Ini adalah petualanganku di Bali, dimana aku tidak berpikir untuk jalan sendirian, karena ketidaksediaan fasilitas2 disabilitas disana. Bahkan, sejak 12 tahun lalu sebagai disabilitas lumpuh tubuh kanan karena serangan stroke berat tahun 2010 lalu, aku selalu berpikir liburan ke luar negeri, bukan karena mau sombong, tetapi karena memang Indonesia masih susah dengan fasilitas2 disabilitas, jika mau berlibur sendirian.
Hari pertama, memang aku bersama sahabatku. Dia mengajak aku ke Buleleng untuk menikmati surga Buleleng, pemandangan dan makanan dari seorang chef terkenal masakannya enak!
Aku akan mengeksplore perjalananku dari Kuta sampai Buleleng .....
***
Buleleng cukup jauh dari Kuta. Buleleng adalah nama kabupaten dengan ibukota Singarja. Tetapi, aku tidak ke kotanya, melainkan ke sebuah desa sunyi nan cantik di Buleleng, menuju sebuah Dapur Bali Mula, yang cukup terkenal dengan makanan Bali yang enak, arak2 buatan sendiri dan suasana yang full romantic .....
Sahabatku dari Jakarta, seorang sahabat yang sangat lembut dalam membantuku. Aku beruntung bisa bersahabat dengannya, dan memulai hari2ku bersamanya di Bali. Dia menyewa mobil, mengurus kursi roda ajaibku, dan membawaku kesana dengan suasana yang berbeda, di dunia "antah berantah", Bali .....
Perjalanan kami memang sangat romantic, bukan karena dibuat2 tetapi memang pemandangan alam Bali sangat romantic. Terlebih, saat itu siang itu suasana menuju Buleleng setelah di jalan keluar kota, mendung dan berkabut. Bahkan ketika kami sedang menanjak perbukitan pegunungan Batur menuju Buleleng, hujan turun membuat suasana menjadi semakin romantic ...
Aku membuka kaca jendela mobil, dan aku merasakan dinginnya hujan, sehingga kaca mobil tetap aku buka. Sambil bersenandung, kami mengobrol banyak tentang banyak hal, tentang Bali, tentang rencana2, tentang masa depan, dan sebagainya.
Bali memang sebuah tempat yang cantik nan indah. Sebuah pulau romantic, dimana bahkan banyak warga Negara asing datang kesini untuk wisata dan untuk menikah. Dan, perjalanan kami membawa damai luar biasa bagi hatiku, dengan segala permasalahanku yang sedang aku tinggalkan di Jakarta.