By Christie Damayanti
Â
Setelah aku menjadi seorang disabilitas sejak tahun 2010 karena serangan stroke berat tanggal 8 Januari 2010 di San Francisco, jika aku traveling justru aku tersu mengamati bagaimana aku nyaman dan aman dengan kursi roda ajaibku.
Awalnya, aku belum mempunyai kursi roda elektrik dan kemana2 aku didorong oleh keluargaku traveling, bahkan waktu pertamakali traveling ke luar negeri dalam keadaan cacat tahun 2012 ke Singapore, lalu keliling Eropa 1 bulan dengagn anak2ku tahun 2014 dan tahun 2016 hanya berdua saja dengan anakku Michelle, aku hanya memakai kursi roda manual biasa,
Walau, aku sudah berulang kali keliling dunia sebelum aku menjadi seorang disabilitas, dengan keluargaku bahkan dengan teman2ku sebagai pekerja yang traveling keliling dunia untuk tugas2 khusus.
Tetapi, ketika anakku Michelle pindah ke Jepang April 2017 lalu, aku membli kursi roda elektrik dan sejak itu aku selalu memakai kursi roda ajaibku, traveling keliling dunia, SENDIRIAN .....
Begitu juha ketika Michelle pindah dan tinggal di Tokyo sejak tahun 2017 lalu, aku selalu menengoknya minimal 3x setahun, dan itu juga aku gunakan untuk traveling sendirian, karena Michelle dulu kuliah, dan sekarang bekerja.
***
Saat itu, Maret 2023 lalu di Musim Semi Jepang, aku menjenguk anakku yang saat itu di wisuda dari Universitas Meikai Chiba, aku juga berkesemoatan traveling ke Osaka. Mengendarai kereta super cepat Shinkansen dari Tokyo ke Osaka dalam waktu tempuh sekitar 4 jam saja.
Kami menginap di sebuah hotel mungil dan nyaman berseberangan dengan Osaka Station, kami bisa traveling cukup banyak walau seringkali hujan saat itu.
Aku tahu, Jepang memang sangat piawai untuk membangun kota ramah disabilitas. Termasuk untuk perjalananku dengan kursi roda ajaibku, kami berjalan2 sekiotaran Osaka tanpa harus naik bus atau kereta sampai pada saatnya memang kami harus naik kereta karena cukup jauh.