Dokumentasi pribadi - Lapak Chinese Food pilihan kami untuk makan siang
Dokumentasi pribadi - Pilihan makan siang kami, sudah sangat lapar jam 3 sore! Karena keasikkan perjalanan dari Sengkang ke Punggol .....
Setelah makan siang/sore selesai sambil ngobrol tidak henti2nya, kami berpisah. Hartono Wu kembali ke Sengkang untuk ganti baju dan melajutkan tugasnya sebagai dosen dan asisten profesor di SIT, aku melanjutkan perjalananku ke downtown Singapore.
Â
***
Tetapi, tunggu dulu!
Sebelum aku pulang ke downtown Singapore, aku masih ingin berjalan2 sendirian seputaran Water Way View. Toh, matahari masih bersinar cerah dan hari masih sore sekitar jam 4.00, sayang jika aku tidak manfaatkan. Karena, setiap detik aku kemanapun, aku tidak pernah menyia2kan waktuku, selama aku bisa .....
Hari itu, adalah hari ke-2 bersama dengan Hartono Wu. Next aku ke Singapore lagi, kami berjanji akan bertemu kembali untuk perjalanan2 berikutnya dalam pembuktianku tentang apa yang Singapore lakukan demi mensejahterakan warga negaranya dalam kehidupan mereka ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H