By Christie Damayanti
 Aku dengan serangaian prototype robot2 di laboratorium Prof Pitoyo di Universitas Chukyo distrik Yagoto kota metropolitasn Nagoya .....
Â
Aku memang seorang yang belajar tentang teknikal bangunan. Aku memang adalaj seorang arsitek. Tetapi, aku tidak terlalu menguasai Teknik dalam matematika walau sebenarnya itu juga diperlukan dalam dunia arsitektur walau tidak banyak.
Ketika aku pertama kali mengenal Profesor Pitoyo yang ternyata denanku satu masa kecil, jaman SMP, aku mencari tahu tentang beliau si pembuat robot raksasa Gundam di Jepang. Apa latar belakangnya tentang Gundam dan bagaimana beliau bisz melakukannya. Karena aku benar2 penasaran, ketika Gundam di Odaiba merupakan salah satu favoriteku jika aku menjenguk anakku di Jepang, dan ternyata teman masa SMP ku adalah pembuatnya!
Surprise, kan?
Ternyata setelah bayak ngobrol di inbox, beliau adalah seorang profesor di bidang mekanikal dan elektrikal untuk membangun sebuah robot raksana Gundam. Aku piker, dunia perobotan itu  ada jurusannya khusus, mungkin jurusan robot, hihihihi .....
***
Setelah banyak ngobrol di ruang kerja beliau, Prof Pitoyo mengajakku untuk ke ruang laboratorumnya Dimana beliau denagn beberapa mahasiswa nya Bersama menciptakan beberapa robot2 yang aku yakin sekali akan bisa membantu umat manusia.
Aku sering kepo di timeline beliau di Facebook untuk melihat apa lagi yang sedang beliau ciptakan. Dan, sungguh akua gum dengan berbagai karya2 beliau. Tentang Gundam tidak usah diargukan lagi, tetapi karya2 beliau yang aku tidak tahu apakah sudah dipakai atau belum atau masih dalam tahap proses, tetapi foto2 dan video2 beliau yang aku lihat di FB beliau benar2 menakjubkan!
Seperti robot tangan yang bisa bergerak, yang aku bayangkan bisa aku pakai untuk tangan kananku yang lumpuh! Tidak mustahil, kan ketika aku punya tangan palsu dari robot? Hmmmm .....
Aku mulai tertarik tentang robot setelah Prof Pitoyo memposting sebuah foto serangkaian robot tangan yang bisa bergerak, Dimana aku bisa membayangkan di suatu saat nanti tangan kananku dibantu dengan robot tanan itu dan tangan kananku bisa bergerak dan melakukan apa yang biasa aku lakukan, terutama sketsa sebagai seprang arsitek!
Ya, setelah tubuh kananku, termasuk tangan kananku mati rasa akibat serangn stroke tahun 2010 di San Francisco lalu, aku tidak bisa sketsa lagi. Padahal, seorang arsitek tanpa bisa sketsa, adalah bukan arsitek, hihihi .....
Aku sudah mencoba dengan tangan kiriku untuk sketsa, tetapi aku belum bisa dan belum tahun formula tangan kiriku untuk sketsa. Bahkan, jika aku nulis dengan tangan kiriku, sampai sekarang masih terbali2. Misalnya, menulis angka 5 dan angka itu berbali dwngan mulut menghadap kanan, hahahahahaa .....
Nah,
Saat itu beberapa tahun lalu aku inb0x beliau dan mengajak banyak materi untuk sharing, terutama tentang robot tangan untuk tangan kananku. Seingatku, beliau berkata bahwa robot itu belum sempurna dan harus disempurnakan. Dan, aku semakin bermimpi untuk mempunyai robot tangan untuk membantu tangan kananku yang seklarang masih tidak bisa dipergunakan, walau sudah bisa untuk digerakan .....
Kami janjian akan bertemu Maret 2020, tetapi terbentur pandemi, sehingga aku baru bisa bertemu dengan beliau bulan Maret 2023 lalu, 3 tahun dari janjian sebelumnya! Tidak apa2, yang jelas aku pias dan senang sekali bertemu dengagn beliau, dan berjanji lagi untuk bertemu lagi, Maret 2024 besok .....
***
Maret 2023 lalu,
Ketika aku mendatangi Prof Pitoyo di Universitas Chukto distrik Yagoto kota metropolitasn Nagoya, dan benyak ngobrol dengan beliau di ruang kerjanya. Setelah sisa waktu untuk aku harus kembali ke Tokyo karena waktu aku harus naik Shinkansen, beliau mengajakku untuk ke laboratorium beliau.
Seperti yang aku cerita tentang Shinkansen, untukku aku harus daftar ke kantor Shinkansen untuk dapat di gerbong khusus disabilitas, dengan konsep tempat khusus untuk kursi roda. Jika tidak mendaftar, dan gerbong nya penuh kursi roda, aku akan kesusahan dan tidak ada tempat untuk kursi roda.
Ditambah lagi, jika itu terjadi, kursi rodaku tidak bisa masuk ke gerbong umum, karena pintu gerbongh Shinkansen sangat kecil sekitar 60 cm. Jika gerbong khusus disabilitas, lebar pintunya 100 cm. Jadi, jika aku sudah mendaftar 3 jam setelah aku selesai bertemu dengan Prof Pitoyo, ya aku harus segera sampai ke Stasiun Nagoya. Padahal, dari tempat aku bertemu dengan belioau, aku harus naik Commuter kereta dari Stasiun Yagoto ke Stasiun Nagoya untuk naik Shinkansen ke Stasiun Tokyo.
Perhitungan ku sangat tepat karena, aku dan beliau berjanji hanya 2 jam bertemu dengan kesibukan beliau yang luar biasa, sehingga aku masih ada waktu untuk naik commuter kereta dari Stasiun Yagoto sekitar 30 menit dan mencari bantuan kepada Stasiun Nagoya Shinkansen untuk aku bisa sampai dan masuk ke Shinkansen.
Waktu sekitar 20 menit dari ruang kerja beliau ke laboratorium dengan berbagai cerita tentang robot2 ciptaan beliau dengan mahasiswa2 nya, benar2 dimanfaatkan penuh. Dan beliaau juga sepertinya mengerti, betapa aku bisa mendapatkan yang terbaik untuk aku bisa menuliskannya, sesuai denga napa yang aku inginkan.
Ada beberapa mahasiswa beliau yang sedang mengerjakan tugas2nya, menciptakan robot2 keren, dan salah satunya dibanggil beliau untuk menterjemahkan apa yang aku harus lakukan untuk mempraktekkan sebuah rangakaian beberapa robot untuk aku bisa menggerakkan hanya dengan tatapan mataku saja!
Astaga!Â
Begitu aku excited nya!!! Menggerakkan robot ciptaan beliau hanya dengan tatapan mataku saja!!!
Dan, benar saja! Hanya dengan tatapan mataku saja kepada serangkaian robot2 itu, aku bisa menggerakaanya! Coba lihat video diChannel Youtube ku dibawah ini .....
Robot bergerak hanya dilihat saja (youtube.com)
Aku dengan pandangan mataku untuk menggerkan rangkaian robot2 buatan Prof Pitoyo
Â
Aku hanya diminta duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan sebuah meja kuliah dengan beberapa robot yang dirangkai sedemikian dan aku diminta berkonsentrasi dengan otakku untuk bisa menggerakkan robot2 tersebut .....
***
Apa yang Prof Pitoyo lakukan untuk bisa melakukan hal2 yang bermanfaat bagi dunia
Hari ini mahasiswa sarjana saya mendemonstrasikan sistem antarmuka manusia-mesin untuk pertama kalinya. Idenya adalah menggerakkan mesin dengan melakukan kontak mata dengannya. Kami menggunakan mata kami sebagai semacam kendali jarak jauh untuk mesin yang berbeda.Â
Antarmuka ini akan memungkinkan orang-orang yang kehilangan fungsi motoriknya untuk mengendalikan peralatan di sekitar mereka, hanya dengan melihatnya, atau dalam lingkungan industri, seseorang mengendalikan banyak mesin dengan cara yang sama seperti konduktor musik memimpin orkestra.
Sistem ini masih kikuk dan lambat, tetapi ini merupakan prototipe yang berfungsi.
Seribet inikah untuk membuat rangkaian robot2 keren ini?
Â
Catatan dari beliau tentang robot yang bergerak hanya dengan kita menatapnya saja!
Dan, beliau berhasil untuk melakukannya!
***
Mungkin (mungkin, lho), untuk orang lain ini biasa2 saja. Tetapi, untukku tidak!
Pertama,Â
Beliau adalah temanku, walau dulu aku tidak mengenalnya, tetapi beliau adalah bagian dari teman masa kecilku dan beliau sudah menjadi "seseorang" di Jepang.
Kedua,Â
Beliau menciptakan robot, yang untukku adalah "sesuatu banget!" Robot ada;ah sesuatu yang tidak ada di pikiranku untuk bisa dekat dan melakukan hal2 yang unik yang luar biasa. Karena, aku tidak punya hubungagn dengan robot yang benar2 nyata dihadapanku.
Ketiga,
Aku benar2 melihat dengan mata kepalaku sebdiri, betapa beliau menciptakan robot dan aku bisa menggerakkannya sendiri di depan mataku sendiri di sebuah laboratorium yang penuh denagn robot2 dan prototype2 nya!
Dan, ketiga hal inilah yang aku benar2 merasa sangat terhormat untuk bisa melihat sendiri, dengan mata kepalaku sendiri, diajak seorang profesor dari Indonesia yang membanggakan Indonesia untuk menggerakkan rangkaian robot2 dengan tatapan mata saja .....
Terus berdecak kagum, apalagi mahasiswa2 beliau terlihat sangat pintar, yang pastinya akan menjadi sepintar beliau, sahabatku ini .....
Terima kasih, Prof!
Kamu membuat aku benar2 terinspirasi dengan berbagai ceritamu tentang hal2 yang jauh tidak pernah aku bayangkan tentang sebuah kehidupan nyata diujung sana .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H