Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Singapore, Selalu Mengawali Momen Terindah dalam Kehidupanku

1 Agustus 2022   10:15 Diperbarui: 1 Agustus 2022   10:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

By Christie Damayanti

SINGAPORE!

Mungkin, untuk sebagian orang atau traveling, Singapore hanya sebuah tempat atau Negara kecil untuk transit saja, karena ketika aku masih kecil, Singapore memang merupakan "Negara transit" jika aku mau pergi ke tempat2 yang jauh, se[erti Amerika jika kita naik Garuda Indonesia.

Singapore juga mungkin bagi sebagian orang atau traveler merupakan sebuah Negara kecil dan paling dekat dari Indonesia, murah dan dianggap "tidak ada apa2nya", sehingga sekali lagi, Singapore sering "tidak dipedulikan", sebelum orang2 atau travler pergi melihat e negara2 yang lebih jauh.

Tetapi, untukku sendiri Singapore merupakan AWAL DARI SEGALANYA.

Tahun 1976,

Aku masih kelas 1 SD, aku dan adikku 2 orang beserta kedua orang tuaku serta eyang kakung dan eyang ptri dan seorang tanteku, traveling ke Singapore dan menginap di Hotel Holiday Inn di Orchard Road. Dan ini adalah perjalanan pertamaku ke luar negeri, dan Singapore mengawali segalanya.

Kenangan pertama di Singapore, tetap memberkas dikepalaku, sehingga aku bisa mengawali ceritaku tentang Singapore sebagai "urban laboratory" dengan kenangan pertamaku disana.

Dari Singapore, yang bandaranya baru ada di Paya Lebar, kami naik mbil ke Johor Malaysia, itu semua berawal dari Singapore. Setelah itu, beberapa kali kami ke Singapore, memang hanya untuk transit, Cuma tidak lebih dari 3 hari, sebelum atau setelah dari Negara lainnya.

Berkali2, bepuluh2 kali ke Singapore, sampai akhirnya aku terserang stroke tahun 2010 di San Francisco, dan setelah itu, 3x aku ke Singpore dengan kursi roda .....

Singapore tahun 1976, adalah ketika aku mengawali perjalananku keluar negeri yang pertamakali saat aku duduk di kelas 1 SD .....

Tahun 2012,

Setelah aku terserang stroke tahun 2010, karena aku adalah seorang traveler akut, aku tidak mau terkukung terus karena stroke ini. Sehingga, aku merencanakan traveling ke Eropa dengan 2 orang anakku selama 1 bulan tahun 2014, krena tahun itu anakku yang pertama akan masuk ke universitas, dimana pasti susah sekali untuk mencocokan waktu libir dengan adiknya dan dengan aku sebagai ekerja juga.

Dari situ, aku berencana untuk mencoba otakku yang sidah cacat ini, untuk terbang "rendah dan cepat" ke Singapore, sebagai uji coba ku untuk bisa terbang ke tempat yang lebih jauh dengan terbang tinggi.

Pasca stroke sebenarnya, agak riskan untuk terbang jauh dan tinggi diatas puluhan ribu kaki dari permukaan laut, makanya dengan diskusi berasa dokter2ku, mereka menyarankan untuk bsa uji coba dulu, bagaimana "rasa" otak, ketika nantinya aku harus terbang rendah dulu serta tdak lama, yaitu ke Singapore.

Tahun 2012 ini, aku mengajak 2 orang anakku dan kedua orangtuaku untuk berlibur selama 1 minggu di Singapore, termasuk aku harus juga uji coba anak2ku untuk bisa melayaniku dengang kursi rodaku, yang kami akan datangi ke Eropa, next di tahun 2014.

Dan, sukses!

Aku bersama 2 orang anakku, terbang ke Eropa tahun 2014 selama 1 bulan. Itu berkat Singapore, untuk uji coba ku sebelum erbang ke negeri yang lebih jauh .....

Singapore tahun 2012, adalah ketika aku mengawali langkahku selanjutnya traveling ke luar negeri, setelah aku mengalami serangan stroke tahun 2010 .....

Tahun 2016,

Hanya berdua anakku yang kecil, perempuan, kami menjelajah Singapore untuk mengawali hidupku tanpa Michelle anakku, yang tahun 2017 kemudian akan terbang untuk kuliah, kerja dan tinggal di Tokyo Jepang!

"Me Time with Daughetr", adalah konsep yang kuusung untuk saling berbagi dengan anakku, sebelum aku kehilangannya. Bersenang2 berdua, ngobrol dan aku memberikangift apapun yang dia inginkan dari Singapore untuk dia tinggal di Tokyo. Sebuah pengalaman dan enangan yang sangat manis, yang melibatkan ibu dan anak.

Tahun 2017, 2018 dan 2019 akhirnya aku terbang ke jepang berkali2 setelah aku yakin aku mampu traveling sendirian tanpa siapapun disampingku, dengan kursi roda ajaibku.

Tahun 2016-2017 pun, aku mampu terbang ke USA bersama anakku dan ibuku, mengunjungi adikku yang tingaal di Dallas, Texas. Tanpa otakku bermasalah sebagai seorang pasca stroke. Puji Tuhan!

Singapore tahun 2016, adalah saat aku mengawali hidupku tanpa Michelle anakku, yang kulepas mandiri untuk kuliah, bekerja dan menetap sendirian di Tokyo Jepang .....

Tahun 2022,

Aku traveling ke Singapore, benar2 sendirian dengan kursi roda ajaibku untuk survey disabilitas. Hanya ditemani oleh Tuhan, yang ternyata DIA mengirimkan "malaikat pelindung" untukku yang terbaik, yang selalu ada disaat2 aku membutuhkannya.

Singapore tahun 2022 ini, merupakan awal dari rencana serangkaian perjalananku untuk keliling dunia. Mempersiapkan buku2 baruku tentang "Disabilitas di 4 Benua". Aku akan membawa konsep2 terbaik dari 4 benua yang aku kunjungi, untuk bisa menjadi insporasi yang dimodifikasi bagi Indonesia.

Semua akan kurangkum menjadi sebuah story-board besar tentang kepedulianku dan perjuanganku untuk disabilitas Indonesia, dan akan menjadi belasa buku tentang "Disabilitas di 4 Benua".

Tentang disabilitas di Singapore ini pun, aka nada 1 atau 2 buah buku yang merangkum semuanya, bukan hanya disabilitas dengan fasdilitas2nya, tetapi juga tentanbg arsitektur Singapore yang benar2 ditata dengan rapi dan menjadi sebuah urban yang inklusi. Sebuah konsep urban dan perencanaan kota Singapore yang sejak awal untuk semua warga Negara, yang ramah tentang apapun, INKLUSI .....

Singapore tahun 2022, saat aku berencana mengawali travelingku keliling dunia utuk mempersiapkan dan menulis banyak buku serta story boar besar, tentang kehidupan serta konsep2  kota ramah disabilitas di 4 benua .....

SINGAPORE!

Negeri Inklusi ini, akan menjadi destinasi utamaku untuk traveling, terdekat dari Indomesia, setelah Jepang. Karena, ada hatiku di Jepang dengan anakku yang menetap disana dan Jepang memang menjadi "negara ke-2" ku.

Singapore akan menajadi "urban laboratory" ku, untu konsep2 perkotaan yang ramah disabilitas, sejalan dengagn beberapa teman arsitekku yang menetap disana .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun