Cerita2 tentang covid-19 yaqng sangat mengerikan menghantuiku. Berita2 tentang ini di Indonesia, membuat aku over thinking dengan keadaan anakku. Dengagn panik, aku minta sahabat Michelle, Tenzin untuk membeli banyak vitamin yang dibutuhkan dan kutransfer uang untuknya untuk membeli banyak vitamin. Serta kuminta Tenzin untuk membawanya ke apartemen Michelle!
Setiap saat, aku over thinking, tetapi memang seorang anak muda seumur Michelle berusia sekitar 19 atau 20 tahun, daya tahan tubuhnya masih terlalu kuat untuk ditumbangkan. Keetika vitamin2 itu tetrus masuk ke tubuhnya, dan ketika laporan Michelle kepada bagian Kesehatan pemerintah Jepang dan mengirimnya dengan berbagai fasilitas2 untuk pemulihannya, secara cepat Michelle pulih!
2 minggu Michelle pulih dan ketika petugas Kesehatan Jepang datang untuk memeriksanya, dia benar2 dinyatakan sudah pulih tetapi harus tetap istirahat sampai 2 minggu kemudian, sehingga Michelle dinyatakan sembuh 100% tanpa dirawat di rumah sakit, hanya di apartemennya saja ......
Puji Tuhan ......
Setelah itu, Mishelle tetap boleh bekerja di Seven-Eleven, paruh waktu karena pandemi waktu itu masih panjan, dan belum ada vaksin. Kuliah sudah jaman denagn online. Zoom, diskusi denagn dosen2nya dan Michelle kembali ceria sambil bekerja dengan terbatas, sampai saat vaksin datang dan seluruh dunia mendapatkan vaksin, termasuk Michelle .....
Vaksin datang, dunia mengalami perubahan perlahan. Warga dunia menerima vaksin sampai pada saatnya akhir tahun 2020, beberapa negara bisa membuka lagi warganya boleh bekerja dengan sangat terbatas memakai masker. Dunia tetap berjaga2 tetapi menjadi lebih baik secara perlahan. Dunia dikenal dalam "New Era" setelah pandemi .....
Sampai pada saatnya, Jepang mulai membuka diri. Bukan kepada dunia tetapi kepada warga local, sama seperti Indonesia.
Aku mulai masuk kantor di bulan Juni 2020 dengan Work From Home per-1 minggu 2 atau 3 hari ke kantor, dan Indonesia membuka diri dengan warga local untuk memulai hidup di "new era". Dan, begitu juga Jepang yang membuka diri wisatawan2 lokal mulai berdatangan.
Michelle memang cukup concern tentang pekerjaannya di hotel, tetapi saat itu Hyatt Shinjuku belum membuka diri bagi warga local, sehingga Michelle masih hanya bekerja di Seven-Eleven. Berbulan2 demikian, dan ketika menginjak 1 tahun berada antara kebosanan dan ketidak-pastian, tiba2 .....
"Maaaaaa, aku keterima kerja lagi di hotel. Tetapi bukan di Hyatt Shinjuku Hotel tapi di Mimaru Hotel, maaaa"