Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bertanding Basket di Queensbay Mall, Berdampingan dengan Butik Mewah Internasional

7 November 2022   14:07 Diperbarui: 7 November 2022   14:11 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Queensland Pulau Penang memang sebuah kawasan baru dengan peruntukan campuran bagi warga Penang di Pulau Pinang. Termasuk sebuah mall besar disebut Queensland Mall, yang mewah dan sempat aku kunjungi saat aku berada disana.

Menurut Leong, sahabatku yang tinggal disana, ini dalah mall terbaik di Penang, dan jelaslah aku ingin kesana, bukan untuk belanja tetapi untuk survey mall terbaik dan untuk melihat fasilitas2 disabilitas yang ada di mall terbaik disana.

Ya, benar sih .....

Seperti mall2 dimanapun, mall mahal memang meninggalkan kesan tersendiri dan membuat aku mulai tertegun, ketika di lobby utamanya, sedang ada pertandingan bola basket anak2 muda Penang antara 2 sekolah ......

Queensbay Mall adalah pusat perbelanjaan terbesar di Penang, Malaysia. Terletak di Bayan Lepas, bangunan ini selesai dibangun pada awal Juli 2006 dan dibuka untuk umum pada Desember 2006.

Mal ini mencakup area bangunan kotor seluas 230.000 m2 dan berisi lebih dari 400  toko retail yang tersebar di lima lantai, menarik beberapa merek internasional yang sudah mapan. Penyewa jangkar utamanya adalah AEON dengan parkir bertingkat.

Sejak dibuka pada tahun 2006, Queensbay Mall telah menjadi salah satu pusat ritel utama di Penang, bersaing langsung dengan pusat perbelanjaan yang lebih mapan di negara bagian seperti Gurney Plaza. Khususnya, Queensbay Mall dan Gurney Plaza dikelola oleh CapitaMalls Asia, anak perusahaan dari CapitaLand yang berbasis di Singapura. Wikipedia.

Nah, yang menarik untukku adalah ketika aku masuk di lobby utamanya, yang biasanya dihiasi sebagai prestige mahal dengan barang2 yang dijual mahal, tetapi justru saat itu di lobby utama Queensbay Mall sedang diadakan pertandingan basket antar 2 sekolah SMP atau SMA.

Lobby utaanya seperti atrium dengan 2 lantai terbuka diatasnya, sehingga penonton bisa melihat dari lantai 1 atau lantai 2.

Eh ..... mungkin bukan tanding basket, tetapi hanya latihan saja, karena lapangan Basketnya hanyan disediakan 1 tiang gawang saja, walau luasnya setara dengan lapangan basket.

Untukku sendiri, ini adalah sebuah terobosan tentang tanding atau latihan basket di dalam mall, bukan di luar mall. Saat aku kesana memang sedang liburan sekolah, dimana mungkin banyak sekolah merencanakan berbagai kegiatan untuk mereka, salah satnya adalah tanding atau latihan basket di dalam mall.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Bertanding atau latihan basket dengan hanya 1 tiang gawang, dengan 3 pemain masing2 sekolah, di lobby utama Queensbay Mall. Lantai lapangan basket harus di desain khusus untuk dribble bola basket, tidak sembaangan .....

Dokumenatsi pribadi. Lobby utamanya berkonsep atrium untuk 3 lantai ditasnya, sehingga penonton bisa menonton di lantai 1 atau lantai 2 .....
Dokumenatsi pribadi. Lobby utamanya berkonsep atrium untuk 3 lantai ditasnya, sehingga penonton bisa menonton di lantai 1 atau lantai 2 .....
Aku mengamati ketika mereka bertanding, banyak keluarga murid2 itu datang. Orang tuanya, nenek kakeknya, adik2nya atau teman2nya. Sementara mereka bertanding, ada beberapa keluarga berjalan2 di seputaran mall, dan 1 orang dari mereka berjaga di lingkaran pertandingagn untuk merekam kegiatan itu dengan foto2nya.

Konsep kegiatan ternmasuk desain mall nya kuakui menjadi terobosan, terutama untukku. Sementara anak2 mereka bertanding, keluarga mereka sebagian berjalan2 di mall, tanpa harus jauh2 keluar. Mereka masih dalam lingkaran mall tersebut.

Walaupun bukan sebuah pertandingan dan tanpa pom-pom girls, Yang bertanding sama sekali tidak berisik. Suara2 yang keluar hanya dentuman bola basket ketika di drible, dan suara2 jika mereka memasukkan ke gawang lawan, dan tidak ada suara2 berisik yang tidak jelas, apalagi tidak ada suara2 saling mengejek.

Mereka tidak saling mengganggu dan mereka pun bertepuk tangan seperlunya saja .....

Suara2 tidak berisik, serta yang datang dari mereka pun sangat tertib, mengantri ketia harus antri, dan aku sebagai pengunjung saja, sama sekali tidak merasa terganggu.

Anak2 murid atau teman2 mereka yang tidak tanding pun, mereka duduk dengan tertib atau berdiri di atas atrium untuk menyemangati sekolahnya. Pokoknya, bukan seperti tanding atau latihan yang eforianya membuat berisik dan menjadi tidak tertib bahkan mengundang perkelahian, jika suara2 saling mengejek pun bergaung ......

Yang jelas, dalam kegiatan hari itu, walau sepertinya kedua sekolah yang bertanding latihan adalah sekolah mahal (terlihat daro seragamnya bawaan dari Inggris, dimana Penang atau Malaysia salah satu tempat Inggris berada disana beberapa puluh tahun lalu), tidak ada kegiatan jualan yang berhuungan dengan basket atau sekolah mereka. Padahal mereka sedang dan punya kesempatan berjualan karena di mall mahal ......

Dan, mau tahu yang membuat aku semakin agak speechless adalah lapangan basket di lobby utama ini, berebelahan dengan beberapa butik malah internasional seperti Coach, Michael Kors, Kate&Spade dan Hugo Boss ......

Ide brilian ini membuat pemikiran untukku. Karena, untuk membangun lapangagn basket di dalam mall, harus di desain khusus untuk lantainya, sesuai dengan fungsinya. Bukan hanya sekedar lantai biasa.

Ada desain dan konsep khusus untuk memberikan kenyamanan bertanding basket di dalam mall, mungkin juga termasuk dengan akustiknya, supaya suara2 yang ada bisa teredam dengan sendirian, walau tetap harus disesuaikan dengan lingkungannya.

Jadi?

Mengapa kita tidak berpikir untuk mendesain pertandingan olahraga di mall, dengan desain2 khususnya? Karena, untukku mall merupakan salah satu tempat sebagai interaksi antar keluarga dan sahabat. Jagan juga hanya berbisnis jual beli saja, tetapi juga bernteraksi antar keluarga, teman dan sahabat.

Pameran2 non-bisnis seperti yang selalu aku lakukan di beberapa mall di Jakarta tentang Filateli Kreatif, atau pameran hewan2 peliharaan di beberapa mall di Jakarta (Central Park dan Kelapa Gadin Mall) atau juga tanding basket, di dalam gedung mall, bukan di luar gedung .....

Oya,

Leong bercerita setelah sorenya aku cerita tentang tanding basket di Queensbay Mall, ternyata ada di sebuah mall di Kuala Lumpur, ada ruang dan lapangagn khusus untuk tending squash ...

Hmmmmmm ...... menarik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun