Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Scooter" Bersubsidi untuk Warga Negara Singapore yang Membutuhkan Mobilitas Mandiri

20 Februari 2023   21:03 Diperbarui: 20 Februari 2023   21:06 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu pagi di Hari Sabtu, di Joo Chiat .....

Mas Kardy Chu menjemputku untuk ke Sungai Buloh, yang menurut mas Kardy masih ada buayanya. Aku sangat excited, walau ternyat aksesibilitas nya untuk kesana masih terbatas. Ya, tidak ada akses untuk aku dengan kursi roda ajaibku, sehingga batal aku bisa menyusuri Sungai Buloh yang katanya ada buaya liar nya .....

Pagi itu sebelum kami berangkat ke Kawasan Sungai Buloh, mas Kardy mengajakku makan psgi di sebuah pasar tradisional di Joo Chiat, karena saat itu aku sedang menginap di Hotel AM di Joo Chiat. Dan, pasar tradisional itu berada di seberang jalan.

Pasar tradisional itu, merupakan bangunan 2 lantai dengan konsep bangunan tropis, seperti yang ada di Jakarta. Di lantai dasar adalah pasar basah. Jual sayuran, daging ikan serta berbagai bahan makanan standard, seperti yang ada di Jakarta juga. Atau di Indonesia.

Dan di lantai 2 adalah berbagai warung makanan dari berbagai jenis makanan yang sangat enak2, karena aku sudah banyak mencoba selama 12 hari aku tinggal di Singapore, hihihi ....

Aku belum mau menuliskan tentang ini dahulu, tetapi aku ingin menuliskan tentang sesuatu yang berhubungan dengan disabilitas,

Sebelum aku makan disini, beberapa hari sebelumnyapun aku sudah melihat banyak fasilitas yang membuat aku sedikit tercengang. Scooter2 dengan keranjang di depannya! Dan, yang duduk diatasnya adalah kaum prioritas/lansia, orang2 obesitas dan mungkin juga warga disabilitas (karena aku tidak bisa melihat yang duduk diatas scooter itu seorang disabilitas).

Begitu pagi itu kami makan pagi Bersama di pasar tradisional lantai 2 itu, aku juga melihat banyak scooter2 lalu Lalang dan mereka yang duduk di atasnya, berjualan tissue, yang selalu ditawarkan di dreanku.

Orang2 yang duduk di scooter itu, terlihat warga homeless dengan berbagai barang kumel di bawa dalam bagian2 scooter tersebut. Apakah benar2 homeless atau tidak, aku tidak tahu. Aku hanya melihat, mengamati dan ingin tahu tentang berbagai hal, terutama tentang scooter.obesitas,

Menurut pengamatanku tentang scooter ini, bahwa mereka yang duduk diatas scooter itu merupakan warga prioritas, dan warga2 yang memang membutuhkan untuk mobilitas.

Profesor Johannes Widodo, seorang professor dari NUS National University of Singapore, memerikan beberapa artikel tentang scoter ini.

Pemerintah Singapore, salah satunya yang tergabung dalam SMF atau Seniors Mobility and Enabling Fund, memberikan subsidi kepada kaum prioritas atau lansia di Singapore untuk mobilitas mereka.

Dirancang untuk kaum prioritas atau orang2 yang kesulitan berjalan dan scooter ini semakin popular selama beberapa tahun belakangan ini. Semakin m=umum melihat mereka di jalur pedestrian, di transportasi umum dan restoran2.

Sepertinya, denagn keterjangkauan karena subsidi serta penurunan stigma2 tentang disabilitas dan prioritas,

Lebih detail lagi, di Singapore penggunaan scooter untuk mobilitas mereka di jalur umum, diatur oleh Undang Undang Mobilitas Aktif Singapore. Mereka dijinkan untuk memakai jalur pedestrian, jalur bersepeda dan jalur Bersama serta di area "park connector", dan mereka tridak diijinkan di jalan raya seperti kendaraan bermotor.

Berbeda dengan scooter elektrik, scooter mobilitas tidak diharuskan memenuhi berbagai kriteria dan tidak diwajibkan memenuhi standard keamanan. Scooter ini, bisa dilipat dan disimpan di bagasi mobil tanpa terlalu banyak makan tempat, dan bisa dipakai di ternasportasi umum, seperti bus dan MRT.

Ada yang 3 roda, ada juga yang 4 roda. Scooter ini bisa lebih cepat disbanding dengan kursi roda ajaibku. Tetapi untukku, dengan scooter, tangan kananku akan bermasalah untuk menyetir 2 tangan, karena tangan kananku lumpuh .....

***

Begitu pedulinya pemerintah Singapore untuk melayani warganya, termasuk kaum prioritas, disabilitas dan lansia. Bshkan, berbagai alat bantu pun, disubsidi untuk mereka. Dan, aku benar2 semakin iri .....

Keberadaan scooter2 itu di Kawasan Joo Chiat, memberikan inspirasi baru untukku. Ketika Singapore sudah bisa sedemikian rupa melayani warganya, bukan lalgi melalui fasilitas2 disabilitas dan kaum prioritas di area perkotaan saja, tetapi sudah lebih maju ribuan Langkah dibandingkan negara kita.

Jangankan subsidi alat2 bantu yang diberikan kepada warga disabilitas dan prioritas Indonesia, bahkan tentang fasilitas2 yang seharusnya ada di area perkotaan saja, belum ada! Entah kapan, kpta inklusi Jakarta yang aku inginkan sebagai end-user bisa benar2 terjadi .....

Menurut Profesor Johannes Widodo, homeless atau gelandangan di Singapore tidak banyak. Yang ada atau yang banyak adalah warga tua dan miskin dan tinggal di apartemen sewa yang bersubsidi.

Biasanya, mereka mendapatkan bantuan berupa voucher makan sehari2 dan yang mobilitasnya bermasalah, akan mendapatkan bantuan RMD atau Personal Mobility Device, atau scooter yang aku tuliskan diatas .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

2 orang kakek di atas scooter, mereka masih
2 orang kakek di atas scooter, mereka masih "sehat" dan masih semangat untuk berjalan2, dan sorang nenek yang meanng sudah tidak bisa bermobilitas dengan scooter bahkjan kursi roda elektrik, sehingga nenek ini dibantu oleh seseorang, mungkin anaknya (?) ..... Dokumentasi pribadi

Jadi,

Apa yan aku pikirkan sebelumnya bahwa orang2 yang duduk di scooter itu adalah homeless dengan berbagai barang2 kumel, itu salah. Yang ada, mereka memang miskin dan mendapatkan bantuan pemerintah untuk mobilitas mereka jika mereka bermasalah dengan mobilitasnya.

Tetapi, tidak salah juga untuk warga Singapore disabiliras termasuk obesitas yang membutuhkan bantuan untuk mobilitasnya, memang bisa mendapatkan scooter bersubsidi.

***

Astaga!

Aku semakin iri denagn fasilitas2 yang diberikan oleh pemerintah Singapore untuk warganya! Lama2 aku pindah deh, ke Singapore, hahahahaha .......

By Christie Damayanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun