By Christie Damayanti
Kami, aku dan Hartono Wu, berjalan lagi. Kali ini dia mengajak aku untuk menerobos Sengkang Riverside Park yang membuat aku terpana ......
***
Seperti yang pernah aku tuliskan tentang taman2 yang ada di Singapore itu, terhubung dengan satu system "park connector", baik taman2 kota yang sudah ada sejak lama, maupun taman2 kota baru seperti di Sengkang dan Punggol.
Penghubung taman adalah jalur bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda yang kini menyediakan akses ke sebagian besar wilayah Singapore. Mereka atau "park connector" ini di bangun dengan sadar oleh pemerintah Singapore untuk mempromosikan tujuan Singapore menjadi masyarakat "car-lite".
"Car-lite" sendiri untuk mempromosikan bagaimana Singapore ingin memberikan kehidupan yang lebih sehat tanpa kendaraan bermotor, sehingga dengan hubungan antara taman2 kota yang bisa dijangkau dengan jakan kaki atau sepeda, membuat udara lebih bersih dan sehat.
Terlepas dari Namanya (park connector), seringkali tidak hanya menghubungkan taman. Geografinya terutama ditentukan oleh lokasi tempat yang mudah untuk disisipkan. Misalnya, antara pedestrian yang ramah, aman dan nyaman.
Hal ini umumnya berarti koridor dengan sedikit penyeberangan jalan, yang sebagian besar berada di sepanjang saluran air, tepi danau, dan pantai. Saat ini terdapat lebih dari 300 km jalur tersebut.
Peta Pulau Singapore diatas ini, yang menunjukkan penghubung taman dan jalur transit kereta api di Singapura. "Koridor Rel" adalah koridor yang pernah dilewati jalur kereta api ke Kuala Lumpur; di ubah menjadi jalur rekreasi.
MRT adalah sistem kereta api "berat" perkotaan di Singapore. LRT (dikelola bersama dengan MRT) adalah angkutan orang yang dipisahkan satu tingkat yang melayani kota2 baru, terutama Sengkang dan Punggol.
"Park connector" adalah salah satu dari penghubung2 di Singapore. Sekarang ini, penghubung2 yang ada sudah semua terhubung, kecuali sedang di proses adalah jalur kereta non-MRT yang akan dibuka untuk wisata, dan next akan aku datangi untuk membuktukannya.
Sebagian besar penghubung taman telah dipasang di bagian kota yang sudah dibangun. Aku sudah berjalan di beberapa taman di Singpore dan aku sudah membuktikannya dengan sangat terpana .....
Selama dalam perjalananku ke Singapore, aku mengunjungi Punggol dan tetangganya Sengkang, dua "kota baru" terbaru di Singapura, di mana jalur rekreasi linier yang kemudian disebut penghubung taman dibangun ke dalam struktur perkotaan sejak awal. aku sangat tertarik untuk melihat bagaimana fungsinya. Dan, benar2 membuat aku semakin "iri .....
Punggol dan Sengkang berada di ujung timur laut Singapora.
Daerah di mana mereka berada merupakan lokasi desa2 yang sebagian besar penduduknya adalah petani dan nelayan pada akhir tahun 1990-an, ketika daerah tersebut ditetapkan sebagai lokasi dua kota baru. Akibat krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990an dan kemudian krisis keuangan global pada tahun 2007-2008, pembangunan menjadi agak lambat.
Banyak bagian Punggol dan Sengkang yang masih belum dibangun, dan banyak pembangunan yang masih berlangsung, terutama di sepanjang tepi utara dan timur wilayah tersebut.
Sengkang dan Punggol direncanakan berdasarkan pengaruh konsep "kota modern" tentang bagaimana membangun sebuah kota. Bangunan tidak menyentuh bangunan tetangga dan tanpa pagar, sehingga menjadi satu kesatuan dengan konsep "penghubung".
Penggunaan lahan dipisahkan. Kemacetan dapat dihindari. Meskipun kota2 ini, Sengkang dan Punggol, berasal dari tahun 1990-an dan penerapannya pada abad ke-21, gagasan "urbanisme baru". Tidak ada jalan perbelanjaan yang ramai di Sengkang dan Punggol. Yang ada adalah pasar2 tradisional atau sekedar mall lingkungan untuk kebutuhan penghuni, jadi mereka tidak perlu ke downtown Singapore.
Jantung komersial Sengkang dan Punggol adalah kegiatan perdagangagn di mall2 atau pasar2 tradisional, bersebelahan dengan stasiun MRT dan LRT. Dan juga sering diadakannya bazzar tradisional di area jatung kota baru ini.
Pada dasarnya semua cluster2 apartemen di Sengkang dan Punggol adalah sebagian besar dibangun oleh Badan Perumahan dan Pembangunan (HDB). Perumahan HDB di Sengkang dan Punggol, seperti perumahan HDB baru lainnya di Singapore, memiliki kualitas yang tinggi dan tidak mudah dibedakan dengan perumahan swasta.
Ya, itulah perbedaan antar Singapore dan Jakarta!
Di Singapore, apartemen2 yang dibangun oleh pemerintah, sangat mirip setara dan sebangun dengan konsep, desain serta metrail2nya. Singapore tidak malu2 "bersaing" antara pemerintah dan swasta yang menghasilkan persatuan serta kebanggaan bagi warganya.
Di Jakarta, pemerintah membangun apartemen rusunawa sangat berbanding terbalik dengan apartemenn yang dibangun oleh swasta, sehingga jurang antar si kaya dan si miskin semakin terlihat dengan desain yang benar2 anjlok!
Cluster2 aparteen2 di Sengkang dan Punggol dibangun di atas blok yang sangat besar, sehingga memungkinkan untuk berjalan atau berkendara perlahan melalui jalur dan jalan yang agak tidak beraturan. Ada juga jalan arteri yang lalu lintasnya padat dan pejalan kaki biasanya harus menyeberang melalui jembatan. Arteri memang memiliki pedestrian namun membawa kita cukup dekat dengan lalu lintas.
Sangat sedikit pejalan kaki yang berjalan di sepanjang jalan arteri, karena mereka memilih untuk berjalan di "park connector" yang terdapat di area kota baru tersebut. Atau mereka memilih denagn naik LRT, kereta di atas jalan dengan tiang2 tinggi, yang menghunungkan antara area 1 dengan area lainnya di kota baru tersebut.
Sebagian besar wilayah Sengkan dan Punggol terdiri dari dataran rendah, yang di tiga sisinya dikelilingi oleh penghalang air yang besar.
Di sebelah utara terletak Selat Johor yang memisahkan Singapore dari Malaysia; di sebelah timur dan barat terdapat bekas sungai yang telah diubah menjadi waduk. Jalur Air dengan gorong2 besar Punggol menghubungkan kedua waduk tersebut. Dan, tentu saja saluran airnya beberapa meter lebih rendah dari permukaan jalan.
Penghubung taman  atau "park connectornya, semuanya terletak di sepanjang aliran air, seperti yang terjadi di sebagian besar wilayah Singapore. Akibatnya, tidak ada lalu lintas lintas yang harus ditangani. Fully untuk pejalan kaki yang ramah, aman dan nyaman!
Mulai menapaki Sungai dan waduk2 buatan di Sengkang. Mereka membangun jalan setapak dengan jembatan menyusuri Sungai dan waduk yang benar2 berpemandangan sangat cantik! Tidak terlihat sedikit saja, sampah atau material2 yang rusak! Keren, sekali!
Pemandangan di belakangku adalah kota satelit Sengkang dengan cluster2 apartemen ratusannya, benar2 membuat aku semakin "iri". Mereka bisa menjelajah "park connector" seperti aku, kapanpun, denga naman dan nyaman serta ramah disabilitas untuk kursi roda, stroller ataupun walker dan tongkat! Gila banget! Luar biasa indah!
Namun hampir tidak dapat dihindari bahwa titik awal dan akhir, akan beberapa meter lebih tinggi dari konektor taman. Sehingga, agak sulit untuk menggunakan kursi roda. Pemandangan dari penghubung taman seringkali menanjak hingga ke cluster apartemen2nya.
Aku sangat menikmati perjalananku antara Sengkang dan Punggol. Memang, aku tidak bisa berjalan berkeliling 2 kota baru ini, antara Sengkang dan Punggol, karena keterbatasan lahan yang maha luas sekian (aku tidak tahu, belum ketemu data ini).
Tetapi bisa dibayangkan denagn mungkin hamper 1000 tower apartemen dari Sengkang dan Punggol, sepertinya aku tidak akann mampu berkeliling, bahkan dengan kursi roda elektrikku .....
Sebagian besar penggunaan konektor taman bersifat rekreasi. Ada banyak pengendara sepeda, scooter yang memang diperuntukkan bagi warga berkebutuhan khusus, kursi roda elektrik seperti aku.
Ada juga cukup banyak pelari dan orang-orang yang tampak sebagai pejalan kaki yang cukup serius, atau setidaknya pejalan kaki dengan keluarga yang membawa Binatang peliharaan mereka seperti anjing dan kucing.
Sebagian besar penghubung taman di Sengkang dan Punggol (serta di tempat lain di Singapore) telah mempunyai garis kokoh untuk memisahkan pejalan kaki dari pengendara sepeda dari beberapa tempat ada dua jalur terpisah.
Hanya ada sedikit bangku di sepanjang penghubung taman, karena mereka memang terbiasa untuk berjalan kaki jauh dan lama.
Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar perjalanan akan berakhir dengan pendakian, penghubung taman jarang merupakan jalur logis menuju area perbelanjaan, stasiun transit, atau perumahan. Yang melakukan perjalanan dalam taman2 penghubung ini, seperti aku benar2 hanya sekedar berjalan2 atau memang menuju tempat yang lebih cepat menerobos taman.
Aku  tidak atau belum melihat banyak pengguna konektor taman yang sepertinya sedang dalam perjalanan ke tempat kerja atau membawa tas belanjaan karena dalam teman2 ini memang tidak ada tempat untuk beristirahat bahkan sama sekali (atau ada, tetapi aku belum menemumannya) tidak ada toilet.
Sangat mudah untuk melihat bagaimana penghubung taman ini meningkatkan taraf hidup warga Sengkang dan Punggolyang ingin sedikit berolahraga. Berharap semua lingkungan kota dunia (termasuk Jakarta) memilikinya.
Agak sulit untuk melihat bagaimana mereka berkontribusi besar dalam menjadikan Singapore sebagai masyarakat "car-lite". Ini bukan rahasia bagi para perencana dan pemerintah Singapore.
Dan, aku sudah membuktikannya .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H