By Christie Damayanti
 Ibu kota George Town Penang, memang bukan sebuah kota yang ramah disabilitas, sehingga aku tidak bisa berjalan2 seenaknya saja seperti di Singapore, karena itu. Tetapi, George Town menyimpan karta karun luar biasa cantik dan banyaknya, sehingga walau aku tidak bisa berjalan2 disana karena tidak ada  trotoar yang memadai untuk kursi roda ajaibku, tetapi aku benar2 bela2in untuk kesana.
Awalnya masih di Jakarta pun, aku tidak terlalu peduli kota ini ramah disabilitas atau tidak. Karena tujuan utamaku kesana adalah menemui sahabat fisalitis ku, Leong Kong Ming yang tinggal disana. Dan, aku tahu tentang Penang yang menyimpan harta karun luar biasa untuk dunia.
Ketika disana, Leong memang banyak membantuku untuk menuju tempat2 cantik dengan mobilnyaq dan kursi roda ajaibku bisa bawa di bagasinya. Tetapi, jika Leong harus bekerja aku akan mencari taxi online untuk mengantarku kemanapun akum mau, seperti di Jakarta.
Dan, disuatu saat aku berada disana, denagn rekomendari dari Leong aku ke sebuah kuil Birma, Bernama Burmese Dhammikarama Temple, berada di ibukota George Town Kawasan yang Bernama Pulau Tikus di pinggiran ibukota.
Terletak di Burmah Road, kuil ini berseberangan dengan Chayamamangkalaram, sebuah kuil Myanmar Malaysia tertua di negara bagian Pulau Pinang ini, di ibukota George Town.
Kuil ini juga menjadi titik fokus untuk festival tahunan Air, Thingyan dan Pertengahan Musim Gugur serta untuk Prapaskah Buddha dan Hari Penerangan Lilin di pinggiran kota. Sebuah hari2 yang sangat dinanti2kan warga kota, karena even itu sangat meriah, salah satu even tahunan yang mana banyak wisatawan manca negara dating untuk menikmati festival2 tersebut.
Sejak awal abad ke-19, telah ada pemukiman Burma di Pulau Tikus. Didirikan sebagai kyaung (biara), kuil ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi umat Buddha, dengan tempat tinggal biksu, pondok ajaran, dan perpustakaan di dalam halaman kuil.
Banyak patung Buddha dan makhluk mitos seperti gajah, ikan, dan garuda untuk melambangkan "tiga alam darat, udara, dan laut" tersebar di dalam kuil, termasuk sepasang chimera bersayap yang dikenal sebagai Panca Rupa (pelindung dan penjaga dunia) dan mural besar yang menggambarkan Penolakan Buddha.
***
Aku sendiri, tidak terlalu mengerti tentang banyak hal tentang ini, tetapi yang aku tahu adalah jika berada dalam sebuah kuil terutama (bisa juga di gereja), akan aka nada banyak pemandangan bagi mataku yang memberikan inspirasi2 baru.
Detail2 arsitektiral bangunan 2 keagamaan serta warna warni yang mencolok, itu memberikan dampak kepaadku adalah rasa senang dan Bahagia, karena warna warni itu menyelaraskan hati yang Bahagia, gembira dan damai .....
Apalagi, dalam sebuah bangunan keagamaan, biasanya ada sebuah "aura mistis", dengan angin yang sepoi2, selentingan suara2 mereka yang sedang bersembahyang atau alunan music gerejawi (jika di sebuah gereja), bahkan suaran2 peimipin kuil atau gereja jika mereka sedang mengadakan ritual2 mereka.
Ketika aku disana, sudah banyak wisatawan2 asin g yang dating dan mereka bergerombol serta memotret apa yang mereka kehendaki. Ada juga warga local yang dating untuk bersembahyang. Aku hanya mengikuti kemana arahku untuk berjalan.
Dokumentasi pribadi - Aku dengan salah satu "pejaga" Panca Rupa di kuil Birma ini. Bangunan dibelakangku adalah tempat bersemayam patung Buddha raksasa dengan berbagai rupa Buddha versi berbagai negara2 Asia, termasuk juga Buddha versi dari Indonesia .....
Detail2 arsitektural lah, yang memanduku untuk erjalan dan sibuk mengamati dan memotret yang akum mau, sampai akhirnya aku berada di sebuah aula besar dengan pwtung Buddha keemasan yang menjulang tinggi .....
Sebuah patung emas Buddha, mungkin sekitar 10 meter sampai 15 meter (karena aku tidak mendapatkan detail referensi tentang ini), berwarna keemasan. Entah memang benar2 dilapisi emas atau tidak, tetapi patung raksasa ini sangat membahana di mataku. Indah dan mewah sekali .....
Dokumentasi pribadi - Giant Buddha setinggi antara 10 sampai 15 meter, dengan lapisan emas atau tidak, tetapi patung ini luar biasa indah dan mewah nya .....
Dengan berbagai lambing dari binatang2 disana, dan detail seni nya yang luar biasa, membuat aku benar2 bisa menikmati dan mengamati untuk kubuat sebuah kenangan luar biasa aku dengan "sesuatu" yang sangat menginspirasi .....
Dan, dibelakang patung raksasa ini, terdapat belasan patung Buddha versi dari beberapa negara Asia tentang seorang Buddha yang sangat dihormati, termasuk juga versi dari Indonesia.
Dokumentasi pribadi - Berbagai rupa Buddha dari berbagai negara dengan material gyosum dan bercampur dengan porselen, yang pekerjaannya sangat rapi serta detail sekali .....
Dokumentasi pribadi - Berbagai rupa Buddha dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia
Â
Patung2 Buddha ini, apalagi yang raksasa ini, workmanship nya sangat halus. Selain yang berwarna emas, patung2 Buddha di belakangnya itu, terbuat dari gypsum dan bercampur dengan beberapa bagiannya adalah porselen,
Sehingga masing2 dari patung Buddha ini jika ada cahaya atau sinar matahari yang masuk, patung2 itu bersinar sebagian (yang terbuat dari porselen, akan memancarkan sinar) yang sangat menginspirasi .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H