Jalan Legian, dengan pesetrian atau trotoar secara kasat mata, memang sudah nyaman dengan keramik yang di desain, cukup rapih walau tetap kurang nyaman karena:
Lebarnya kurang dari 1 meter, atau ada yang 1 meter, tetapi terdapat streetscape. Dengan perhitungan, lebar pedestrian minimal 180 cm untuk kursi roda tandard (70 cm) + pejalan kaki searah (50 cm) + pejalan kaki berlawanan arah (50 cm) + space 10 cm, ini sangat minimal!
Tidak ada "jalur pemandu" bagi disabilitas netra.
Bahkan, di jalur kiri, aku menangkapjalir pedestriannya hanya sekitar 60 cm saja (foto ke-3)! Bahkan, untuk sebuah kursi roda standard saja, tidak bisa dilewati!
***
Memang, secara kasat mata, pedestrian atau trotoar ini sangat memanjakan. Dimana wisatawan yang berduyun2 kesana, nyaman memakai pedestrian ini. Walau, pada kenyataannya para wisatawan yang berjubel itu akhirnya turun ke permukaan jalan aspal, yang mengebabkan jalan ini selalu macet.
Jika aku survey seperti ini, aku akan mengambil suasana yang sepisupaya fasilitas2 perkotaannya cukup terlihat, bukan foto wisatawannya yang berjubel, hihihi .....
Untuk jalan Legian, mungkin 80% sudah nyaman dengan mata sebagai wisatawan yang normal, dengan fasilitas2 yang cantik khas Bali. Tetapi, tetap tidak naman bagi aku sebagai pengguna kursi roda, dimana aku hanya bisa menikmati Jalan Legian dari atas mobil