Sama dengan konsep sebuah perjalanan manusia, menuju Rumah Tuhan, Masjid Sultan seperti merupakan tujuan akhir kehidupan manusia. Tuhan ada disana. Mungkin, itulah konsep pembangunan Masjid Sultan yang awalnya dibangun oleh Sultan pertama Singapore, dengan jejeran ruko2 sebagai "pagar betis", tanpa ada yang menyadarinya.
Dokumentasi pribadi. Kawasan "orang2 kepercayan sultan" menuju singgasana, Masjid Sultan. Sangat terlihat di foto diatas ini, Masjid Sultan denga kubah emas,ya terlihat terapit oleh ruko2 cantik dengan deretan pohon kelapa. Untuk tujuan sebuah harapan baru .....
Aku tidak tahu dengan pasti, karena tidak ada referensi tentang ini, tetapi sebagai seorang arsitek, aku memang selalu mengamati dan menuliskanya dari sudut yang berbeda. Apalagi, ketika aku melakukan perjalanan dengan mas Kardy Chiu menuju ujungnya yaitu Masjid Sultan, da rasa bergetar ketika ternyata menuju ujung nya, selalu berjalan diantara ruko2 santik, sebagai dayang2 atau pagar ayu atau pagar betis.
Jika kita "keluar" dari deretan ruko2 cantik itu, kita akan "tersesat", blusukan ke gang2 yang kita tidak tahu. Ruko2 itu sepertinya "menjaga" kita untuk menuju ujung kehidupan manusia, Masjid Sultan. Ruko2 itu "menjaga" kita tidak keluar dari barisan, supaya kita tidak "tersesat" .....
Ya, Masjid Sultan merupakan ujung sebuah harapan baru seorang manusia, yang dibatasi oleh ratusan ruko2 cantik, supaya manusia itu tidak "tersesat" menuju harapan baru tersebut.
Apakah memang demikian?
Aku tidak tahu, tetapi aku merasakannya demikian .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H