By Christie Damayanti
Â
Perjalananku pulang dari Nagoya memang tidak lama, sebenarnya. Dari Stasiun Yagoto ke Statiun Nagoya hanya sekitar 30 menit, lalu dilanjutkan dari Stasiun Nagoya aku harus ke Stasiun Shinkansen Nagoya, khusus, untuk ke Stasiun Tokyo sekitar 2 jam saja.
Dari Stasiun Yagoto ke Stasiun Nagoya, tidak ada masalah sama sekali, apalagi Prof Pitoyo benar2 mengantarku masuk ke stasiun, membelikan aku tiket kereta (ini benar2 membuat aku terharu) dan naik kereta dengan slooper yang dibawakan oleh petugas Stasiun Yagoto, benar2 tidak ada masalah sama sekali.
Begitu sampai Stasiun Nagoya sekitar 30 menit kemudian, aku dijempit petugas Stasiun Nagoys dengan slooper untuk aku diantar ke Stasiun Shinkansen Nagoya. Dan, disinlah sebuah masalah (besar) terjadi .....
Seminggu sebelumnya ketika aku landing di Narita, aku tidak (atau lupa?) mengaktifkan tiket JRPass ku. Karena saat itu, aku memang tidak ingin keluar kota, kecuali ke Nagoya saja memenuhi undangan Prof Pitoyo ke Universitas Chukyo. Sehingga, aku benar2 lupa untuk mengaktifkannya di Stasiun Narita, bagian bawah dari Narita Internasional Airport.
Oya,
Bukan hanya ke Nagoya tetapi juga ke Osaka Bersama Michelle, sebelum ke Nagoya, sudah itu saja. Ke Osaka dan Nagoya.
Begitu tanggal nya mendekat untuk bertemu, aku tersadar bahwa aku belum mengaktfdkan tiket JRPass ky, Dimana untuk mengaktifkannya hanya bisa di stasiun2 besar dai seluruh Jepang. Sehingga, aku datang ke Stasiun Tokyo, salah satu stasiun terbesar di Tokyo.
Dengan susah payah, karena Stasiun Tokyo mempunyai ratusan pintu keluar masuk, serta "berhantu" (hahahaha, cerita ini sudah aku bukukan beberapa saat yang lalu), bolak balik kesana kemari, seharian aku berputar2 di Stasiun Tokyo untuk mengaktifkan tiket JRPass ku minggu lalu, saat itu.
Nah,
Mengaktifkan tiket JRPass itu bukan berarti aku bebas menggunakannya jika naik Shinkansen, karena aku juga harus mendaftar digerbong khusus disabilitas di kereta Shinkansen tersebut. Mungkin ada 2 atau 3 gerbong khusus dalam 1 rangkaian Shinkansen, sehingga aku harus mendaftar sehari sebelum keberangkatan.
Jika mengaktifkan di Narita Stasiun, mereka bisa langsung mendaftarkan ke gerbong khusus didabilitas untuk tanggal keberangkatanku. Jika gerbong khusus penuh, aku harus mengundurkan jadwal atau memajukan jadwalku.
Jika aku tidak mendaftar diri ke gerbong khusus, Alamat aku tidak bisa naik Shinkansen karena pintu masuk Shinkansen cukup kecil, keculai pintu masuk ke gerbang khsus untuk disabilitas!
Untuk yang tidak menggunakan kursi roda, tentu saja mereka akan sangat mudah naik shinkansen dan tanpa harus mendaftar, kecuali mengaktifkan JRPass saja .....
Karena minggu lalu saat itu aku lupa untuk mengaktifkannya dan harus susah payah mengaktifkannya di Stasiun Tokyo, aku pun lupa untuk mendaftarkan ke gerbong khusus ketika harus kembali dari Nagoya ke Tokyo!
Aku mendaftarkannya hanya dari Tokyo ke Nagoya, tetapi tidak dari Nagoya ke Tokyo, sehingga paniklah aku!
Begitu aku diantar ke Stasiun Shinkansen Nagoya dan petugas stasiun mendatangiku dan bertanya, bahwa aku tidak ada dalam daftar dengan gerbong khusus, aku benar2 panik! Trus, bagaimana caranya, Dimana petugas itu pun bertanya padauk dengan translater yang selalu dibawa kemana2 untuk membantu turis, lalu bagaimana aku bisa menjelaskannya?
Beruntung, jepang memang merup[akan sebuah negara yang luar biasa peduli, sehingga petugas itu dengan ramah menyediakan waktunya untuk menolongku.
Beliau mengantarku ke kantor Stasiun Shinkansen Nagoya, dan belian minta aku hanya menunggu di depan kantor, karena kantor sagnat penuh. Dan petugas stasiun itu yang menerobos antrian langsung kertemu petugas2 di salah satu counter disana.
Karena petugas itu dengan seragamnya, tentu saja memang mereka membiarkan menerobos. Walau mereka tahu, sebenarnya petugas itu adalah untuk membantuku, ternyata petughas yang lain menatapku, tersenyum dan membungkuk hormat kepadaku!
Astaga!
Semua memang selalu terjadi, hal2 yang benar2 sering tidak ada dipikiranku!
Seharusnya, aku yang membungkuk hirmat untuk mereka, tetapi justru mereka lah yang membungkuk hormat luar biasa untukku sambil tersenyum!
Luar biasa, Jepang!
Cukup lama mendaftarkaan untukku ke gerbong khusus untuk disabilittas, karena sepertinya gerbong penuh. Aku cukup bingung dan panik, karena jika sampaim tidak ada tempat untukku, sampai kereta yang mana? Apakah aku harus menginap di Nagoya? Aduh .....
Belum lagi, apakah ada hotel yang nyaman untukku, entah Dimana secara aku belum pernah ke Nagoya? Sungguh aku semakin panik .....
Mungkin ada sekitar 1 jam, petugas itu kembali ke aku dan berkata lewat translater, bahwa aku sudah bisa dapat tempat di gerbong khusus, tetapi masih kereta selanjutnya. Puji Tuhan, tidak apa2 asal bisa kembali ke Tokyo.
Petugas itu, pergi lagi dan aku diminta menunggu dulu sampai dia kembali, yang dia akan mengantarku ke gerbong ku. Dan, dia kembali kearahku dengan membawa sekotak makan sore untukku!
Astaga! Astaga!
Sekali lagi, mengapa dia harus membelikan untukku sekotak makanan? Tidak cukupkah beliau membantuku untuk mendaftarkan ke gerbong khusus untuk disabilitas untukku?
Aku semakin tidak merasa enak dengan kebaikan yang sangat dari petuhas stasiun itu. Aku mengajak ngobrol dengan translater di hpku dan beliau mengusap2 punggungku dengan kata2 di traslater beliau.
"Kamu tadi panik dan saya melihat kamu capek menunggu. Saya tidak mau kamu sakit, sehingga saya membelikan kotak makanan ini untukmu" .....
Aku benar2 terharu. Malaikat Tuhan memang ada dimana2. Termasuk pada petugas stasiun ini. Dan, setelah ada panggi;lan Shinkansen sudah datang, aku diantar ke gerbong khusus disabilitas dan petugas itu membantuku naik dengan slooper, menemaniku masuk sampai aku nyaman, dan beliau membungkukkan tubuhnya dalam2 kepadaku.
Dokumentasi pribadi - Aku di tempat dudukku dengan sekotak makanan pemberian petugas Stasiun Shinkansen Nagoya, untukku .....
Mataku memerah .....
Aku ingin memeluknya, seperti aku memeluk bapakku karena belisu mulai renta. Untung, aku sempat berfoto dengan beliau .....
Terima kasih, bapak .....
Terima kasih, malaikat pelindungku .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H