By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Pagi Ini, Sopir Taksi Blue Bird [Bodong?] Melecehkanku!
Hasil Investigasi tentang Sopir Taksi Blue Bird yang Melecehkanku
Taxi konvensional Blue Bird, memang sudah aku "tinggalkan", karena konsep taxi yang dipanggil hanya dngan 1 klik itu, benar2 membantu banyak orang, terutama aku. Taxi online. Taxi Blue Bird meang waktu itu mempunyai masa2 kejayaan mereka, dan aku pun pernah merasakannya sebagai pengganti supirku, jika supir pribadiku tidak bisa datang .....
Tetapi, memang aku saat itu belum berpikir untuk menuliskan seperti ini, sehingga hanya saat2 sekaang inilah yang aku ingat untuk menuliskannya disini. Terutama, saat2 aku dilecehkan oleh taxi Blue Bird dan apresiasiku kepada Taxi Blue Bird yang lain.
Saat2 sekarang aku berlangganan taxi online, kadang2 aku tetap harus dengan taxi Blue Bird, kaena di saat2 sibuk, semua memang harus dicoba. Sekarang ini, Blue Bird berkolaborasi dengan GoCar, sehingga ketika aku mencari Grab tidak dapat, lalu ke GoCar pun tidak dapat, tiba2 bisa saja Blue Bird akan datang. Dan, itu tidak bisa terhindarkan, jika memang kita mau cepat .....
Bedanya, memang Blue Bird adalah taxi konvensional, walaupun Blu Bird pun mempunyai panggilan online "My Blue Bird", tetapi argo tetap berjalan.
Maksudnya, tariff Blue Bird itu tetap memakai argo, dan di aplikasi baik dari "My Blue Bird" atau lewat GoCar, tarifnya sekitaran, bukan pasti, sehingga jika macet ya kita akan membayar lebih mahal, dibanding taxi online yang sudah pasti harganya.
Jadi, untukku sendiri Blue Bird memang sudah aku tinggalkan, walau sekali2 jika aku butuh cepat dan taxi online baik Grab atau GoCar susah didapat, aku memang harus mencari Blue Bird.
Tetapi, dengan kejadian pelecrhan waktu itu,di artikel2 sebelum ini, jujur aku sudah benar2 trauma karena ketika di aplikasi Blue Bird yang ada adalah nomor pintu taxi, bukan nomor polisi, yang sering tidak terdeteksi oleh mata kita.
Baiklah, suatu saat setelah aku trauma dengan pelecehan Blue Bird itu, aku pun kembali lagi harus mencari Blue Bird karena aku memutuhkan taxi segera. Dan, aku segera mencari Blue Bird hari itu .....
***
Hari itu, aku harus segera ke Jl. Medan Merdeka Barat ke Kantor Kementerian Komifo karena harus meeting mendadak dengan Direktur Pos Indonesia, Bp Ikhsan Baidirus. Waktunya cukup mepet, jadi aku bergerak di 3 aplikasi, siapa yang cepat aku akan memutuskan untuk naik itu. Dan, ternyat aku mendapatkan Blue Bird, lalu Grab dan GoCar aku cancel.
Blue Bird pun datang, tidak lama setelah itu,ke Lobby APL Tower, tempat aku bekerja. Dengan dibantu oleh anak buahku serta security ku, aku dibantu untuk naik ke Bule Bird, dan duduk di kursi depan, sebelah supir, seperti biasa.
Seperti biasa juga, aku memlai mengajak ngobrol driver Blu Bird ini. Pak Ahmad Irfan, seorang pekerja kantoran yang di PHK dan baru 2 tahun dia bekerja di Blue Bird sebagai pengemudi.. Kerja keras, kerja jujur sampai akhirnya dia selalu dapat bonus trip dan pendapatannya sampai lebih dari 1,5jt sehari setelah setoran! ..... Â .....
Wah! Aku benar2 terkesan dengan kerja kerasnya! Ini benar2 driver andalan, bukan seperti driver Blue Bird yang melecehkanku, dan melambatkan jalan mobilnya guna mendapat bayaran lebih tinggi dariku, waktu itu!
Pak Ahmad terus berceita dengan bangga, tentang apa yang dikerjakan dan hasilnya untuk apa. Beliau semangat bercerita kepadaku, selama 2 tahun beliau bekerja sebagao driver Blue Bird, uangnya selain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari2 keluargnya, beliau bisa membangun sekolah Madrasah di kampngnya, di Garut, yang menamung anak2 yang tidak mampu disana ....
Wah! Aku benar2 kagum!
Apalagi, bagaimana beliau bercerita ketika beliau sempat bingung dan terpuruk ketika baru mendapat berita PHK dari kantornya. Sempat tidak bekerja apa2 sebelum istrinya menyarankan untuk bekerja sebagai driver Blue Bird, dan beliau melakukannya.
Aku pun semakin merenung, betapa jika kita benar2 membuka hati dan jiwa kita untuk Tuhan masuk dalam kita, DIA yang akan membawa kita sesai dengan Rencana NYA. Dan, aku pikir memang jalan Tuhan Untuk pak Ahmad Irfan itu adalah untuk membangun sekolah untuk menampung anak2 tidak mampu!
Memang, tidak ada yang tidak mungkin, ketika Tuhan berkenan! Luar biasa!
Setelah sampai Kantor Kementerian Kominfo di Jl. Medan Merdeka Barat saat itu, aku memberikan beliau uang 50 ribu untuk pembayarannya seitar 30 rb, dan aku katakana, kembaliannya untuk beliau saja, karena beliau tidak punya uang kembalinnya.
"Gpp pak. Ambil saja kemhaliannya", kataku, yang memang ingin memberikan lebih untuk beliau untuk mengapresiasikannya.
Tahu apa yang dia jawab? "Ga usah bu. Saya ihklas" ..... Maksudnya, beliau tidak mau uang 50 ribuku karena beliau tidak punya kembaliannya!
Astaga lagiiii ....
Dan aku minta nomor rekeningnya. Dan, sore itu, aku akan transfer 100 ribu langsung ke rekrningnya. Terima kasih, pak Ahmad Irfan, atas inspirasi yang besar kepadaku! Senang sekali aku bisa mengenal beliau .......
Tuhan memang selalu siap datang dan membantu mat NYA, terutama yang selalu mematuhi ajaran2 NYA ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H