Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Komtar Penang", Wisata yang Terbengkalai.....

16 November 2022   09:33 Diperbarui: 16 November 2022   09:37 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi www.penangproperties.com

By Christie Damayanti

                                                                                                                 

                                            Lobby utama Komtar Walk untuk naik ke lantai 68, melihat dan mengamati Penang dari atas

Sebagai seorang arsitek dan city planning, obsesiku adalah meliaht perkotaan dunia, mencari konsep2 baru dan membawanya ke negeriku. Entah bagaimana dan entah siapa yang mau membaca hasil yang aku lakukan, aku tidak tahu, tetapi passionku memang selalu "haus" akan cerita dibalik sebuah kota ......

Ketika aku berada di Penang, September 2022 lalu, selain aku selaku diajak Leong sahabatku untuk ke apartmen dengan keluarganya, juga traveling ke Sungai Petani Kedah ke keluarga Liang istrinya, aku tetap berusaha berkeliling Penang, terutama ibukotanya, George Town, walau belum ramah disabilitas.

Akhirnya, karena aku memang tidak bisa berkeliling kota dengan kursi roda, hanya bisa dengan taxi online seperti di Jakaarta, aku hanya bisa berkendara dengan kursi roda ajaibku di banyak mall.

Lumayan sih, aku bisa mengamati mall2 yang ada di Penang, yang ternyata tidak lebih bagus daripada mall2 di Jakarta, dalam hal "ramah disabilitas".

Selain itu, Leong menginformasikan beberapa tempat wisata non-mall yang bisa aku datangi dengang kursi roda ajaibku, dan itulah yang aku lakukan selama aku disana. Salah satunya adalah wisata Komtar, sebuah bangunan tertinggi di George Town 68 lantai dan di roof-top kita bisa mengamati Penang dari atas, di ketinggian tersebut.

***

Kompleks Tun Abdul Razak,, dikenal dengan Melayu Komtar, sebelumnya dikenal sebagai Penang New Urban Centre dan Central Area Redevelopment Plan for Penang, adalah multikompleks yang terletak di kota George Town, Penang, Malaysia.

Kompleks ini terdiri dari gerai ritel, pusat transportasi, dan gedung pencakar langit, berisi kantor administrasi pemerintah negara bagian Penang. Itu dinamai Abdul Razak Hussein, Perdana Menteri kedua Malaysia, yang meresmikan pembangunan kompleks tersebut. Menara ini merupakan gedung tertinggi ketiga di Malaysia di luar Kuala Lumpur, setelah The Astaka Tower B setinggi 255,6 meter.

 Fase pertama pembangunan kompleks ini dimulai pada tahun 1974, dan selesai pada tahun 1988. Saat gedung pencakar langit tersebut selesai pada tahun 1985, gedung ini diselesaikan dengan 65 lantai dan ketinggian 232 meter.

Selama pemugaran pada tahun 2015, 3 lantai lagi ditambahkan di gedung pencakar langit, meningkatkan ketinggian menjadi 249 meter. Selain itu, Komtar Tower adalah rumah bagi Rainbow Skywalk, skywalk kaca tertinggi di Malaysia, yang dipasang di puncak gedung pencakar langit, skywalk berada di ketinggian 248,7 meter. diluncurkan pada tahun 2016.

   Dokumentasi www.timeout.com
   Dokumentasi www.timeout.com

                                                                                                     

                                         Menara Komtar sebagai pencakar langit, ditengah2 bangunan2 lainya di George Town, Penang

 

Upaya lebih lanjut untuk merevitalisasi Komtar termasuk peluncuran The Gravityz, yang disebut sebagai jalur tali tertinggi di dunia, di bagian luar lantai 65 gedung pencakar langit pada tahun 2018. Wikipedia.

Komtar dikenal sebagai salah satu penggunaan arsitektur modernis dan brutalis yang paling menonjol di Asia. Peninggalan Komtar tetap kontroversial: beberapa mencatatnya sebagai ikon kemakmuran pasca-industrialisasi Penang setelah tahun 1970-an; yang lain mewakili bangunan dengan kerusakan kota dan penghancuran yang disengaja terhadap warisan tradisional setempat.

***

Ketika itu, hari itu mendung berat, tetapi aku bebar2 harus ke Komtar. Aku benar2 ingin melihat dan mengamati Pengagn dari aas ketinggian 68 lantai Komtar. Sehingga, aku langsung memesan taxi online dan driver menjemputku untuk ke Komtar, berjarak pendek dari hotelku, Ozzo Hotel.

Pemagdangan disekitar Komtar pun, mengingatkanku teang sebuah kawasan Glodog di Jakarta, dengan suara2 orang berteriak2 dalam berdagang. Suasananya sungguh ribet, macet dan terliihat banyak warga pendatang dari India.

Komtar dengan segala sepak terjang nya sebagai salah satu pencakar langsit tertinggi di Malaysia ini, tidak dibarengi dengan bagaimana mengelola bangunan ini sebagai salah satu ladang turis!

Ya, aku merasakan demikian!

Karena, aku tidak merasakan kenyaman dan kemanan ketika taxi ku berputar untuk menurunkanku di lobby utama Komtar.

Dokumenatsi www.expedia.com
Dokumenatsi www.expedia.com

Dokumenatsi www.expedia.com
Dokumenatsi www.expedia.com

                                                                                                       

Menuju Komtar dengan suasana seperti suasana di Glogog atau Piangsia Jakarta. Daerah perdagangn besar dengan suara2 teriakan2 orang2 disakitar sana ....

Dokumentasi www.penangproperties.com
Dokumentasi www.penangproperties.com

Dokumentasi www.penangproperties.com
Dokumentasi www.penangproperties.com
                                                                                                 

Suasana pas dibawah gedung Komtar. Aku tidak merasana keamanan dan kenyamanan, sama seperti ketika kita berada di daerah Glodog Jakarta. Dan, kata Leong pun sama, berhati2lah di kawasan ini .....

 

Ternyata, driver taxol pun belum pernah mengatar kesana. Kutanya,

"Koq belum pernah? Bukankah ini salah satu tempat wisata di Penang?"

Jawabnya, 

"Komtar tidak terlalu dikenal turis dan memang tidak ada banyak turis kesini. Paling2 turis lokal diseputaran Komtar".

Aku mencari tahu tentang Komtal di brosur2 di hotel. Ternyata, sepertinya Komtar memang belum di blow up untuk tempat wisata.

Ketika masuk lobby utamanya pun, sangat sepi walau lantai dasara sampai lantai sekian diperuntukan menjadi pusat perdagangan.

Dokumentasi pribadi dan www.penangproperties.com
Dokumentasi pribadi dan www.penangproperties.com

Dokumentasi pribadi dan www.penangproperties.com
Dokumentasi pribadi dan www.penangproperties.com

                                                                                      

                           Lobby utama Komtar yang sepi, padahal siang hari. Di dalam area pedagangan seperti di Glodog, Jakarta .....

 

Aku merasa sayang, mengapa Komtar tidak benar2 di blow up oleh Penang untuk tempat wisata, karena ketika aku naik keatas, ternate roof-top lantai 68 itu benar2 bisa membuat mataku melebar dan terus ternganga karena lingkungan dan konsepnya.

Tetapi, lingkungan Komtar itu, menurutku hrus di kelola dengan lebih baik, supaya turis tidak iilfill ketika melihat Susana seritaran Komtar. "Perjalanan" dari lobby utama  sebelum naik ke lantai 68 pun, harus dikelola dengan baik. Mungkin, bisa benar2 dibangun suasana turis dengan berbagai toko cindera mata.

Ketika aku turun di lobby utama, tidak ada signage yang menyatakan arah ke lift. Dan, ternyata banyak lokasi loft yang bukan kr arah lantai 68, dan tidak ada seorang pun yang ada disana, apalagi untuk bertanya .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun