By Christie Damayanti
Pagi itu, subuh jam 3.00 pagi aku sudah bangun. Wekkerku setia membangunkanku karena pesawatku dari Maumere menuju Jakarta dan transit di Kupang serta Surabaya, akan berangkat jam 7.00 pagi. Sehingga, yim kami akan berangkat dari hotel di Maumere sekitar jam 6.30. Aku harus bersiap.
Sekitar jam 6.30 kami berangkat ke Bandara Maumere dengan menumpang Wing Airline, anak perusahaan dari Lion Air. Sebuah pesawat berbaling2 yang akan menerbangkat kami dari Maumere ke Kupang selama 50 menit dan transit selama 1 jam 45 menit di Kupang.
Dari Kupang, akan berganti pesawat Lion Air menuju Surabaya 45 menit dan langsung ke Jakarta. Dan aku sudah siap penjemputan di Bandara Soekarno Hatta di Terminal 2 oleh Grab langgananku, mas Joe sekitar jam 1.00 siang waktu Indonesia bagian barat.
Setelah semua dalam bus, hanya menemouh sejitar 7 menit dari Hotel Go ke Bandara Maumere, kami berpamitan dengan bang Boe serta bang Jono, tim pariwisata yang membantu kam8.
Semua lancar di babdara Maumere. Chrk-in lancar, tim kami memastikan kami baik2 saja termasuk kursi roda ajaibku untuk dibereskan ikut penerbangan. Setelah chrck-in kami masuk ke gate ruang tunggu bandara, sempat sarapan roti dari hotrl dan kami bersiap intin boarding setelah petugas bandara mulai memanggil kami.
Nah, disinilah masalahnya .......
Tim kami duduk di bagian belakang pesawat, lebih mudah untukku untuk naik tangga pesawat yang tidak terlalu tinggi. Ok, kami menunggu terakhir untuk naik pesawat. Semua baik2 saja, bahkan masih semoat ketawa ketiwi sampai seorang perempuan petugas bandara mendatangiku sambil membawa kertas ......
"Maaf ibu, apakah itu punya surat pengantar dari dokter?", si petugas perempuan bertanya kepadaku di sela2 suara berisik bandara.
"Saya tidak punya, karena saya tidak sakit", jawabku.
"Tapi bu, pilot dan pramugari pesawat itu ,meminta surat keterangan dokter!", jawabnya lagi.
"Saya tidak sakit! Saya cacat karena serangan stroke 13 tahun lalu! Dan, cacat bukan berarti sakit!", aku mulai panas dan ngotot.
"Jika memang demikian, apakah saya tidak bisa terbang bersama dengan yang lain?", suaraku semakin meninggi.
"Sekali lagi mba, saya CACAT. Dan, cacat bukan berarti sakit! Dan, serangan stroke sudah 13 tahun lalu. Stroke bukan penyakit! Stroke merupakan sebuah serangan dalam waktu beberapa detik saja! Dan sekali lagi, SAYA TIDAK SAKIT!", aku semakin marah!
Si petugas bandara itu berlalu, mungkin mencari atasannya dan aku meredam amarahku, ketika si petugas itu datang lagi bersama seseorang. Mereka mulai bertanya lagi tentang surat keterangan dokter, bertubi2 sampai ubun2ku semakin panas karena aku tudak bisa bicara saking marahnya.
Kepala tim kami, pak Yoppy mulai bertidak. Disusul dengan Pak Dicky, untuk menerangkan, sebenarnya ada apa tentang surat keterangan dokter? Tidak ada peraturan tentang ini dan teman2 ku ini pun sudah mulai menahan emosi.
Kata si petugas bandata Maumere, pilot dan pramugatinya tetap tidak mengizinkan aku terbang, sebelum ada surat keterangan dokter, sampai aku benar2 meluap amarahku! Sementara pak Yoppy diantar ke pesawat untuk bicara kepada pilotnya, dan pak Dicky berbicara kepafa petugas2 bandara tentang ini, aku meluaplan amarahku kepada mekera semua!
Seorang perempuan dengan jas putih, mungkin beliau adalah seorang dokter bandara datang menghampiriku. Kujelaskan masalahnya sambil menahan amarah. Tangan kiriku sudah terus mengepal, seperti hendak ku gebrak meja dan dingin sekali karena amarahku.
Mereka tidak dibekali tentang semuanya. Bahwa, STROKE bukan sebuah penyakit! Stroke adalah sebuah serangan yang hanya beberapa detik sajs, dan itupun sudah lebih dari 13 tahun lalu! Selebihnya, stroke akan meninggalkan cacat, tetap seorang pasca stroke itu sehat dan baik2 saja!
Aku memang seorang pasca-stroke, aku kemang seorang cacat dengan tubuh kanan lumpuh. Tetapi, aku 1000000% sehat! Aku tidak sakit dan tidak memerlukan surat keterangan dokter!
Aku sudah terbang keliling dunia dengan kursi roda ajaibku SENDIRIAN, dan tidak ada bandara atau maskapai dimanapun yang bertanya keadaanku "sakit" dan tidak pernah ada yang meminta surat keterangan dokter! Karena, itu memang tidak diperlukan karena AKU SEHAT! Aku hanya CACAT tetapi aku SEHAT !!!!!
Aku mengamuk!
Habis sudah kesabaranku! Kata mereka, aku harus tinggal di Maumere sampai aku "sembuh!"., dan harus menjumpai dokter untuk mendapatkan surat keterangan dokter bahwa aku baik2 saja!! Lah! Siapa yang sakit??? Aku TIDAK SAKIT! Aku hanya CACAT!!! Bisakah membedakan antara SAKIT dsn CACAT???
Aku bicara keras sekali, bahkan aku berteriak2 sampai tim kami memegang tubuhku yang berkeringat sambil mengelusku untuk aku menahan diri. Profesor Azizah terus menenangkan aku, sementara aku terus meluapkan kemarahanku ......
"Ini DISKRIMINASI !!!!! KALIAN TAHU??? INI BENAR2 DISKRIMINASI!!! Seharusnya, kalian membantu tetapi kalian menyulitkan!!!", aku mengamuk berat.
Pak Yoppy mengatakan bahwa tim kami diundang salah satu Bupati di Flores untuk datang dan mencoba membantu Flores tentang wisayanya, tetapi justru tim kami fihambat untuk kepulanhannya, terus menerus beliau berkata demikian dan beliau pun sudah mengubungi Bp Martianus sebagai Wakil Bupati Nagekeo, di,ana kami beberapa hari lalu sudah datang ke rumahnya juga ke kantornya.
Sampai pada akhirnya, setelah pak Yoppy bertemu dengan pilot dan pramugari yang tidak mau menerbangkan kami dari Maumere karena tidak adanya surat keterangan dokter untukku, dan setelah aku mengamuk luar biasa dengan kata2 keras, pancaran mata tajam seprrti mau kutelan semuanya dsn ancaman2 bahwa aku akan menulis di Kompas, kami boleh terbang!
Mereka meminta maaf semuanya, dan aku tidak menggubrisnya. Apapun alasannya, aku tetap akan menuliskan tentang ini, bahwa Wing Air dari Bandara Maumere dengan alasan tidak masuk akal, menolak menerbangkan aku, yang dianggap sakit! Sekali lagi, aku TIDAK SAKIT, tetapi aku CACAT!!!
Sebuah perlakuan yang SANGAT BURUK dari Wing Air dan Bandara Maumere! Kekejaman DISKRIMINASI itu luar biasa! Ketika tim kami datang karena undangan dengan maksud baik, DISKRIMiNASI itu menghalangi tim kami pulang!
Aku sering diperlakukan diskriminasikan seperti ini. Sebagian besar, aku abaikan karena tidak merugikan aku selain masalah "hati" dan tidak terlalu melukaiku secara fisik. Palingan hanya "sekedar" ketidak-berdayaan menjelaskan tentang ketersinggunganku. Dan itu aku abaikan sampai aku mempumyai motto EGP, Emang Gwe Pikirin!
Tetapi, ketika kata DISKRIMINASI itu menghentakku lebih dalam serta mengganggu dan mencederaiku secara fidsk dan rmosional, kupikir aku sangat berhak marah! Berkali2 aku marah dan aku tulis dalam artikel2ku di Kompasiana, serta dianugerahi headline untuk lebih banyak pembaca yang harus tahu, bahkan pimpinan institusi yang DISKRIMINATIF itu datang dan meminta maaf kepadaku.
Issue DISKTIMINATIF itu sudah menjadi issue global. Hampir semua negara di dunia sudah mempunyai barisan untuk memetangi diskriminasi. Tetapi, aku juga tahu pandangan mssing2 orang berbeda2 tergantung kepada pikirannya, pendidikannya dan lingkungannya. Sebuah kata busa melukai banyak orang, tertama di kingkungan kata2 itu. Dan dari kata diskrim8nasi ini, sudah banyak yang tumbang, takut, malu, merasa tidak berharga dan sebagainya. Karena, kata DISKRIMINASI itu benar2 jahat!!!
Aku, sebagai seseorang yang sudah menjadi cacat selama 13 tahun lebih dengan tubuh lumpuh kanan karena serangan stroke berat tahun 2010 di San Francisco, yang juga sudah terasah untuk tidak peduli yang menyakitkan hatiku saja, masih mengamuk karena DISKRIMINASI oleh crew pesawat Wing Air dan petugas2 Bandara Maumere, bagaimana teman2 yang "berbeda" dan menjadikan mereka bulan2 9leh orang2 yang merasa diri mereka hebat dan tidak memandang orang lain tidak setara dengan mereka?
Dan, bagaimana teman2 yang "berbeda" yang tidak mampu membela dirinya sendiri dan menahan serangan disktiminatif, ketika teman2 ini hanya bisa berdism diri saja?
Tulisan ini mewakili semuanya, aku dan teman2 yang "berbeda", yang sering mendapatkan serangan didkriminatif dari mereka2 yang sombong dan tidak peduli serta merasa berada di atas kami, bahwa berhentilah untuk terus mrmbuat keonaran untuk orang lain!
Kata2 DISKRIMINASI sangat jahat dan mampu untuk "membunuh" orang lain, bahkan hanya keluar dari mulut yang berbisa. Berhrntilah untuk mrnciptakan jurang pemisah, tetapi belajarlah untuk lebih arif dan bujaksana!
Sebuah maskapai nasional dengan nama yang sudah terkenal, tetapi memiliki crew yang sombong, tidak mau belajar dan benat2 tidak belajar tentang sebuah prnyakit. Sebuah maskapai besar tetapi mempunyai crew yang luar biasa DISKRIMINASI dan menolak bertemu dengan kami, bahkan kami harus bernegosiasi dengan mereka dengan masalah yang benar2 tidak masuk akal!
Sekali lagi,
Belajarlah lebih baik. Dan untuk maskapai besar ini, Wing Air, tolong jika merekrut pegawai, carilah yang cakap dan peduli dengan sesama. Karena ini adalah sektor hospitality atau dan hasilnya adalah pelayanan yang terbaik, bukan pembuat keonaran .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI