Pagi itu, setelah suster menegakkan tempat tidurku dan memberikan bantak bear di tubuh kananku, aku selalu bisa melihat dari jendela ruang ICCU tepat aku dirawt secara intensive, sebuah kota San Francisco yang megah ......
Sebenarnya, kemarin rencana kami mau kesana, jika aku tidak terserang stroke.
Aku tahu spot2 mana untuk bisa berfoto2 cantik dengan Golden Gate, dan aku membayangkan, kedua anak2ku akan berlarian berteriak2, dan aku bisa menjepret kenangagn itu dengan latar belakang jembatan yang di cet merah itu. Aku mengibaskan pikiranku yang semakin melantur, yang akhirnya aku meneteskan air tama, dan hatiku jatuh terpuruk~
"Tidak! Aku tidak mau terpuruk lagi! Jika aku terus seperti ini, bagaimana aku bisa cepat sembuh?"
"Aku ingin cepat sembuh! Bukan sekedar sembuh saja, tetapi aku ingin cepat sembuh, secepat2nya! Supaya aku bisa cepat pulng ke Jakarta, bekerja lagi dan tidak hanya bisa berbaring saja disini!"
Mataku beralih dari jendela itu.
Di dindng di depanku, ada jam digital.
Ah ... masih jam 4 pagi. Pantesan, masih gelap. Aku berusaha tidur lagi. Supaya minimal aku mengurangi hari2 yang mengerikan, berbaring saja sendirian disini ......
Tetapi, aku tidakbisa tidur. Tidak lama kemudian, seorng suster datang. Sperti biasa, dia menyapaku ketika dilihatnya aku sudah terbangun.
"Good morning, mam".Â
Kata2 standard dari suster, dan dia tersenym lebar. Dan dia tidak mengajakku bicara lagi. Mungkin dia tahu atau dokter memberitahu bahwa aku belum bisa bicara, serta aku jangan diganggu.