Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Aku tetap Tidak Bisa Melewati Gerbang Puluhan Torii di Fushimi Inari Taisha

15 November 2023   08:29 Diperbarui: 15 November 2023   09:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

 

 

Kota Osaka dengan Kyoto sangatlah dekat. Dengan kereta commuter hanya sekitar 30 menit saja. Dengan menggunakan Line Tokaido-Sanyo dan stop hanya 3 stasiun serta aksesibel full untuk kursi roda, terlebih lagi untuk kursi roda ajaibku, sangat mudah dan cepat. Hanya berbayar 580 Yen saja. Sehingga saat itu, kami, aku dan Michelle menginap di Osaka dan hari pertma kami ke Kyoto.

Dan, karena hari pertama hanya kehujanan terus menerus, kami hanyqa sekedar makan siang dan malam di sebuah mall bersebelahan dengan Stasiun Kyoto, lalu kami kembali ke hotel kami di Osaka.

Di hari kedua, sebenarnya forecast masih hujan tetapi hanya 48%, sementara kemarinnya 99%. Sehingga, kami mantap tetap ke Kyoto lagi untuk ke sebuah kuil terkenal disebui Fushimi Inari Taisha, dengan gerbang Torii berwarna orange yang Panjang menuju tempat persembahyangan agama Sinto, yang mayoritas dianut oleh warga Jepang.

Dari Osaka ke Kyoto, Puji Tuhan tidak hujan walau mendung tetap bergelajut. Tudak apa2, lalu kami lanjut ke Fushimi Inari Taisha Temple dengan naik kereta commuter memakai Nara Line, hanya berjarak sekitar 6 menit saja, sangat aksesibel dengan kursi roda ajaibku dan berbayar hanya 150 Yen saja.

Hujan menyambut kami, walau sekedar rintik2 saja, tetapi kami tetap berteduh jika tidak mau tiba2 hujan lebat mengguyur kami!

Tidak berapa lama, hujan berhenti dan langin menggusur mendung yang bergelayur, sehingga dengan senang hati kami berjalan cepat ke Fushimi Inari Taisha Shrine, yang hanya berseberangan dengan Stasiun Inari.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari depan Stasiun Inari, terlihat pintu masuk Fushimi Inari Taisha Shrine  yang nyaman sekali untuk segera kami masuk! Suasana tenang dan damai, tidak berisik walau penuh wisatawan, dan langit mulai cerah .....

Masih pagi, tetapi wisatawan2 sudah datang dan berkumpul juka mereka membawa grup2 teman2 mereka. Walau hujan masih rintik, mereka tetapi semangat, termasuk aku .....

***

Fushimi Inari Taisha Shrine, merupakan kuil agama Sinto dan sangat terkenal dengan gerbang Torii nya yang berwarna orange. Banyak sekali wisatawan asing yang mengabadikan berfoto disana tetapi, sejak beberapa kali aku kesana sendirian, aku belum pernah sampai ke gerbang orange Torii itu karena harus naik tangga sampai puluhan anak tangga, bahkan mungkin ratusan anak tangga!

Jadi, aku belum berhasil, entah saat itu Bersama denan Michelle, bisakah aku berfoto dengan gerbang Torii sepanjang puluhan meter itu?

Aku dengan Torii pertama di gerbang masuk Fushimi Inari Taisha Shrine, Kyoto | Dokumentasi pribadi
Aku dengan Torii pertama di gerbang masuk Fushimi Inari Taisha Shrine, Kyoto | Dokumentasi pribadi
 

Kompleks kuil ini berbukit2. Mulai dari level jalan mobil, kami terus menanjak dengan konsep ramp tanpa tangga karena belum terlalu terjal. Tetapi sesampainya di satu titik dengan bangunan kuil pertama, perbukitan semakin terjal, sehingga mereka mulai membangun anak2 tangga, hingga puluhan undakan.

Di desain dan cantik, dan walaupun ada puluhan anak tangga, tetap terlihat nyaman karena anak2 tangga nya sangat rapih dan tidak terjal sesuai dengan standard.

Dan, sampai titik yang kesekian dengan bangunan2 kuil yang semakin banyak, mereka akhirnya membangun ramp cukup terjal, mungkin sekitar 30 derajat. Dan kursi roda ajaibku masih mampu melaju dengan naman, walau mereka pasti sangat tahu dengan pasti bahwa derajat kemiringan disana tidak sesuai denagn derajat kemiringan untuk kursi roda.

Aku menerti dengan baik, bahwa mereka membutuhkan lahan yang cukup luas untuk banyak warga dan wisatawan untuk datang kesana. Karena juga kuil ini sangat terkenal sampai ke manca negara.

Aku juga tahu setelah mengamati, mempelajari dan research dengan mendetai, bahwa secara khusus Jepang sangat memperhatikan kebutuhan dan fasilitas untuk disabilitas dan prioritas atau lansia, sehingga aku mengerti mengapa mereka membangun ramp dan menggunakan derajat kemiringan yang cukup tinggi, bukan karena mereka seenaknya saja, melainkan ada hal2 yang harus lebih dipikirkan oleh mereka sebagai prioritas ......

Dan pada kenyataannya, walau aku tetap tidak bisa ke gerbang Torii orange yang panjang itu karena harus naik dengan anak tangga mungkin sampai ratusan, dan aku tidak yakin dengan kekuatan tubuhku walau ada Michelle yang menemani dan menggandengku, aku sudah cukup puas untuk bisa sampai kesana .....

Catatan :

Dan, aku tetap Tidak Bisa Melewati Gerbang Puluhan Torii di Fushimi Inari Taisha, karena melewati undakan yang mungkin sampai ratusan anak tangga ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun