Aku berkeliling dengan mobil, menikmati suasana nyaman Bali dengan konsep modern dan internasional. Dan, aku berharap, seperti inilah Bali yang sesungguhnya. Tidak harus dibandung seperti ini yang modern dan internasional, tetapi fasilitas2 nyalah yang aku sangat harapkan bsa Bali membangun seindah ini.
Fungsi2 perkotaan yang khas Bali, terus dipertahankan, sehingga Bali benar2 selalu dirindukan oleh semua bangasa dunia. Dan, membawa nama Indonesia benar2 harum di mata internasional. Konsep2 arsitektural khas Indonesia itulah yang aku harapkan terus berkembang.
Bukan hanya di Bali saja, tetapi juga di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta yang sekarang ini menjadi kota metropolitan yang "blur" dengan kota2 metropolitan dunia. Itu sangat disayangkan .....
Contohnya,
Angkul-Angkul atau Kori sebagai pintu gerbang yang sudah selalu ada di Bali, untuk membatasi daerah yang berbeda atau tentang budayanya. Pintu gerbang ini bisa uga sebagai divider, yang cantik sebagai konsep arsitektural khas Bali yang sangat cantik! Bravo untuk Bali!
Masuk area ITDC, jalan2nya lebar dengan asplal mulus serta di kanan kirinya terdapat pedestrian lebar, sangat nyaman bari pejalan kaki, termasuk kaum priorotas dan disabilitas.
Bali tidak harus seperti itu, arena tidak bisa dengan konsep seperti itu. Selain memang tentang "tata ruang ang terbatas", juga tentang kehidupan Bali yang memang kenal dengan budayanya. Tetapi, paling tidak Bali harus sudah berpikir tentang merangkul semua warga Bali untuk bisa ikut menikmati Bali dengan hidup yang nyaman dan aman.
Salah satunya adalah dengan menata ulang pedestrian atau trotoar yang terdapat disemua area Bali, untuk keamanan dan kenyamana warga Bali khususnya, juga untuk wisatawan yang datang ke Bali, termasuk aku sebagai wisatawan lokal disabilitas .....