By Christie Damayanti
Ibukota GeorgeTown, Penang. Dengan ruko2 Chinese Peranakannya serta bangunan2 modern sebagai latarnya. Apakah aku bisa "berjalan" dengan kursi roda ajaibku disepanjang jakan ini? TIDAK!
***
Penang adalah memori ku dengan keberadaanku disana dan undangan dari sahabat filatelis ku salah satu yang terbaik, Leong Khong Ming denan keluarganya. Mungkin, jika tidak ada Leong, aku tidak akan kesini.
Mengapa?
Aku tahu bahwa Penang adalah "kota heritage", dimana jkka kota itu benar2 heritage, dan memang sudah menjadi bagian dari dunia lewat UNESCO, aku sadar bahwa kota ini tidak terlalu ramah untuk disabilitas, terutama pemakai kursi roda, seperti aku.
Dan begitulah kenyataannya!
Selama 7 hari yang menjadi 9 hari gara2 pesawatku meninggalkan aku (hihihi .....), aku traveling di Penang atau ibukota GeorgeTown hanya bisa dengan taxi atau Grab. Aku foto2 yang dari dalam mobil, tanpa aku bisa "berjalan" dengan kursi roda, termasuk kursi roda ajaibku yang bisa menjadi "tank" ......
Setiap pagi jika Leong tidak bisa menemani aku jalan2, aku pasti pesan taxi untuk menuju tempat2 yang aku mau.
Dan setelah 9 hari disana berkeliling di ibukota GeorgeTown, dan Leong sudah mengajakku ke lingkungan keluarganya di Kota Sungai Petani di negara bagian Kedah, sepertinya aku tidak akan kesana lagi jika aku hanya berada dalam taxi saja, tanpa merasakan sebuah kebutuhan disabilitas yang mumpuni.
Travelingku saat2 ini setelah anak2ku dewasa, bukan sekedar berlibur saja, tetapi lebih kepada melakukan beberapa surveydan riset kecil2an untuk aku bisa mendapatkan apa yang aku butuhkan untuk bisa dibawa ke Indonesia dan diterapkan disana.
Seperti misalnya, konsep2 untuk fasilitas2 disabilitas dan lansia, bagaimana nantinya Indonesia bisa menjadi seperti tempat tersebut. Dan, sepertinya Penang belum bisa aku serap untuk kubawa ke Indonesia.
Ibukota GeoegeTown dengan bangunan2 tua jaman China Peranakannya. Sangat cantik dan aku sangat tertarik untuk mengeksplore secara detail blusukan kesana. Tetapi? Tudak ada jalan untuk kursi roda. Trotoarnya sangat berantakan, naik turun berundak dengan permukaan lantai yang tidak rata .....Â
Â
Tetapi, Penang memang sebuah kota heritage cantik dengan ruko2 tua Chinese peranakan nya. Memang cantik, cantik sekali, Tetapi, bagaimana aku tidak memaparkan kecantikannya jika aku hanya bisa memotretnya dari dalam mobil saja?
Bahkan, di beberapa mall pun, ada beberapa titik yang susah aku bergerak denagn kursi roda. Atau jika harus naik turun lift tangga pun, harus memanggil petugas untuk aku bisa naik atau turun tangga dengagn lift tangga nya ......
Di beberapa tempat wisata, memang wisata heritage yang pasti tidak ramah disabilitas, dengan hanya perbedaan level lantai sekedar 5 cm saja, kursi roda ajaibku pun tidak bisa masuk ke dalam. Walau, di beberapa tempat wisata heritage itu sudah dipasang ramp mobile untuk kursi roda.
Ditambah lagi, Ketika pesan taxi online, harus khusus untuk mobil2 besar, dan ternyata tidak banyak yang mempunyai mobil beras seperti Avanza dan sejenisnya. Mereka Sebagian besar adalah mobil2 sedan. Dan, untuk mengangkat kursi roda ajaibku ke bagai mobil sedan itu sama sekali tidak mudah!
Pertama, karena bagasi mobil sdan lebih tinggi dan lebih dalam untuk mengangkat kursi roda ajaibku yang berat.
Kedua, drivernya akhirnya banyak ngomel walau Leong bilang untuk aku berikan uang tip untuk mereka. Masalahnya adalah, tidak banyak uang kecil cash! Karena, untuk pengeluaranku Sebagian besar denaggn kartu kredit!
Dengan banyak masalahku untuk berkeliling di Penang, sepertinya aku tidak akan lagi kesana kecuali memang niat sekali untuk bertemu dengagn Leong dengan keluarganya ......
Kesimpulan selama 9 hari aku di Penang adalah bahwa Penang sama denan Jakarta dan termasuk Kualalumpur, keberadaannya hampir sama dengan Jakarta, yang belum terlal peduli tentang fasilitas2 disabilitas dan prioritas.
Jika di Jakarta "ramah disabilitas" masih ada di jalan protocol walau mungkin hanya 80% saja, tetapi di Penang, aku berkeliling ibukota GeorgeTown, aku sama sekali tidak melihat pedestrian yang benar2 bisa aku datangi dengan konsep "ramah disabilitas" .....
Ya, Penang sama sekali atau masih jauh sekali untuk kaum disabilitas dan prioritas .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI