Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tantangan Besar bagi Disabilitas Bali! Besar Sekali!

4 Juni 2022   07:24 Diperbarui: 4 Juni 2022   07:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Bagaimana Bali harus benar2 bekerja keras dan cepat untuk mengakomodir bagi disabilitas, termasuk wisatawan disabilitas untuk persaingan global, karena issue disabilitas itu semakin gencar!

Pada dasarnya, masalah besar Indonesia dengan disabilitas adalah STIGMA dan DISKRIMINASI. Sebenarnya bukan hanya Indonesia, tetapi masih banyak negara2 yang melihat disabilitas sebagai "kutuk", walau perlahan semuanya mulai sadar bahwa disabilitas tetap bagian dari kehidupan yang harus di agungkan sebagai Karya Tuhan.

Kenyataan tentang ini membuat aku sebagai bagian dari disabilitas Indonesia bahkan dunia, memberi aku ruang untuk bisa berjuang. Untukku sendiri dan untuk teman2 disabilitas.

Pendekatan kemanusiaan pun, aku rambah. Bukan hanya sekedar memberi atau "give", tetapi justru aku berusaha untuk mengajak an memberdayakan mereka untuk berusaha mandiri dan mulai berpikir apa yang bisa dilakukan untuk hidup dan masa depannya.

Karena pada dasarnya, stigma dan diskriminasi itu sangat sulit untuk dihilangkan. Bahkan, itu bisa aja melekat dalam hidup disabilitas. Sehingga, disabilitas itu harus berjuang sendiri untuk membuktikan betapa mereka pun layak untuk diberi hak2nya untuk melakukan kewajiban2 mereka sebagai warga Negara.

Melihat disabilitas di Bali, aku merasa ada yang harus diperbaiki untuk mereka bisa menikmati kehidupan meeka. Hak2 penyandang disabilitas Bali pun sebenarnya sudah ada dan Bali memiliki Perda No.9/2015, tetapi yang aku baca bahwa petunjuk teknisnya belum ada.

Pemerintah Bali salah satunya berkewajiban untuk terus memberi dukungan semaksimal mungkin kepada penyandang disabilitas. Jadi, jika memang peraturan daerah tentang disabilitas sudah ada sejak tahun 2015, seharusnyalah Bali mulai melakukan pembenahan2 fasilitas2 untuk disabilitas.

Pada kenyataanya, perunahan2 tentang fasilitas2 disabilias, sama sekali belum terlihat secara fisik mata, walau KATANYA selalu didukung oleh masyarakat dan lingkungan setempat! Jika Cuma omong saja, buat apa?

suaradewata.com
suaradewata.com

Dilihat dari foto diatas, aku memperkirakan derajat kemiringan ramp ini,cukup besar, yang membuat kursi roda standard cukup berat untuk dikayuh tangan. Effort disabilitas untuk mengayuh kursi roda dengan kemiringan ramp seperti ini, aka sangat besar! 

Lalu, standar lebar ramp itu terlalu kecil. Terlihat, ramp memakai keramik 30 x 30 cm sehingga lebar ramp 90 cm. Dengan kursi roda standard, ok lah.

Ketika fasilitas2 yang dibangun di Bali (atau di kota2 lainnya di manapun), hanya sekedar FORMALITAS saja, untuk apa dibangun? Buang2 uang, buang2 tenaga dan end-user tetap tidak bisa menggunakannya .....

boughtonnort.co.uk
boughtonnort.co.uk
Bandingkan derajat ketinggian ramp standard yang dibutuhkan oleh pengguna kursi roda atau walker, yang sangat "tipis" sehingga effortmya lebih nyaman untuk mereka. Untuk membangun fadilitas2 yang nyaman untuk disabiiltas itu memang lebih kepada KEPEDULIAN. 

Dengan mengambil area yang lebih panjang dan lebar, memang dibutuhkan sebuah "kepedulian tingkat tinggi", karena area dan luasan yang berlebih ini, bisa saja merupakan area "saleable", sebuah area yang harusnya bisa dijual, tetapi dipakan untuk kepedulian .....

***

Ya, memang aku googling tentang fasilitas2 dan dukungan2 dari pemda Bali, tetapi sangat sedikit ketika aku susah sekali mencari apa yang mereka lakukan untuk disabiiltas di Bali. Banyak dari mereka melakukan dukungan dengan membangun fasilitas di 1 lembaga pun, hanya sedikit atau hanya 1 fasilitas.

Sebagai contoh adalah menyediakan ramp di drpan bangunan yang terasnya berundak2. Itu saja! Ramp nya pun ketika aku melihat dan beberapa aku mencobanya, terlalu terjal, bisa 45 derajat! Itu bukan ramp!

Contoh, di pintu masuk pusat belanja Krishna ByPass, dengan ramp mungkin sampai 45 derajat, dimana aku tidak berani naik ataupun turun walau aku memakai kursi roda elektrik, yang bisa direm, tapi bisa saja tergelincir. Sehingga aku harus minta tolong untuk naik dan turunya, seseorang yang kuat menahan kursi roda elektrikku.

Sayang, aku tidak sempat memotret nya karena saat aku kesana, padat sekali dan hectic denan kursi rodaku ....

Ini sebuah contoh yang sangat sederhana. Memberikan fasilitas untuk wisatawan disabiiltas pun, masih sangat terbatas. Aku Cuma membayangkan, ketika disuatu saat aku sendirian dan tidak ada orang disekitarku, apa yang aku lakukan sebagai pengguna kursi roda, bahkan eketrik pun?

Yang jelas, aku pasti tidak jadi masuk, karena aku tidak yakin utuk bisa naik ramp berderajat tinggi!

***

Aku sangat kesulitan untuk mendapatkan data dan foto yang berhubungan dengan fasilitas untuk disabilitas di Bali. Next, aku ingin berama seorang teman untuk berkeliling dan benar2 detail merekam apa yang ingin aku dapatkan untuk perjuanganku bagi disabilitas Indonesia .....

Yang aku dapatkan dari pencarian di internet adalah awal dari kepedulian yang tetap sangat sedikit. Seperti yang dilansir oleh Koran Tribun-Bali di tahun 2020 (sudah lama!), bahwa mereka mempunyai 11 ribu kasus tentang  disabilitas Bali, yang harus diperhatijan dan ditangani!

Bukan hanya butuh perhatian, tetapi BUTUH DITANGANI DENGAN MEMBANTU MEREKA!

Jika hanya mendukung dengan kata2 dan tidak melakukan apapun, buat apa? Mereka, disabilitas berbagai jenis itu buuh bantuan! Secara fasilitas perkotaan dan lingkungan, secara bantuan dana dan kemanusiaan, dan secara pemberdayaan dan empowerment, supaya mereka bisa hidup dan berkembang!

Dan, pencarianku terus berlanjut sejak subuh dini hari tadi, aku benar2 sangat sedikit menemukan berita dan data tentang kepedulian Bali bagi disabilitas! Aku akan terus mencari dan mengamati, betapa besarnya tantangan disabilitas Bali, untuk mendapatkan hak2 mereka sebagai warga Negara, dan untuk menjalankan kewajiban2 mereka.

Pemberdayaan dan empowerment untuk mereka harus benar2 dilakukan, di dunia global seperti sekarang ini, dengan issue2 dunia tentang disabilitas yang semakin besar!

Hmmmmmm .....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun