Behari2 aku disana sendirian,yang awalnya aku mempunyai misi dan visi sendiri, tetapi semuanya sungguh berubah dan sangat mengecewakan luar biasa! Tetapi, setelah aku berpikir banyak dengan bantuan seorang teman untuk curahan hati lewat telpin karena dia berada di Jakarta, aku kembali "menemukan jati diriku", yang menghilang, karena kekecewaanku.
Itulah sebabnya, aku sempat 2x menambahkan hari2ku disana, bahkan bela2in tikat terbang pulang hangus dan "terpaksa" aku membeli tiket pulang baru, itu karena aku masih membutuhkan waktu untuk healing hatiku lebih jauh lagi.
Aku merasakan sebuah "rasa" yang kuat menembus relung hatiku untuk terus bisa merangkul kekecewaanku sedemikian, memeras air mataku sampai kwring, sehingga aku bisa merasakan "rasa" yang lebih tenang karena emosi dan air mataku sudah kerng ......
Tidak! Aku tidak menangis sama sekal di Bali!
Aku hanya berjuang untuk meredam rasa kekecewaanku tentang sesuatu, yang tidak bisa aku ungkapkan dan tidakbisa aku ceritakan kepada siapaun. Ketika aku tidak bisa mengungkapkan semuanya kepada apapun dan siapapun, itu akan menimbulkan semacam depresi, menuju kehancran.
Ak sadar dengan hal tersebut, sehingga aku berusaha sekali untuk bisa meredan dan akhirnya mengeksplore diriku dengan caraku selamadi Bali! Dan, Bali juga menjadi sebuah saksi hdupku, salah satu bagian dari hatiku yang belum pernah aku ungkaplan kepada siapapun.
Ya, Bali merupakan sebuah tempat yang menadi saksi hidupku, yang tersksplore sedemikian rupa, yang mungkin tidak akan terlihat adri bagian manapun dalam keidupanku ,,,,,,
Yang terakhir,
Bali menjadi sebuah tempat untuk refreshing dan recharging hidupku, yang sudah sekian lama berada di ujung tanduk, sebagai manusia dan perempuan biasa. Sebuah tempat yang mampu membuka dan menelanjangi diriku sedemikian rupa, yang akhirnya melahirkan aku lagi menajdi seorang pereumpuan yang semakin tangguh dan mandiri, dengan keterbatasan2ku serta kursi roda ajaibku!
Aku pulang dengan dunia yang berbeda walau tetap ada rasa mellow yang tidak bisa bueksplore, walau masih di Bali. "Rasa" yang terpendam dan tidak mampu diunggah karena meang tidak mampu. Tuhan tahu itu, dan aku tahu Tuhan memang tidak mengijinkan aku melakukan itu ......