Cagar budaya mulai panic ketika investor2 masuk ke kota2 termasuk Jakarta, dan banyak yan akhirnya membangun baru dengagn mengesampingkan bagunan2 heritage itu. Kadang juga, mereka memangun asal saja, dan tidak mengindahkan sejarahnya, sehingga menghasilkan desain2 yang amburdul.
Mungkin sebagian masyarakat mengatakan "bagus", tetapi tidak bagi orang2 yang mengerti tentang sejarah, budaya dan desain .....
Sudahlah, aku tidak mau menuliskan tentang Indonesia, tetapi aku ingin menulis banyak tentang Penang ......
Cerita tetang Penang dengan bagi=unan2 heritagenya, sudah aku tuliskan sebagian kecil di artikel sebelumnya. Sekarang, aku ingin menulis tentang food-street nya, dimana Penang un sangat terkenal dengan food-street nya.
Bahkan, sejak masih di Jakrta dan aku sudah woro-woro kalau aku akan ke Penang, teman2ku yang sudah pernah ke Penang selalu mengatakan,
"Christie, jangan lupa makan di kakilimanya ya. Food-street Penang terkenal yang enak2, lho!"
Jadi, aku ktakan pada Liong untuk makan siang nya di kaki lima saja ya ....
Tetapi, memang ketika ku datang di Penang, hujan turun. Walau gerimis, tidak mungkin kita makan di kaki lima. Pertama, pastilah sedikit banyak kami akan kehujanan. Kedua, dengan area yang becek, aku pun sepertinya tidak mungkin berjalan kaki kesana karena kaki kananku yang lumpuh akan "mogok", hahaha .....
Akhirnya, Liong membawa kami ke makanan2 kaki lima tetapi yang dihimpun seperti foodcourt, dengan bangunan permanen terbuka dengan atapnya, tentu saja ini lebih baik untukku.
Kami makan bukan utuk makan siang, karena aku sudah sangat excited sehingga akhirnya kami berhenti disana di jam 5.00 sore untuk makan sore, hahaha .....
Tetapi untuk makan siangnya, adalah jajanan pasar yang dibelikan Liong di gerobak2 yang banyak mangkal di beberapa titik, persis seperti di Jakarta atau kota2 lainnya di Indonesia. Benar, kan? Penang similar dengan Jakarta atau pasti juga Malaysia similar dengan Indonesia ....