Begitu aku masuk ke area bangunan utama "Nest", aku sudah dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Karena, ketika aku masuk ke beberapa apatemen di Singapore, pedestrannya atau jalan setapaknya standard antara 150 cm sampai 180 cm. Tetapi, ini aku merasa "luas" sekali, karena jalan setaaj atau pedestrian atau koridor2 di Enebilng Village itu sebesar 2,5 meter!
Dengan permukaan beton halus tanpa sama sekali kerusakan, serta di sisi2 koridor tersebut terdapat banyak tempat duduk dari material beton, yang selalu ada 1 atau 2 tempat duduk yang mempunyai pegangan dari stainless steel.
      Tempat2 duduk disepanjang koridor, dengan pegangan2 dari koridor, untuk lansia terbantu untuk berdiri lagi setelah duduk .....
Koridor di setiap kawasan Enebling Village, dengan lebar 2.5 meter, dan permukan beton halus, atau conbloc untuk yang tidak dibawah atap.
Â
Enebling Village, lalu terus dikembangkan sebagai serangkaian titik sentuh pada entri dan persimpangan strategis untuk membantu orientasi dan navigasi. Tertama bagi kaum disabilitas dan prioritas atau lansia Singapore.
Setiap bangunan diidentifikasi oleh dinding fitur dengan grafis berwarna. Sebuah langkah awal yang jitu sekali untuk disabilitas low-vision. Pencahayaan eksternal dirancang untuk memberikan suasana taman yang tenang.
Fasad bangunan, drop-off, dan jalan setapak ditekankan sebagai awal dan penghubung di taman. Seni diintegrasikan ke dalam taman dengan mural skala bangunan, menggabungkan karya seni oleh seniman autis.