Profesor Johannes Widodo, seorang professor dari NUS National University of Singapore, memerikan beberapa artikel tentang scoter ini.
Pemerintah Singapore, salah satunya yang tergabung dalam SMF atau Seniors Mobility and Enabling Fund, memberikan subsidi kepada kaum prioritas atau lansia di Singapore untuk mobilitas mereka.
Dirancang untuk kaum prioritas atau orang2 yang kesulitan berjalan dan scooter ini semakin popular selama beberapa tahun belakangan ini. Semakin m=umum melihat mereka di jalur pedestrian, di transportasi umum dan restoran2.
Sepertinya, denagn keterjangkauan karena subsidi serta penurunan stigma2 tentang disabilitas dan prioritas,
Lebih detail lagi, di Singapore penggunaan scooter untuk mobilitas mereka di jalur umum, diatur oleh Undang Undang Mobilitas Aktif Singapore. Mereka dijinkan untuk memakai jalur pedestrian, jalur bersepeda dan jalur Bersama serta di area "park connector", dan mereka tridak diijinkan di jalan raya seperti kendaraan bermotor.
Berbeda dengan scooter elektrik, scooter mobilitas tidak diharuskan memenuhi berbagai kriteria dan tidak diwajibkan memenuhi standard keamanan. Scooter ini, bisa dilipat dan disimpan di bagasi mobil tanpa terlalu banyak makan tempat, dan bisa dipakai di ternasportasi umum, seperti bus dan MRT.
Ada yang 3 roda, ada juga yang 4 roda. Scooter ini bisa lebih cepat disbanding dengan kursi roda ajaibku. Tetapi untukku, dengan scooter, tangan kananku akan bermasalah untuk menyetir 2 tangan, karena tangan kananku lumpuh .....
***
Begitu pedulinya pemerintah Singapore untuk melayani warganya, termasuk kaum prioritas, disabilitas dan lansia. Bshkan, berbagai alat bantu pun, disubsidi untuk mereka. Dan, aku benar2 semakin iri .....
Keberadaan scooter2 itu di Kawasan Joo Chiat, memberikan inspirasi baru untukku. Ketika Singapore sudah bisa sedemikian rupa melayani warganya, bukan lalgi melalui fasilitas2 disabilitas dan kaum prioritas di area perkotaan saja, tetapi sudah lebih maju ribuan Langkah dibandingkan negara kita.
Jangankan subsidi alat2 bantu yang diberikan kepada warga disabilitas dan prioritas Indonesia, bahkan tentang fasilitas2 yang seharusnya ada di area perkotaan saja, belum ada! Entah kapan, kpta inklusi Jakarta yang aku inginkan sebagai end-user bisa benar2 terjadi .....