Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ex Mahasiswa Terbaikku Menjadi Asisten Profesor di Singapore, Betapa Bangganya Aku...

16 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:10 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Dokumentasi pribadi - Aku, Hartono Wu dan Prof Paolo dari Italia di SIT Singapore Institute of Technology

Aku ke Singapore memang bukan hanya untuk berjalan2 sambil liburan tanpa memikirkan pekerjaan. Bukan. Aku berkali2 ke Singapore selama tahun 2022 lalu, adalah untuk research dan survey. Bagaimana aku bisa membawa klonsep2 baru tentang disabilitas, yang mungkin bisa diterapkan di Jakarta, khususnya.

Berawl dari hanya sendirian tanpa teman apalagi tim untuk research dan survey ini, lama2 teman2ku lewat Facebook yang tahu keberadaanku disana, menghubungiku untuk bertemu. Dan, setiap aku ke Singapore aku selalu dilindungi oleh "malaikat pelindungku" mas Kardy Chiu dan Nadry Halim seorang arsitek muda yang dulu pernah bekerja magang di tempat aku bekerja seskarang di Jakarta, dan dia sekarang menuju seorang arsitek muda berbakat di sebuah konsultan arsitektur di Singapore .....

Setiap kali ke Singapore pun, selalu ada teman batu selain dari 2 sahabat2ku diatas. Salah satunya adalah Hartono Wu, seorang yang pintar dalam dunia perencanaan sipil. Dulu, dia adalah mahasiswaku ketika aku masih mengajar sebagai dosen di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Hartono Wu adalah salah satu mahasiswaku terpintar dan setelah lulus dia mengambil S2 dan S3 di beberapa negara dan sekarang dia tinggal di Singapore Bersama istrinya, dan mengajar di salah satu universitas terkenal juga di Singapore.

SIT atau Singapore Institute of Technology adalah universitaw atau institute yang cukup terkenal di Singapore, tempat Harono Wu mengajar. Dan, suatu saat sebelum aku ke Singapore saat itu, dia menghubungi aku untuk bertemu jika aku ke Singapore.

Denagn senang hati aku menjawab "iys", dan 2 hari full di Singapore, kami bertemu. Di hari pertama, Hartono Wu mengajakku keliling ke SIT dan bertemu dengan beberapa mitra2nya disana, salah satu bergelar profesor dari Italia, Prof Paolo.

Pagi2 aku dijemput Hartono Wu di hotelku di Joo Chiat. Dia belum tahu bahwa aku full mandiri walau hanya dengan kursi roda ajaibku, sehingga pagi itu dia berkeras menjemputku, supaya aku tidak nyarsar, hihihi .....

Aku tahu, dia memang seorang ex mahasiswaku yang terbaik. Baik dari segi prestasinya, juga dari segi "unggah ungguh" nya antara dosen dan mahasiswa. Dan dia tahu dengan keadaanku yang cacat diatas kursi roda. Sehingga, aku mengerti betapa (mungkin) dia kawatir tentang aku sesndirian di Singapore, sehingga aku memperbolehkan dia menjemputku di hotelku.

Tetapi, maksuddnya adalah supaya awalnya dia tidak perlu kawatir dengan keadaanku. Next, aku yang akan berkeras untuk tidak mau dijemput olehnya, hahahaha .....

Pagi itu saat itu awal Desember 2022 lalu,

Hartono Wu datang menjemputku di salah satu hotel heritage di Joo Chiat sekitar jam 8.00 pagi dan aku sudah siap di lobby. Kami sedikit mengobrol. Dia agak canggung karena (mungkin) melihat aku sebagai ex dosennya duduk di atas kursi roda ajaibku. Dan, just4ru aku ingin dia tahu bahwa "aku baik2 saja" walau dengan kursi roda.

har-65a5e2c4de948f633d3b1f22.jpg
har-65a5e2c4de948f633d3b1f22.jpg

Dokumentasi pribadi - Aku dan ex mahasiswaku di hotelku di Joo Chiat Singapore

Sejak jaman aku masih menjadi dosennya, aku tetap seorang Christie si "preman proyek" dengan  dandan seadanya, selenge'an serta menganggap mahasiswa adalah temanku tanpa mau memaksa, mendikte atau apapun. Walaua tetap ada batasanya antara dosen dan mahasiswanya.

Sehingga, sangat mungkin dia canggung denan ku. Sudah lama tidak bertemu dan dia adalah salah satu mahasiswa favoriteku serta dia pun menganggap aku adalah salah satu dosen favoritenya, hahahaha .....

Eh, jangan salah!

Sebagai dosen saat itu, aku adalah dosen favorite semua mahasiswa. Mengapa? Karena gayaku. Sebagai seorang dosen yang bekerja sebagai arsitek lapangan, aku adalah salah satu dosen yang "tidak mau diatur", dengan caraku aku mendidik mahasiswa2ku untuk kuat dan struggle di dunia lapanan karena aku mengajar 8 mata kuilah di Fakultas Teknuk Sipil, yang harus kuat secara fisik dan kuat secara pikiran.

Jelas lah, fisik harus kuat untuk kerja di lapangan dan pikiran hars kuat karena berhutng kekkuatan bangunan, kan?

Dan, setiap kali ada pemilihan dosen favorite, aku pasti jadi pemenangnya karena akum au saja klo mahasiswa2 itu datang ke kantor ke lapangan bahkan ke rumahku untuk diskusi tentang apapun. Bahkan, aku membuka hp ku 24 jam jika mereka butuh curhat, yang aku tahu dengan pasti Sebagian besar mahasiswa2ku adalah anak2 muda dari daerha luar pulau yang kost dan orangtua mereka ada di daerah tempat mereka tinggal .....

Aku juga seorang dosen yang membolehkan buka buku, bahkan boleh ujian di perpustakaan atau membawa banyak buku atau rumus2 apapun pada saat ujian bahkan mau ngobrol pun silahkan, karena soal2ku adalah tentang kreatifitas dan inovasi2, yang tidak ada di buku apapun, hahahahaha ......

Bahkan, Sebagian dari mereka tidak bisa menjawab. Yang bisa menjawab dan mendapat nilai bagus adalah mereka yang berpikir kreatif dan inovatif! Dan, itu ada di Hartono Wu, salah satunya di angkatannya saat itu sekitar awal tahun 2000-an.

Aku juga seorang dosen yang tidak pelit berbagi ilmu, bahkan bukan ilmu kuilah nya, tetapi bagaimana mereka harus melakukan banyak hal untuk menjadi "seseorang". Bukan hanya pintar, lulus dan bekerja saja, tetapi bagaimana mereka punya kelebihan khusus sehingga bisa menjadi "trendsetter" dimasa depan, karena persaingan yang semakin ketat!

Terbukti, kan?

Persaingan semakin ketat, membuat banyak anak muda drop, bingung, karena persaingan global. Bukan hanya di Indonesia saja, meainkan anak2 muda dunia merambah semua negara dan anak2 muda di Indoneisa yang tidak siap mereka akan tersingkir dan anak2 muda dunia yang akan menggantikan mereka!

Dan, Hartono Wu melakukan apa yang aku ajarkan, ketika suatu saat aku melihat dirinya di Facebook dan aku tersenyum ketika dia ban yak memposting dengan lugas serta mencatat apa yang aku ajarkan kepada mahasiswa2ku .....

Terbukti juga, dia survive di Singapore salah satu negeri terbaik di dunia dengan ratusan bangsa di sana dan dia memperlengkakinya dengan otaknya yang cerdas dan semakin cerdasw ketika dia menjadi salah satu pengajar di SIT serta bergaul dengan banyak profesor dunia.

Aku bangga dengan nya, dn itu aku tunjukkan dengan bercerita seharian dan aku pun tidak mau dia "mengasihani" diriku sebagai salah satu dosen favorite nya, tetapi sudah berada di atas kursi roda,

Tdak, aku tidak mau dikasihani karena aku memang masih survive dengan keberadaanku. kan?

Dengan dandananku memakai celana pendek diatas kursi roda ajaibku, akhirnya Hartowo Wu terlihat terkesan dengan cara hidupku. Dan setelah itu, kami benar2 "berteman" dalam arti sebenarnya. Tidak ada lagi dosen dan mahasiswa.

Dia sudah menjadi seseorang yang luar biasa dengan gelar S3 nya, tetapi aku pun tetap menjadi seseorang dengan gelar S2 ku dan mempunyai "skill" khusus yang tidak atau belum terlihat ada, tentang arsitektural disability ......

***

Welcome to SIT Singapore Institute of Technology
----------------------------------------
Ketika salah seorang mantan mahasiswaku,
Salah satu yang terpintar di kelasku saat itu,
Sudah menjadi "seseorang" di negeri sebrang,
Dengan gelar S3 sebagai asisten profesor,
Dan bersama kolega nya dari Italy,
Mengembangkan banyak hal di bidang teknologi .....

Itu membuat aku sangat bangga
Terima kasih, Hartono,
Kamu memberikan arti dan makna luar biasa sebagai seorang dosen saat itu,
Dan menjadikan hatiku berbunga2 disaat2 aku menjadi seorang yang semakin tertinggal

Terima kasih, Profesor Paolo
Dengan pandangan2 nya tentang sebuah wawasan baru untukku tentang kepedulian di negara nya, Italia ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun