Sehingga, jika aku diperhadapkan dengan bangunan2 heritage, secara klasik Eropa atau tradisional Asia, mataku pasti berbinar2. Dan, saat itu hotelku di Joo Chiat berhadapan langsung ruko2 heritage cantik peninggalan Chinese Peranakan.
Setiap pagi aku keluar dari hotel, menyusuri Joo Chiat Road, menikmati pemandangan sejuk ruko2 Peranakan berwarna warni, angin Singapore pagi, bertiup sepoi2. Aku menyusuri dengan kursi roda ajaibku, mencari makan pagi, jika mas Kardy tidak menjemputku.
Biasanya, aku naik ke lantai 2 pasar tradisional, di seberang jalan. Makan enak, murah dan kenyang. Lalu aku turun, mencadi toko roti untuk beli roti, jika sewaktu2 aku lapar. Kemudian, aku menyusuri community Geylang Serai, warung2 enak dan murah sampai ke Paya Lebar untuk pergi kemanapun, karena ada Stasiun MRT Paya Lebar.
Pulangnya, bisa saja tengah malam, aku Kembali dari Stasiun MRT Paya Lebar , menyusuri Community Geylang Serai sampai ke Joo Chiat Road, menuju AM Hotel, tempat aku tingal selama 12 hari saat itu di bulan November 2022.
Suasana heritage itu membuat aku tenang dan damai. Disebelah hotel ada supermarket, sehingga lumayan aku bisa membeli barang2 yang aku butuhkan sehari2. Supermarket murah, karena memang lingkungan itu adalah Kawasan permukiman menegeah.
Ruko2 peninggalan jaman Chinese Peranakan terpampang luas. Sejauh mata memandang di area Joo Chiat Road, pandangan mataku benar2 menyejukkan, karena jiwa ku adalah jiwa klasik dan heritage .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H