Posisiku duduk di kursi roda ajaibku dan memotret bus bukan tujuanku, terlihat tidak ada orang yang menghalangiku dan sisupir bus gampang mengenaliku sebagai disabilitas diatas kursi roda
Ramp yang tertanam di lantai bus, akan dibuka ketika kursi roda naik ke bus dan juga jika mau turun dari bus .....
 Setelah aku nyaman dan aman, si supir bus kembali lagi ke tempat duduknya, dan membuka pintu depan untuk antrian warga kota naik, tab kartu dan duduk atau berdiri di dalam bus. Jika mau turun, disabilitas akan memencet bell khusus berwarna biru untuk suaya supor bus tahu yang mau turun adalah disabilitas. Dan suara bell itu seperti orang menjerit2 sebanyak 9x, hahaha .....
Â
Untuk penumpang yang lain, ada bell merah untu mereka yang mau turun ke tempat destinasi mereka. Inilah yang membuat aku pernah diomelin supir bus, karena aku memencet bell (merah) yang salah, hahaha ......
Di titik itu, tidak ada tanda apa2 sebagai fasilitas aku disabilitas dengan kursi roda, tetapi kepedulian warga kota lah yang memberitahu tentang keadaan tersebut. Dan aku sangat berteruma kasih untuk kepedulian tersebut.
Lain lagi dengan pemberhentian bus ketika aku traveling di perkotaan Singapore.
Di semua pemberhentian bus di kota atau downtown Singapore, selalu da tempat khusus untuk disabilitas, terutama pengguna kursi roda. Dengan konsep yang sama dengan ceritaku diatas. Tetap tidak ada tanda2 fasilitas untuk pengguna kursi roda, tetapi kepedulian warga kota lah yang membuat aku semakin mengerti tentang sebuah kepedulian dari negeri mungil inklusi ini.