Tetapi, saya senang2 saja, tanpa beban, kaena saya diberi uang dari bulik2 saya yang baju anak2nya saya jahitkan. Senang sekali, karena sebagai anak kost, saya mendapat tambahan uang saku di Yogyakarta, setelah liburan selesai.
Saya pun berlanjur belajar membuat pola. Belajar dari pola2 yang waktu itu banyak terdapat di majalah2 wanita, dan saya ubah2 sesuai yang saya inginkan. Tetapi, saya justru tidak pernah menjahitkan baju saya sendiri.
Jadi, memang sejak kecil saya bisa dan pandai menjahit pakaian, walau dengan cara yang sangat sederhana. Baru, setelah saya tua, untuk memasukkan benang ke jarum pun, saya sangat kesulitan. Menjadikan saya malas menjahit.
Hanya sesekali saja, jika ada yang benar2 perlu dijahit atau diperbaiki, barulah saya membuka mesin jahit saya.
Jangan salah, saya pernah menjahit banyak baju untuk membantu perekonomian kluarga, membantu suami saya, dengan menjahit pakaian jadi anak2 dan dijual berkeliling, ketika kami baru menikah dan tinggal di Jakarta.
Jakarta, 15 Januari 2012
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti yang aku tuliskan diatas, mesin jahit ibu, dibelikan bapak sekitar tahun 1976 dan ibu di kursus kan bapak untuk membordir. Da sejak saat itu sampai aku lulus SD sekitar tahun 1982, ibu benar2 melakukan hobi ibu untuk menjahit, menyulam dan kruistik. Sayang, karya2 ibu belum terabadikan .....
Nantiilah, jika aku menemukan karya ibu, akan kutuluskan semuanya.....
                                                         Â