Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ketika 60 Derajat Turunan dengan Kursi Roda Ajaibku dari JPO Henderson Waves

21 September 2022   11:03 Diperbarui: 21 September 2022   12:52 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Mungkin sekitar 1 jam kami, aku dengan ms Kardy berada di atas JPO Henderson Waves, sebelum kami harus turun lagi. Sekarang, masalahnya adalah adakah jalan turun yang rata wakatu menurun untuk kursi roda ajaibku?

Karena Mas Kardy belum tahu tentang ini, walau dia pernah kesini tetpi tidak tahu tentang keadaan turun dengan kursi roda, dia mencari2 jalan dan menemukan jalan turun kebawah yang memang sungguh curam!

Mas Kardy melambaikan tangannya untuk aku datang kepadanya, dan dia menunjukkan betapa curamnya jalanan turun! Astagaaaaaa ......

"Mas Kardy, beneran nih aku harus turun terjal begitu? Ada kali 60 derajat menurun, memang kursi roda ajaibku bisa? Huhuhu ...... ngeri, tahuuuuu .....", aku ngoceh terus.

Aku mengoceh dengagn sedikit takut, karena curmnya jalan turun ke bawah!

Dok. dasunik.com, bayangkan saja, JPO Henderson Waves seperti ini dengan puncak Mount Faber
Dok. dasunik.com, bayangkan saja, JPO Henderson Waves seperti ini dengan puncak Mount Faber

"Gpp, nanti aku pegangin dari belakang", jawab mas Kardy utuk menjawab kelih kesahku dan kengerianku. Ya, dia selalu berkata2 pelit, tenang tetapi bisa menghalau pikiran2ku yang sering ga jelas, hahaha ....

Aku cukup lama melihat dari atas dan bagaimana curramnya turun kebawah, sebuah jalan pengerasan sedikit kecil, mungkin sekitar 80 cm, dan curam serta berkelok2, terlihat dari atas. Dan karena ini berada di puncak Feber, dan juga puncak JPO Henderson Waves, tentu saja jalanan hars dibuat berliku2, bukan meluncur turun langsung, bisa jungkel kita semua, hihihi .....

Terlihat mas Kardy sabar menungguku untuk siap turun, aku yang ga enak dengan nya sehingga aku memantapkan hariku untuk mulai bergerak turun.

"Mas, hati2 ya. Pegangin yang kuat kursi rodaku, ya! Beneran, lho!Jangan cepet dan jang dilepas ya, pegangannya!", ocehanku cerewet.

"Iya", begitu saja jawabannya.....

Perlahan, aku mulai menurunki puncak JPO Henderson Waves, dan sungguh, hatiku deg2an, karena aku takut rem kursi roda ajaibku tdak berfungsi, dan aku bisa meluncur kebawah, tanpa pasti tidak ada yang bisa menahanku. Karena kursi roda ajaibku cukup berat dan aku pun tidak mampu menolong diriku sendiri karena tubuh kananku lumpuh ....

Tetapi, ternyata semua berjalan dengagn sangat baik. Kursi roda ajaibku fungsi remnya berjalan dengan semputna, aku hanya menggunakan speed 1 dengan sangat perlahan. Tangan mas Kardy kulihat masih memegang kursi roda ajaibku pada sandarnnya dan dia pun terlihat manap untuk membantuku jika ada masalah.

Jadi, perlahan tetapi pasti, kami berjalan menurun Gunung Faber ke permukaan tanah ......

Sepanjang perjalanan, aku ngoceh tidak henti, krena pemandangan yang cantik dan segar di dalam Hutan Gunung Faber. Sunyi cukup sepi kami menjalani turunan, dari jalajn setapak permukaan tanah  selebar hana sekitar 80 cm, lalu dibuatkan jalan aspal ringang selebar lebih dari 1 metr, semakin kebawah semakin bantak prang yang melaluinya ......

"Mas, lihat deh! 45 derajat, kan? Atau 60 derjat?", ocehanku ke Mas Kardy

"Ga, lah! Paling 40 derajat", hahahaha ..... kami bersahut2an dengan ocehan2ku yang memang hanya meredam excitedku tentang alam yang liar biasa disekelilingku dam bagaimana Mas Kardy benar2 bisa membuat kutenang serta selalu siap untuk membantuku, apapun bentuk nya .....

Mereka melihatku agak heran, (mungkin) bagaimana aku mau tau berani menanjak sampai puncak Gunung Faber dan puncak JPO Henderson Waves. Dan, aku justru dengan bangga menunjukkan siapa diriku sebagai seorang perempuan setengah baya, lumuh tubuh kanan, diatas kursi roda ajaibku serta berani kemanapun, bersama Tuhan Yesus ku ......

Semakin kebawah, semakai landai dan pegangan mas Kardy mulai lepas setelah terlihat aku cukuppercaya diri untuk menurruni bukit itu. Ocehanku pun tidak berhenti, bahkan aku pasti berhenti sesaat di beberapa titik untuk memotret betapa cantiknya alam Songapore .....

Sampai sudah di atas permukaan tanah Singapore!

Aku lega, dan mas Kardy, lagi2 mencari jalan buatku untuk kursi roda ajaibku, dan melihat apakah ada halte bus untuk kembali ke kota. Karena, jika tidak ada halte berarti kami harus ke kota naik taxi online.

Ternyata, ada halte di ujung sana, dan kami bergerak kesana. Spanjang perjalanan menuju halte bus, pemandangan dan suasanya benar2 tidak seperi di Singapore.

Pohon2 pinys tinggi dengan daun2nya yang bergururan, mengingatkanaku ketika aku berada di negeri 4 musim di musim gugur. Daun2 bebar2 berguuran dan yang sudah di tanah, daun2 itu sudah kering, berwarna kecoklatan.

Daun2 kecoklatan yang sdah keting pun, sebgaian besar diterbangkan angin, mengikuti arah angin. Sebentar menyambar tubuhku, benar2 seakan aku berada di sebuah negeri cantik 4 musim dan bukan di Singapore ......

Dokpri
Dokpri

Dokpri, suasana seperti bukan di Singapura, tetapi di negeri 4 musim
Dokpri, suasana seperti bukan di Singapura, tetapi di negeri 4 musim

Aku bersenandung kecil, sebentar2 aku berhenti untuk memotret apa yang inda dan cantik di sekelilingku. Berjalan lagi sambil bersenandung, menandakan betapa hatiku benar2 bahagia, apalagi dikawal oleh seorang sahabat yang selalu siap untuk menolongku apapun bentuknya .....

Dan, mas Kardy juga banyak memotretku candid, hahaha, aku suka sekali ......

Ya, seorang mas Kardy Chiu, seorang malaikat pelindung yang dikirmkan Tuhan untukku, mulai aku datang ke Singapore sampai saat itu dan seterusnya selama aku berada disana.

Tuhan benar2 memberikan Berkat dan Rahmat yang luar biasa, ketika aku kesepian di Jakaarta dimana keluargaku sendiri sibuk dan jauh dari hidupku, Tuhan mengirimku ke Singapore untuk bertemu dengan malaikat pelinungku, membawaku dalam kebahagiaan dalam persahabatanku dengan nya.

Singapore benar2 awal dari aku menjadi seseorang yang sungguh mandiri serta menemukan destinasi utama, jika aku membutuhkan sentuhan hangat seorang sahabat, dan memberikan aku spirit baru untuk mengarungi hidupku sampai Tuhan memanggilku pulang .....

Video Youtube :

Dari Mount Faber ke JPO Henderson Waves

https://www.youtube.com/watch?v=Bs9IN12WZUI&t=9s

https://www.youtube.com/watch?v=a9efUmHB_tg

https://www.youtube.com/watch?v=bsEVNnTNaZM

Turun Mount Faber, terjal sampai 60 derajat, dengan kursi roda elekttrik!!!

https://www.youtube.com/watch?v=SWf5RESJgxk&t=176s

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun