---------------------------------------------
Aku meneteskan air mataku, mataku memerah basah. Ini adalah mimpi yang terindah untukku. Aku seorang ibu disabilitas dan tidak punya uang banyak untuk menyekolahkan Michelle ke Jepang. Tetapi, Tuhan memang maha adil, ketika aku tidak punya uang berlebih, tetapi Michelle sangat pintar, sehingga mampu meraih beasiswa serta bekerja kerasw untuk membiayai hidup dan kuliahnya sendiri.
Sebuah prestasi yang luar biasa untuk membawa anakku sukses di salah satu negeri termahal di dunia .....
***
Suasanya sangat ramai, suasana gembira dan Bahagia orangtua2 dari anak2nya yang luls dan di wisuda. Suasananya hampir sama dengan suasana wisuda di Jakarta, berteriak2, saling memeluk dan ban yak orangtua2 yang sudah sangat tua. Mungkin bukan orangtuanya tetapi oma dan opanya.
Karena ketika aku sedikit research kehidupan di Jepang, memang disana sama dan sebangun dengan kehidupan di Indonesia yang menganut hidup tradisional yang masih benar2 saling memeluk antar keluarga.banyak yang datang.
Oma dan opa, orang tua dan saudara2 saat wisuda itu, saling mendukung dengan suasana meriah dan Bahagia. Penuh sekali orang datang, sehingga akua gak susah untuk bisa duduk di depan, untuk melihat Michelle lebih dekat.
Dan, aku tidak mempunyai akses lebih banyak disbanding dengan orangtua2 yang lainnya. Dimana jauh berbeda dengan fasilitas2 yang aku dapatkan ketika Michelle wisuda lulus Bahasa Jepang di Meisei Japanese Language College.
Tetapi, mereka tetap memberikan aksess luar biasa bagi pengguna kursi roda, dan disediakan tempat duduk terdepan dari barisan pertama khusus untuk orangtua ......
Michelle duduk di paling depan di barisan wisudawan/wisudawati, karena Michelle mendapat apresiasi nilai2 "A" semua, walau disana tidak ada gelar cum-laude. Dan, dosen2nya sangat menghargai Michelle sebagai salah satu mahasiswa terpandai di Meikai University, di jurusan yang dia pilih .....
Jika aku melihat kerumunan wisudawan/wisudawati disana saat itu, mungkin lebuh dari 2000 orang, sehingga memang luar biasa ramai dan berisik kebahagiaan meeka. Sayang sdekali, aku tidak bisa dekat dengan Michelle, sehingga aku hanya bisa bergemuruh di dadaku untuk kebanggaanku saja, sendirian.