Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebenarnya, Apa yang Salah dari Kehidupan Disabilitas di Bali?

22 Juni 2022   14:39 Diperbarui: 22 Juni 2022   15:27 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi www.bali.tribunnews.com

By Christie Damayanti

Sebenarnya, Bali sebagai Pulau Dewata bisa membawa warga disabilitas untuk memblow-up dirinya sebagai insan2 ber-seni budaya khas Bali, 

Sehingga bisa meningkatkan awareness atau tingkat kepedulian lingkungan bahkan pemerintah untuk mulai membangun fasilitas2 bagi warga disabilitas di Bali, termasuk untuk wisatawan2 disabilitas yang datang ke Bali, termasuk untukku .....                                                                                                 

***

Di Indonesia bahkan di seluruh dunia, sebagian besar berita tenang disabilitas itu hanya sekedar menerima bantuan saja. Seakan2 disabilitas tidak mampu melakukan apapun. Dan hanya bisa menerima bantuan.tanpa berbuat apa2.

Disabilitas itu selalu di mana2, hanya menjadi obyek. Obyek penerima bantuan. Obyrk charity. Obyek rasa kasihan. Dan belum ada atau sedikit sekali meliht dsabilitas itu mampu dan berdaya. Karena, disabilitas memang cacat, tetapi mereka bisa melakukan apap7n yang dilakukan orang lain, dengan cara yang berbeda!

Ketika aku mencari tentang disabilitas2 di Bali, karena aku sangat penasaran "apa dan bagaimana disabilitas di Bali", ternyat aku hanya melihat berita2 tetang itu dimana disabilitas Bali hanya sebagai obyek.

Sebut saja yang ada di foto dibawah ini,

Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Dokumentasi www.radarbali.jawapos.com
Semua bicara tentang santunan. Tidak ada yang berbicara tentang pembrdayaan bahkan tentang fasilitas2 yang dibutuhkan oleh disabilitas di Bali! Padaal, selama aku di Bali selama ini sejak aku kecil sp sekarang, kebutuhan disabilitas di Bali (bahkan juga termasuk Jakarta, pasti di kota2 lainnya di Indonesia), benar2 belum terpenuhi .....

Disabilitas merupakan konsep yang berkembang, pastinya. Dari mulai tentang masalah medis dan kedokteran, lalu sampai epada masalah2 sosial, karena disabilitas CENDERUNG menjadi miskin karena mereka masih berpikir untuk hanya "menengadahkan tangannya saja", ketimbang mencari peerjaan walau terbatas.

Dari masalah2 sosial, disabilitas berkembang menjadi tersantun. Dari menerima santunan2 sampai ke charity2 di berbagai kalayak, dimana akhirnya masyarakat jenuh dengan charity karena pada dasarnya banyak carity2 i8tu tidak sampai ke tangan yang berhak menerimanya.

Berkembang lagi, disabilitas  masuk dari penerima dan sebagian kecil disabi8litas masuk ke area penggiat.Menjadi motivator dan bekerja mencari uang tanpa mau menerima belas kasihan dari orang lain. Dan, sepertinya disabiitas Bali masih terhenti di area PENERIMA tanpa berpikir untuk memperjuangkan hak2 nya sebagai disabilitas!

Menurutku, dengan keadaan Bali yang sangat terkenal dengan seni dan budayanya, seharusnya disabilitas Bali mempunyai talenta khusus dalam ragam seni dan budaya Bali.

Bali merupakan wilayah yang memiliki budaya yang unik dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Bagi masyarakat Hindu Bali, kegiatan seni adalah persembahan dan karya cipta juga sebagai persembahan bagi para dewa. Persembahan seni dan karya cipta mengandung makna pembebasan yang ikhlas.

Sedapat mungkin, mereka memersembahkan hasil ciptaanna yang terbaik. Dan, bagi masyarakat Hindu Bali, kegiatan seni adalah persembahan dan karya cipta, karena juga sebagai persembahan bagi para dewa.

Aku tetap tidak menemukan cerita tentang seni dan budaya Bali yang bisa diadaptasikan kepada para disabilitas Bali, sehingga minimal mereka bisa menggugah pemerntah Bali untuk lebih memperhatikan warganya sebagai disabilitas.

Sebuah acara tentang Festival Kesenian Bali, Pentas Penyandang Disabilitas, 6 Oktober 2019, sesaat sebelum pandemic ini yang hanya aku dapatkan dari pencarian di Google. Bagaimana disabilitas daksa diatas kursi roda melantunkan tembang2 Bali dari atas kursi roda.

Menurutku, minimal jika Bali ingin memingkatkan kepeduliannya tentang disabilitas, bisa dengan cara seperti ini, dan yang lainnya dalam ragam seni dan budaya Bali.

Lihat berita tentang ini', https://www.nusabali.com/index.php/berita/60764/festival-kesenian-bali-pentas-penyandang-disabilitas

Dokumentasi www.NusaBalicom
Dokumentasi www.NusaBalicom
Festival Kesenian Bali, Tembang2 Bali dari atas kursi roda .....

Semuanya memang bergantung pada disabilitas nya sendiri, ketika mereka membutuhkan bantuang BUKAN SANTUNAN, tetapi bantuan untuk membangun fasilitas2 disabilitas di perkotaan di lingkungan Bali, dengan cara yang mungkin berbeda dengan koya2 lainnya di Indonesia.

Karena Bali mempnyai cirri khas tersendiri sebagai sebuah pulau yang sarat dengan seni dan budayaya .....

***

Ya, sepertinya aku semakin putus asa mencari data atau referensi tentang kehidupa disabilitas Bali, selain penerima bantuan dan charity saja. Aku tidak menemukan bagaimana pemerintah benar2 peduli tentang warga disabilitasnya, dengan tidak terlihat sama sekali konsep2 disabilitas di perkotaan di Denpasar serta beberapa kota disekitarnya.

Sebagai disabiiltas pengguna kursi roda sebagai turis lokal, aku sangat terimbas. Aku merasakan betapa "aku tidak diperbolahkan" untuk ikut menikmati keindahan Pulau Dewata, ketika aku susah sekali untuk berjalan2 disana.

Bahkan, di tempat2 wisatawana pun, aku tidk bisa melakukannya di atas kursi roda. Aku hanya bisa menikmati jika aku diantar jemput dengan mobl, keliling Bali, karena memang demikian lah adanya.

Stigma tenang disabilitas tidak mampu berbuat apa2, memang sangat membuat mereka tidak bisa melakukan apa2, dimana mereka juga terstigma harus mempunyai seseorang yang bisa menemaninya sebagai car-giver.

Jika car-giver tidak ada, disabilitas merasa akhirya ya hanya sekedar hidup saja, minimal untuk kebutuhan kehari2 saja, tanpa berharap mereka bisa bekerja untuk mendapatkan uang.Padahal, disabilitas itu tetap bisa mendapatkan uang dengan cara yang berbeda!

Ketika Bali sebagai destinasi wisata internasional, seharusnya lah pulau ini mempu mengubah stigma warga nya utuk berbuat lebih untuk hidup mereka. Dengan stigma2 itu sebagai disabilias, akhirnya mereka susah untuk bergerak, yang akhirnya membuat lingkungan bahkan emerintah tidak terdesak untuk bisa membow-up dan membantu mereka.

Lingkingan dan pemerintah tidak aware karena disabiitas itu sendiri sebagian hanya menengadahkan tangannya saja untuk menerima bantuan, sehingga ya mereka akhirnya terbiasa melakukan seerti itu, dan tidak berjuang untuk kehidupan mereka sendiri.

Berjuang untuk disabilitas itu sendiri, bukan mendapatkan uang yang akan segera habis jika tidak ada pendapatan rutin. Berjuang untuk disabilitas it sendiri lebih mencari bantuan dengan membangun fasilitas2 fisik perkotaan sehingga disabilitas lebih nyaman untuk bergerak, salah satunya untuk bekerja.

Berjuan untuk disablitas itu sendiri adalah memperjuangkan hak2 nya untuk bekerja dan melakukan kegiatan yang sama dengan warga non-didablitas. Jika mereka bisa naik tangga, disabilitas harus memerjuangkan untuk bangunan ramp atau lift!

Jika warga non-disabilitas mampu naik bus dan kereta dengan nyaman, disabilitas harus memperjuangkan untuk bisa yang sama dengan fasilitas2 inklusinya di bus atau kereta. Perjuangan2 ini akan dipakai oleh seuruh disablitas, dan bisa digunakan untuk kegiatannya termasuk bekerja, dimana dalam legiatannya dengan fasilitas2 khusus, itu merupakan hak bagi disabilitas untuk melakukan kewajiban2nya sebagai wrga Negara.

Jadi, sebenarnya apa yang salah bagi kehidupan warga disablitas di  Bali?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun