By Christie Damayanti
Bagaimana Bali harus benar2 bekerja keras dan cepat untuk mengakomodir bagi disabilitas, termasuk wisatawan disabilitas untuk persaingan global, karena issue disabilitas itu semakin gencar!
Pada dasarnya, masalah besar Indonesia dengan disabilitas adalah STIGMAÂ dan DISKRIMINASI. Sebenarnya bukan hanya Indonesia, tetapi masih banyak negara2 yang melihat disabilitas sebagai "kutuk", walau perlahan semuanya mulai sadar bahwa disabilitas tetap bagian dari kehidupan yang harus di agungkan sebagai Karya Tuhan.
Kenyataan tentang ini membuat aku sebagai bagian dari disabilitas Indonesia bahkan dunia, memberi aku ruang untuk bisa berjuang. Untukku sendiri dan untuk teman2 disabilitas.
Pendekatan kemanusiaan pun, aku rambah. Bukan hanya sekedar memberi atau "give", tetapi justru aku berusaha untuk mengajak an memberdayakan mereka untuk berusaha mandiri dan mulai berpikir apa yang bisa dilakukan untuk hidup dan masa depannya.
Karena pada dasarnya, stigma dan diskriminasi itu sangat sulit untuk dihilangkan. Bahkan, itu bisa aja melekat dalam hidup disabilitas. Sehingga, disabilitas itu harus berjuang sendiri untuk membuktikan betapa mereka pun layak untuk diberi hak2nya untuk melakukan kewajiban2 mereka sebagai warga Negara.
Melihat disabilitas di Bali, aku merasa ada yang harus diperbaiki untuk mereka bisa menikmati kehidupan meeka. Hak2 penyandang disabilitas Bali pun sebenarnya sudah ada dan Bali memiliki Perda No.9/2015, tetapi yang aku baca bahwa petunjuk teknisnya belum ada.
Pemerintah Bali salah satunya berkewajiban untuk terus memberi dukungan semaksimal mungkin kepada penyandang disabilitas. Jadi, jika memang peraturan daerah tentang disabilitas sudah ada sejak tahun 2015, seharusnyalah Bali mulai melakukan pembenahan2 fasilitas2 untuk disabilitas.
Pada kenyataanya, perunahan2 tentang fasilitas2 disabilias, sama sekali belum terlihat secara fisik mata, walau KATANYA selalu didukung oleh masyarakat dan lingkungan setempat! Jika Cuma omong saja, buat apa?