By Christie Damayanti
Â
Setelah puas keliling Sengkang, dari keliling melihat tower2 cluster apartemen, lalu masuk ke beberapa tower termasuk tower tempat Hartono Wu tinggal dan melihat segala fasilitas2 yang dibangun oleh pemerintah Singapore demi kesejahteraan warga kota dan negaranya.
Lalu, menlohat fasilitas2 community dan sport club di Sengkang sampai keliling taman connector serta menyisir Sungai Punggol, perbatasan antara Sengkang dan Punggol.
Hartono Wu mengajakku untuk keliling lagi, tetapi naik LRT. Hanya sekedar keliling dalam lajur berbentuk angka 8, untuk bisa melihat kehidupan Sengkang dari atas kereta LRT, sebuah kereta diatas tiang2 sekitar beberapa meter diatas permukaan tanah.
LRT Sengkang adalah jalur transit jalur pemandu otomatis sepanjang 10,7 kilometer di Singapora timur laut. Jalur yang pertama kali dibuka pada 18 Januari 2003 menghubungkan kawasan pemukiman dan pinggiran kota Sengkang ke Pusat Kota Sengkang, yang menghubungkan dengan jalur MRT Timur Laut, Simpang Bus Sengkang, Compass One, dan Simpang Bus Compassvale.
Sistem Light Rapid Transit (SPLRT) Sengkang dan Punggol yang sepenuhnya tanpa pengemudi melayani 2 kawasan perumahan dengan pertumbuhan tercepat di Singapura.
Dibuka pada tahun 2003, LRT Sengkang menghubungkan penduduk di kawasan tersebut dengan pusat kota, stasiun MRT Sengkang di Jalur Timur Laut, dan persimpangan bus Sengkang. Jalur ini melayani 14 stasiun dalam dua putaran.
LRT Punggol dibuka pada tahun 2005. LRT ini menghubungkan penumpang dari kawasan pemukiman ke stasiun MRT Punggol di Jalur Timur Laut dan persimpangan bus Punggol. Kereta berjalan sepanjang dua putaran dan saat ini melayani 14 stasiun.
Jadi, memang antara Sengkang dan Punggol merupakan titik tercepat pertumbuhan berbagai aktifitas warga Singapore, sebuah kota baru yang memang di desain untuk masa depan Signapore dengan ratusan, hamper 1000 tower apartemen.