Seperti ibu almarhum. Dengan "sampah" nya yang menumpuk di rumah beliau, saat ibu masih muda, sampah2 tersebut dibat sebagai kerajinan tangan. Contohnya, duli ibu memang suka menjahir, sehingga ibu menyimpan sisa2 kain jahitannya sampai 1 doos!
Saat itu aku masih SD, dan ibu mengumpulkan ibu2 komp;eks tempat kami tinggal di Gudang Peluru saat arisan, ibu mengajarkan kreasi kain bekas, untuk lukisan dengan mencontoh dari buku, perca2 untuk bikin tas bahkan ibu sering membuat baju untukku dengan kain2 perca, yang hasilnya cantik sekali!
Atau, kertas2 warna bekas kami anak2nya menggunting, ibu sipan, dan dengan pinsil ibu memutar2 kertas2 bekas berwarna warni yang sudah direkatkan, sampai menjadi lukisan kupu2! Aku ingat betul ibu membuatnya!
Tetapi, setelah beliau semakin renta, ibu jarang melakukan itu lagi, tetapi pengumpulan sampah2 itu tetap terjadi, sampai akirnya ibu dipanggil Tuhan, dan aku serta kedua adikku mulai bingung harus bagaimana memanage barang sampah koleksi ibu .....
Akhirnya, selama 1,5 tahun setelah ibu meninggal, rutin aku memanggil pemulung yang selaliu lewat di drpan rumah kami, dan memang dibina oleh ibi sejak lama dan sempat dibelikan gerobak untuk mengangkut hasil pulunganya, Bu Darmi namanya.
Aku bawakan kardus2 sebanyak 1 gudang, yang dilipat2 oleh ibu. Pernah aku bawakan 2 buah TV 14 dan akhirnya bisa dibetulkan oleh temannya bu Darmi. 1 buah dipakai sendiri, 1 buah lagi dijual dengan harga lumayan tinggi dibanding dengan TV rusak.
Nah, bulan lalu, Bank Sampah msuk ke kompleks tempat aku tinggal dan sudah presentasi, tetapi aku tidak ikut melihat presentasinya. 2 minggu lalu, Bank SAmpah datang dan banyak warga kompleks yang membawa sampah2nya.
Dan, baru 2 minggu kemudia, hari Sabtu kemarin tanggal 5 Maret 2022 lalu, aku datang kesana, di Taman RW komleks tempat tinggal ku, untuk "membuang sampah". Bu Utami, Ketua RT 004 kompleks kami, membantuku untuk minta teman sekompleks bersama tukang untuk membawakan sampah2 dari rumahku. Si tukang membawa tang untuk mencopot sebuah rak besi yang sudah karatan dan tidak terpakai, dan dijual sbagai besi tua lewat Bank Sampah.
Si tukang dari Ibu Utami, yang membantuku untuk melepas rak besi untuk "kubuang" ke Bank Sampah PELANGI ......
Â